7 Jenis Food Fraud yang Beredar di Pasaran, Harus Pintar Memilih!

Apakah itu food fraud? Berikut penjelasannya

Food fraud merupakan istilah yang merujuk pada penggantian, pencampuran, atau penambahan bahan berbahaya pada makanan atau minuman yang diproduksi. Food fraud jadi salah satu pelanggaran pada industri pangan karena dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi konsumen. Perusahaan pangan yang terbukti melakukan food fraud dapat dikenakan sanksi atau bahkan penutupan perusahaan secara paksa. 

Pemalsuan pangan ini masih marak terjadi di Indonesia demi mendapatkan keuntungan ekonomi yang tinggi. Sebagai konsumen, kita harus waspada dalam memilih pangan yang akan dikonsumsi. Berikut ini adalah 7 food fraud yang kerap terjadi di Indonesia.

1. Mencairkan bahan utama produk dengan bahan lain

7 Jenis Food Fraud yang Beredar di Pasaran, Harus Pintar Memilih!ilustrasi susu (unsplash.com/Elizabeth Dunne)

Jenis food fraud yang pertama yaitu mencairkan produk dengan bahan berkualitas rendah atau disebut juga dengan dilution. Penambahan produk dengan bahan berkualitas rendah ini dilakukan untuk menambah ukuran berat atau penampilan. Bahkan ada pula yang menambahkannya dengan bahan kimia untuk membuat karakteristik produk semakin menarik. 

Salah satu contoh produk dari aksi dilution ini yaitu penambahan air biasa ke dalam susu segar. Selain itu, ada pula penambahan larutan gula ke madu murni untuk menambah ukuran produk. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian lebih dalam memilih produk yang benar-benar asli dan berkualitas tinggi.

2. Mengganti komposisi dengan bahan berkualitas lebih rendah

7 Jenis Food Fraud yang Beredar di Pasaran, Harus Pintar Memilih!ilustrasi makanan berbahan seafood (unsplash.com/Vinicius Benedit)

Selanjutnya ada penggantian bahan makanan dengan bahan lain dengan kualitas yang sangat rendah dibandingkan bahan utama atau disebut juga dengan substitution. Perilaku ini sangat melanggar karena bisa menyebabkan konsumen terkena alergi atau penyakit lain karena bahan makanan yang tidak tercantum pada kemasan. Pelaku penggantian bahan makanan ini akan menjual bahan dengan kualitas tinggi pada konsumen sebagai daya tarik agar cepat laku.

Contoh dari substitution yaitu mengganti mengganti ikan salmon dengan ikan yang berkualitas lebih rendah. Tujuan dari melakukan penggantian bahan ini yaitu membuat dana produksi semakin kecil, tetapi tetap mendapatkan harga jual yang tinggi.

Pelaku penggantian bahan makanan ini memang harus dilaporkan dan diberi sanksi karena melakukan pemalsuan yang berisiko bagi konsumen.

3. Menyembunyikan kualitas asli produk

7 Jenis Food Fraud yang Beredar di Pasaran, Harus Pintar Memilih!ilustrasi daging (unsplash.com/Sergey Kotenev)

Jenis food fraud yang kerap beredar di pasaran selanjutnya yaitu menyembunyikan kualitas asli dari produk menggunakan bahan-bahan berbahaya. Contoh paling mudah yang sering ditemukan yaitu menambahkan pewarna pada daging yang tidak segar atau ayam tiren. Tujuan dari melakukan pemalsuan ini yaitu untuk menggaet konsumen agar tertarik membelinya. 

Pelaku pemalsuan jenis ini layak untuk diberikan sanksi. Mereka tidak jujur terhadap kualitas produk yang sebenarnya sudah tidak layak konsumsi. Selain itu, mereka juga tidak peduli dengan kesehatan konsumen jika mengonsumsi produk yang dia jual.

Baca Juga: 12 Potret Ekspektasi vs Realita Beli Makanan Jepang, Sad Food!

4. Label kemasan pada produk yang tidak sesuai

7 Jenis Food Fraud yang Beredar di Pasaran, Harus Pintar Memilih!ilustrasi produk pangan dalam kemasan (unsplash.com/J.luis Esquivel)

Pelaku food fraud juga biasanya akan memalsukan label yang tertera pada kemasan. Contoh label yang tercantum pada kemasan yaitu logo halal yang sebenarnya belum mendapatkan label tersebut dari MUI. Kasus lainnya yaitu klaim minuman sari buah yang sebenarnya hanyalah minuman berperisa buah. 

Kasus pemalsuan label kemasan atau mislabelling ini sangat marak terjadi di pasaran. Oleh karena itu, perlu sekali untuk mengecek kandungan gizi produk dari kemasannya langsung atau melakukan double check melalui informasi dari internet. Pastikan produk yang kita konsumsi memiliki kualitas yang baik dan layak untuk dikonsumsi.

5. Penambahan bahan berbahaya pada komposisi

7 Jenis Food Fraud yang Beredar di Pasaran, Harus Pintar Memilih!ilustrasi makanan berwarna menarik (unsplash.com/Joanna Kosinska)

Mungkin pernah mendengar berita adanya penambahan bahan yang berbahaya pada produk untuk memberikan keuntungan bagi produsen. Salah satu yang biasa kita dengar adalah penambahan formalin berlebih pada makanan agar awet atau pewarna tekstil agar produk memiliki warna yang menarik. Kasus tersebut merupakan contoh dari unapproved enhacement

Pelaku pemalsuan produk ini tentunya tidak akan mencantumkan bahan yang dilarang pada tabel komposisi. Mereka juga akan mengklaim produknya tidak memiliki bahan berbahaya agar membuat konsumen tergiur. Perilaku mereka ini patut sekali untuk dikenakan sanksi yang setimpal karena tidak jujur pada konsumen.

6. Meniru merek produk yang lebih ternama

7 Jenis Food Fraud yang Beredar di Pasaran, Harus Pintar Memilih!ilustrasi snack (unsplash.com/Georgia Vagim)

Kasus food fraud yang marak terjadi di Indonesia berikutnya yaitu meniru merek produk lain. Biasanya menggunakan merek yang lebih terkenal, tetapi produk yang dijual memiliki kualitas yang jauh di bawah produk aslinya. Tujuan dari pelaku peniruan ini adalah mendapatkan konsumen yang menginginkan produk asli dengan harga yang lebih murah. 

Kasus ini bisa kita temukan pada produk makanan ringan yang dibungkus plastik biasa, kemudian diberi label dari merek ternama. Produk seperti ini masih marak tersebar di e-commerce dan memiliki banyak penggemar. Hal ini dikarenakan mereka percaya bahwa produk yang dijual asli milik merek ternama dan ada pula yang membelinya karena murah meriah. 

7. Menjual produk yang dilarang atau di bawah standar

7 Jenis Food Fraud yang Beredar di Pasaran, Harus Pintar Memilih!ilustrasi snack (unsplash.com/Denny Muller)

Terakhir adalah menjual produk yang dilarang atau ilegal dan juga memiliki kualitas di bawah standar. Siapa sangka bahwa kasus ini masih marak terjadi di kalangan penjual nakal demi mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri. Produk pangan yang seharusnya tidak layak edar menjadi tersebar di kalangan masyarakat. 

Sebagai konsumen, tugas kita hanya teliti dan selektif memilih produk pangan yang berkualitas. Memang tidak mudah, apalagi banyak sekali pelaku food fraud yang tidak jujur mencantumkan komposisinya pada kemasan. Konsumen awam seperti kita akan mudah tergiur dan tergocek dengan penawaran yang diberikan. 

Sebisa mungkin untuk memilih makanan yang sudah terpercaya aman dan berkualitas. Kita juga hanya bisa mengharapkan penjagaan yang ketat dari pihak yang berwajib agar produk pangan yang tersebar bisa aman dikonsumsi. Semoga pelaku food fraud juga dapat segera diberikan sanksi agar perilakunya tidak merugikan konsumen.

Baca Juga: 6 Bahan Makanan Harus Dihindari Bagi yang Punya Masalah Jerawat 

Annisah Nurrahmatillah Photo Verified Writer Annisah Nurrahmatillah

Just wanna be a journalist

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya