Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
wedang ronde (instagram.com/pakdhedjayus.1972)

Jika kalian bertanya apakah ada minuman yang ramah lambung, jawabannya tentu ada. Selain air putih, ada minuman tradisional yang ramah dengan lambung sehingga cocok dikonsumsi ketika berbuka puasa.

Gak perlu cari inspirasi minuman dari luar negeri. Tujuh minuman tradisional di Indonesia ini bisa dijadikan pilihan berbuka, biar gak melulu manisnya es buah atau teh hangat manis. Apa saja?

1. Wedang secang

wedang secang (instagram.com/desip_lestari)

Minuman tradisional yang menghasilkan warna merah merona ini terbuat dari campuran jahe, serutan kayu secang, kapulaga, kayu manis, dan daun serai. Cara meraciknya mudah sekali, karena semua bahan tinggal direbus bersama.

Rasa manis wedang secang bisa dari gula pasir atau gula batu. Namun, banyak orang yang berpendapat jika wedang secang nikmat banget dibuat dengan menggunakan gula batu. Tertarik mencoba?

2. Wedang ronde

wedang ronde (instagram.com/yusiardhikakuliner)

Tak cuma melepas dahaga saat berbuka, wedang ronde juga bikin perut jadi kenyang berkat bola-bola ronde yang terbuat dari tepung beras dengan isian kacang cincang. 

Kuah wedang ronde sendiri terbuat dari kombinasi jahe, gula merah, dan daun pandan. Supaya meriah, tak sedikit pembuat ronde menambahkan kacang tanah yang telah disangrai juga kolang-kaling ke dalam sajian ini.

3. Bandrek

bandrek (instagram.com/bandrek555)

Bandrek bisa dibilang sebagai versi lain dari wedang jahe. Hanya saja, terdapat tambahan rempah-rempah lainnya di dalam racikannya. Rempah tersebut meliputi cengkih dan kayu manis.

Keberadaan dua rempah tambahan tadi memengaruhi rasa bandrek yang membuatnya lebih sega  dan memiliki aroma tajam yang sedap. Untuk rasa manis bandrek sendiri biasanya perpaduan gula pasir dan gula merah. Tak sedikit juga yang menambahkan daun serai pada racikan bandrek supaya lebih bersensasi, lho.

4. Sarabba

sarabba (instagram.com/rumah_tambora)

Siapa bilang merica hanya ada pada makanan saja? Ternyata ada minuman tradisional yang diracik dengan merica, yakni sarabba.

Selain merica, minuman ini juga diracik menggunakan rempah-rempah, seperti jahe, kayu manis, dan daun serai. Rasa manisnya sarabba biasanya berasal dari gula merah. Uniknya, dalam racikan sarabba terdapat tambahan santan sehingga memberi rasa gurih dan teksturnya lebih kental.

5. Sekoteng

wedang sekoteng (instagram.com/the.lucky.belly)

Tak cuma wedang ronde, sekoteng termasuk minuman tradisional yang juga memiliki isian. Oleh karena itu, minuman ini mengenyangkan disamping melepas dahaga.

Isian sekoteng sendiri terdiri dari roti tawar, kacang, kacang hijau, pacar cina, sampai kolang-kaling. Sedangkan kuah sekoteng diracik dari jahe, kayu manis, cengkih, gula, dan susu.

6. Wedang pekak

wedang pekak (instagram.com/fadhilahherbal.official)

Ternyata gak cuma sarabba saja yang menggunakan merica sebagai bahan baku. Ada wedang pekak juga yang menggunakan merica serta rempah-rempah lainnya sebagai bahan baku.

Rempah-rempah tersebut meliputi jahe, cengkih, kayu manis, merica, dan daun serai. Seperti namanya, ciri khas wedang ini terdapat pada pekak yang tak lain adalah bunga lawang.

7. Wedang pejuh

wedang pejuh (instagram.com/h.e.r.l.i.n.a.c.s)

Wedang pejuh terbuat dari campuran jahe, jeruk pomelo, daun jeruk, dan kental manis. Rasa minuman tradisional ini cukup unik, lho. Perpaduan pedasnya jahe, manisnya susu, dan sedikit asam karena jeruk pamelo ada dalam minuman ini. Gak cuma enak, wedang pejuh juga bisa mengganjal perut dari rasa lapar, lho.

Meski racikan bahan pembuatannya berbeda-beda, ada satu kesamaan pada minuman tradisional tadi, yakni menggunakan jahe. Jahe sendiri rempah yang punya manfaat baik bagi tubuh, terutama sistem pencernaan. Oleh karena itu, minuman yang mengandung jahe ramah sekali dengan lambung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team