TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Matcha, Bubuk Teh Hijau Jepang Multifungsi dan Sehat!

Berasal dari negara Cina kemudian dibawa ke negara Jepang

ilustrasi penggunaan matcha (pexels.com/Cherisha Norman)

Siapa di sini yang suka memesan minuman matcha latte atau matcha mille crepes saat berkunjung ke kafe? Baik minuman atau dessert tersebut menggunakan bahan dasar matcha.

Tapi, apa itu matcha?

Matcha adalah bubuk berwarna hijau lumut yang berasal dari daun teh Camellia sinensis yang ditumbuk. Mengutip Medical News Today, matcha tidak sama dengan teh hijau karena untuk membuat matcha memerlukan proses yang berbeda.

Sama-sama berasal dari Camelia sinensis tetapi tanaman yang akan diolah menjadi matcha khusus ditanam di tempat yang tidak terlalu terekspos oleh sinar matahari. Kemudian saat panen daunnya dipetik lalu ditumbuk dengan menggunakan mesin menjadi bubuk.

Seperti yang sudah diketahui, matcha sering diasosiasikan dengan budaya dan cita rasa kuliner di negara Jepang. Akan tetapi ada cerita menarik di balik penggunaan matcha baik sebagai minuman ataupun bahan dasar untuk membuat dessert. Ingin tahu lebih lanjut? Simak fakta unik dari matcha berikut ini yuk!

1. Berawal dari Dinasti Song di Cina

ilustrasi daun teh hijau (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Daun teh yang diproses menjadi bubuk pertama kali dibuat di negara Cina sewaktu masa Dinasti Song. Langkah ini dibuat agar teh tidak menjadi busuk dan dapat dibawa bepergian.

Namun, penyebaran budaya minum teh termasuk ke Jepang terjadi pada masa Dinasti Tang. Pada masa Dinasti Tang hanya golongan aristokrat serta diplomat dan biarawan yang datang berkunjung yang dapat minum teh.

Merangkum laman livejapan, teh hijau masuk ke negara Jepang berkat dua sarjana Buddha bernama Saicho dan Kukai yang membawa bibit daun teh hijau dari negara Cina ke Jepang. Disebutkan pula teh hijau menjadi terkenal di kalangan anggota kerajaan karena biarawan Buddha bernama Eichu menyajikan teh hijau ke Kaisar Saga.

Kaisar menyukai minuman teh ini sehingga beliau membuat perkebunan teh di Kansai di tahun 816. Teh hijau yang dikonsumsi oleh anggota kerajaan saat itu belum berupa matcha.

 

Baca Juga: 5 Kesalahan Membuat Matcha yang Bikin Rasanya Pahit, Perhatikan!

2. Matcha mulai dikenal di Jepang berkat biarawan Buddha bernama Myoan Eisai

Kyoto, Jepang (pexels.com/Stephan Streuders)

Myoan Eisai adalah seorang biarawan Buddha dari Jepang yang berkunjung ke Cina. Lewat kunjungannya ke Cina, beliau mendapati bahwa ada 2 bentuk teh hijau yaitu berupa daun dan bubuk. Eisai mencoba minuman yang terbuat dari bubuk teh hijau tersebut dan merasakan khasiatnya.

Eisai kemudian kembali ke Jepang dengan membawa bibit tanaman teh ke Fukuoka sebelum akhirnya ditanam di halaman kuil di Kyoto. Bibit teh hijau yang ditanam di Kyoto kini dikenal dengan nama Uji Tea. Tidak hanya itu saja, beliau juga menulis buku tentang teh berjudul "Kissa Yojoki".

Buku ini berisi tentang manfaat mengonsumsi matcha untuk tubuh, cara menanam teh, dan cara menyeduhnya. Eisai mempelajari semuanya itu saat berada di Cina. Bubuk teh hijau tersebut kemudian disebut matcha di bahasa Jepang." Ma" artinya bubuk dan "cha" artinya teh.

3. Hanya kaum elite yang dapat minum matcha di Jepang

ilustrasi upacara minum teh di Jepang (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Merangkum laman Weasel Tea, buku yang ditulis oleh Eisai diberikan kepada Minamoto no Sanetomo yang adalah shogun ketiga dari Kamakura Shogunate, Minamoto mencoba matcha untuk mengatasi efek mabuk setelah minum minuman beralkohol.

Dilansir Mizuba Tea, matcha yang dulunya diasosiasikan dengan kegiatan atau ritual keagamaan berubah menjadi simbol kemewahan yang diminum oleh kelompok pejuang atau tentara selama masa Kamakura Shogunate di abad ke 13.

Kondisi ini berlangsung hingga abad ke 16 yang mana aktivitas minum teh disebut rite of tea atau tea ceremony dan dinikmati oleh golongan menengah ke atas.

4. Upacara minum teh Jepang

ilustrasi peralatan yang digunakan sewaktu upacara minum teh (pexels.com/Pixabay)

Seperti yang disebutkan di poin sebelumnya, rite of tea hanya dilakukan oleh kelompok menengah ke atas dan pelaksanaan acara ini disiapkan secara khusus. Misalnya peralatan yang digunakan untuk menyedu terbuat dari porselen, kemudian landskap halaman didesain khusus termasuk dengan ruangan untuk minum teh.

Salah satu figur terkenal dalam evolusi upacara minum teh di Jepang adalah Sen no Rikyu. Upacara minum teh yang dulunya hanya dinikmati oleh golongan menengah ke atas, pada abad ke 17 dapat dinikmati oleh siapa saja.

Prosedur dan pengalaman yang dirasakan saat mengikuti upacara minum teh dilatarbelakangi oleh elemen spiritual untuk memberikan suasana ketenangan serta pembaharuan bagi mereka yang mengikutinya.

 

Baca Juga: 5 Jenis Madu yang Paling Cocok untuk Minuman Teh, Tambah Sedap!

Verified Writer

Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya