6 Kuliner Khas Vietnam yang Mirip Hidangan Filipina, Tahu Bedanya?

Pho yang tergolong sup terbuat kaldu sapi khas Vietnam yang disantap dengan mie putih kenyal, irisan daging, dan sayuran segar. Isian dan rempah yang digunakan untuk membuat kaldu pho dipengaruhi oleh budaya kuliner China. Sedangkan penggunaan daging sapi baru di Vietnam baru dikenal pada masa kolonial Prancis.

Sedangkan batchoy merupakan sup mie yang disajikan dengan daging dan jeroan babi. Batchoy memiliki cita rasa yang berbeda di setiap wilayah di Filipina seperti batchoy Tagalog menggunakan misua dan batchoy tradisional yang menambahkan sedikit darah babi.

Selanjutnya ada thit kho trung dan adobo yang tampilannya sangat mirip. Bahan utama yang digunakan juga serupa, yakni daging babi dan telur. Gak heran kalau kerap dibilang “kembaran yang telah lama hilang”.

Thit kho trung, hidangan berbahan daging babi dan telur yang direbus dalam saus karamel dan air kelapa. Saus karamel yang digunakan bukan jenis untuk topping es krim, melainkan untuk masakan seperti mie, kari, dan salad. Rasanya manis, gurih, asin, dan memberikan aroma smoky. 

Thit kho trung sering disajikan sebagai lauk pendamping nasi pada acara khusus seperti Imlek, berbeda dengan adobo yang menjadi hidangan sehari-hari di kalangan masyarakat Filipina.

Adobo memang mirip, tapi telur hanya sebagai bahan opsional. Rasanya cenderung manis dan asam karena menggunakan cuka sebagai salah satu bumbunya. Walau adobo umumnya menggunakan daging babi, tapi ada pula yang menggunakan ayam atau tahu.

Gak cuma makanan berat, camilan goi cuon khas Vietnam juga punya “kembaran” di Filipina yang disebut lumpiang sariwa. Goi cuon mirip lumpia, tapi dibungkus dengan rice paper yang transparan. Isinya berupa sayuran dan daging, kemudian disajikan dengan saus cocol. 

Kalau lumpiang sariwa dibungkus menggunakan kulit yang lebih tebal, berbahan tepung, telur, dan susu. Isinya didominasi sayuran segar, kadang diberi tambahan potongan daging atau tahu. Disajikan dengan siraman saus bercita rasa manis dan gurih.

Bo kho dan mechado terbuat dari bahan utama yang sama, yakni daging, kentang, dan wortel. Kemudian dimasak bersama saus tomat yang kental. Bumbunya juga mirip seperti bawang bombay, jahe, dan rempah-rempah Asia.

Bo kho khas Vietnam disantap dengan telur, bihun, atau baguette yang baru dipanggang. Sedangkan mechado khas Filipina menjadi lauk pendamping nasi. Lebih lezat jika menggunakan nasi yang masih hangat.

Beralih menuju hidangan menyegarkan khas Vietnam, che ba mau yang mirip dengan halo-halo. Keduanya dikenal sebagai hidangan penutup penuh warna yakni berupa es serut, kacang, dan krim yang manis.

Che ba mau berarti hidangan penutup tiga warna, biasanya merah, hijau, dan kuning. Rasanya ringan dan aromanya manis. Terbuat dari jeli aneka warna, kacang merah, kacang merah, krim kelapa, dan es serut. 

Halo-halo terbuat dari bahan yang hampir sama, tapi menambahkan beberapa isian yang lebih banyak seperti nangka, es krim ubi, daging kelapa muda, dan nata de coco. Tambahan lainnya menggunakan susu evaporasi dan tentunya es serut.

Satu lagi nih kuliner khas Vietnam yang mirip dengan hidangan Filipina, trung vit lon. Trung vit lon merupakan kuliner ekstrem terbuat dari telur bebek yang telah menjadi embrio dan direbus. Makanan ini disajikan dengan garam, merica, dan sayur rau ram. Ada pula yang menyajikannya dengan jeruk, jahe, serta acar pepaya.

Balut khas Filipina juga memiliki tampilan yang sama. Beda dengan makanan lain yang disantap dengan berbagai bahan, balut justru disantap saat masih hangat setelah direbus. Cara menyantapnya dengan mengupas sedikit bagian cangkang telur, kemudian menyesap sedikit air di dalamnya. Lalu, kupas semua bagian cangkang dan menyantap bagian isinya.

Beberapa makanan khas Vietnam dan Filipina di atas tampak mirip. Namun, rasanya dapat berbeda karena telah disesuaikan dengan selera masyarakat di masing-masing negara. Ada hidangan yang cocok di lidahmu?