TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perbedaan Daging Dry Aged dan Daging Biasa, Sudah Tahu?

Mana ya yang paling enak dijadikan steak?

ilustrasi daging dry aged dan daging biasa (unsplash.com/macrz | unsplash.com/llioangharad)

Pernah dengar daging dry aged? Daging dry aged adalah daging yang mengalami proses khusus untuk menghasilkan tekstur lebih lembut. Biasanya daging dry aged disajikan sebagai steak dengan cita rasa yang berbeda dari daging biasa.

Lantas, apa bedanya daging dry aged dengan daging biasa? Daripada penasaran, yuk simak ulasan berikut ini.

1. Warna dan proses aging

ilustrasi daging dry aged (unsplash.com/macrz)

Warna daging dry aged biasanya lebih pucat, tampak kering, dan padat. Hal ini disebabkan karena melalui proses dry aging, yaitu menggantung daging yang sudah dipotong dalam mesin khusus dengan suhu sekitar 1-2 derajat Celcius. Proses tersebut berlangsung selama 7-120 hari.

Sedangkan, warna daging biasa lebih merah dan tidak memerlukan proses aging khusus. Kamu dapat mengolahnya segera setelah daging dipotong. Jadi, tidak perlu menunggu waktu berhari-hari untuk menyantapnya.

2. Rasa dan aroma

ilustrasi daging biasa (unsplash.com/sergeykotenev)

Rasa daging dry aged lebih intens, kompleks, dan kaya dengan aroma unik setelah proses aging yang panjang. Proses dry aging membuat rasa yang lebih kuat karena bagian lemak lebih banyak air dibandingkan bagian tanpa lemak. Ada pula yang melumuri daging dry aged dengan mentega, keju, atau minyak truffle untuk memberikan rasa dan aroma khas.

Rasa dan aroma daging biasa tidak sekuat daging dry aged, tergantung pada jenis dagingnya. Sebab, daging sapi yang masih segar tidak akan mengeluarkan bau amis yang menusuk.

3. Tekstur

ilustrasi daging dry aged (commons.wikimedia.org/Pannet)

Proses dry aging menghasilkan tekstur daging yang lebih lembut karena seratnya terurai daripada daging biasa. Sebab, proses ini membuat otot daging berkontraksi dan hancur. Itulah sebabnya daging dry aged biasanya menggunakan bagian daging yang memiliki banyak jaringan otot. 

Sedangkan, tekstur daging biasa lebih padat dan sedikit kenyal daripada daging dry aged. Justru daging biasa yang lembek dan mudah hancur menjadi pertanda bahwa mulai busuk.

Baca Juga: 7 Resep Daging Sapi Cincang yang Simpel untuk Lauk Makan Seminggu

4. Cara menyimpan

ilustrasi daging biasa (freepik.com/jannoon028)

Daging dry aged membutuhkan lemari penyimpanan khusus. Selama masa penyimpanan, kelembapan daging perlu dijaga supaya tetap berkisar antara 75-80 persen. Ruangan yang digunakan juga harus harus memiliki sirkulasi udara yang baik.

Daging biasa dapat disimpan dengan cara yang lebih sederhana. Cukup dengan menyimpannya dalam suhu minimal di bawah 2 derajat Celcius untuk membuatnya bertahan berhari-hari. Namun, kamu tetap harus memeriksanya secara berkala apakah tetap layak dikonsumsi atau tidak.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya