Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Menentukan Keju Berjamur Masih Layak Makan atau Enggak

ilustrasi keju gorgonzola (pexels.com/Kaboompics.com)

Keju adalah salah satu produk olahan susu yang banyak digemari karena rasanya yang kaya dan teksturnya yang beragam. Dari yang lembut seperti Brie hingga yang keras seperti Parmesan, keju memiliki tempat istimewa di berbagai hidangan.

Namun, ada satu masalah klasik yang sering terjadi: keju berjamur. Saat menemukan bercak jamur di permukaan keju, kamu mungkin bertanya-tanya, "Masih bisa dimakan gak, ya?" Nah, supaya gak bingung, simak panduan berikut ini agar kamu tahu kapan keju masih aman dikonsumsi dan kapan harus dibuang.

1. Ketahui perbedaan jamur yang baik dan buruk

ilustrasi keju brie (pexels.com/Kaboompics.com)

Keju memang dibuat dengan bantuan jamur tertentu, seperti jamur putih pada Brie atau garis-garis biru pada Gorgonzola. Tapi gak semua jamur pada keju itu aman.

Sebagian besar jamur yang tumbuh secara alami di keju memang gak akan membuatmu sakit, tapi bisa mengubah rasa menjadi kurang enak. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara jamur yang memang bagian dari keju dan jamur yang muncul karena penyimpanan yang kurang tepat.

2. Keju keras bisa diselamatkan, keju lembut sebaiknya dibuang

ilustrasi keju cheddar (pixabay.com/pixabay)

Apabila keju yang terkena jamur adalah jenis keju keras seperti Parmesan atau Cheddar, kamu cukup memotong bagian yang berjamur sekitar 2-3 cm dari area yang terkontaminasi. Ini karena jamur gak bisa menembus ke dalam keju yang teksturnya padat.

Sebaliknya, keju lembut seperti Ricotta atau Mascarpone sebaiknya langsung dibuang jika ada tanda-tanda jamur. Ini karena kelembapan tinggi dalam keju lembut membuat jamur lebih mudah menyebar ke seluruh bagian keju.

3. Warna jamur juga menentukan

ilustrasi keju camembert (pexels.com/Laker)

Gak semua jamur pada keju memiliki dampak yang sama. Kalau kamu menemukan jamur putih berbulu atau sedikit kehijauan, itu biasanya masih bisa diselamatkan dengan memotong bagian yang berjamur. Tapi kalau jamurnya berwarna hitam atau abu-abu dan keju mulai berbau amonia, sebaiknya langsung dibuang karena ini tanda bahwa keju sudah rusak dan rasanya pun gak akan enak lagi.

4. Jika keju lembap dan berbau menyengat, segera buang

ilustrasi keju (pexels.com/Kaboompics.com)

Bau yang gak biasa juga bisa jadi indikator apakah keju masih layak dikonsumsi. Keju memang punya aroma khas, terutama jenis keju fermentasi.

Tapi jika baunya terlalu menyengat dan menusuk hidung, apalagi mirip amonia, ini pertanda kalau keju sudah gak layak makan. Selain itu, jika keju terasa lebih lembap dari biasanya, ini juga bisa jadi tanda awal pembusukan.

5. Jangan panik kalau gak sengaja makan keju berjamur

Ilustrasi keju parut (pixabay.com/Wounds_and_Cracks)

Kebanyakan jamur pada keju gak beracun. Jadi kalau kamu gak sengaja memakan sedikit bagian yang berjamur, gak perlu panik. Perut manusia memiliki asam lambung yang cukup kuat untuk membunuh spora jamur dalam jumlah kecil. Tapi kalau setelah makan kamu merasa mual atau mengalami reaksi alergi seperti gatal-gatal, sebaiknya segera periksa ke dokter.

Cara menyimpan keju agar gak cepat berjamur

ilustrasi pasta keju (pexels.com/Ronmar Lacamiento)

Menyimpan keju dengan benar bisa mencegah pertumbuhan jamur yang gak diinginkan. Beberapa tips penyimpanan keju yang bisa kamu coba:

  • Bungkus keju dengan kertas khusus keju atau kertas perkamen, bukan plastik agar kelembapannya tetap terjaga.
  • Simpan di laci sayur dalam kulkas karena suhu dan kelembapannya lebih stabil.
  • Jika memungkinkan, gunakan wadah kedap udara untuk keju lembut agar lebih tahan lama.
  • Beri label tanggal pembelian agar kamu tahu kapan pertama kali membelinya.

Pilih keju yang tahan lama jika jarang dikonsumsi

ilustrasi keju gouda (pexels.com/Mark Stebnicki)

Kalau kamu sering lupa menyimpan keju dengan benar, lebih baik pilih keju yang punya daya tahan lebih lama. Keju seperti Parmesan, Pecorino, atau Gouda yang sudah tua lebih tahan lama dibanding keju lembut karena kadar airnya lebih rendah sehingga lebih sulit bagi jamur untuk tumbuh. Selain itu, keju keras juga lebih fleksibel dalam penyimpanan karena gak gampang berubah tekstur atau rasa meskipun disimpan lebih lama.

Keju berjamur memang bisa bikin bingung. Tapi dengan memahami jenis keju dan jenis jamur yang muncul, kamu bisa menentukan apakah keju masih bisa dimakan atau harus dibuang. Keju keras bisa diselamatkan dengan memotong bagian yang berjamur, sementara keju lembut sebaiknya langsung dibuang.

Penyimpanan yang tepat juga sangat penting agar keju tetap segar lebih lama. Jadi, lain kali kalau menemukan keju dengan bercak jamur, kamu sudah tahu harus berbuat apa!

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
L A L A .
EditorL A L A .
Follow Us