Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret green coffee
Potret green coffee (freepik.com/jcomp)

Sekarang ini, kopi bukan sekadar minuman, tetapi seolah sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat. Di Indonesia sendiri, terdapat berbagai jenis dan kreasi kopi yang kini dapat dinikmati, seolah tidak ada kata bosan untuk mengeksplorasi rasanya. Di antara sekian banyaknya sajian kopi, pernahkah kamu mendengar green coffee?

Green coffee atau kopi hijau konon memiliki manfaat untuk membantu penurunan berat badan. Selain untuk mendapatkan manfaat kesehatan tubuh, green coffee juga dapat dikonsumsi sehari-hari. Lanta, apa itu green coffee? Selengkapnya, simak penjelasannya di bawah ini, yuk!

1. Apa itu green coffee?

Green coffee merupakan biji kopi mentah atau setengah matang dari buah Coffea. Biji kopi mentah kemudian diproses dan dikeringkan, tapi belum disangrai. Green coffee dapat berasal dari jenis kopi arabika maupun robusta.

Biji green coffee berukuran kecil dan berbentuk oval, warnanya hijau pucat, biasanya berkisar antara abu-abu kehijauan hingga light olive. Tidak seperti biji kopi sangrai yang rapuh dan permukaan berminyak, biji green coffee terasa keras saat disentuh, kering, agak kasar, dan matte. Saat diseduh, minuman green coffee seperti cairan bening berwarna kuning kehijauan pucat, tanpa foam, crema, atau permukaan yang berminyak.

Biji kopi yang tidak melalui proses penyangraian tersebut lebih ringan, keras, dan sulit digiling. Minuman green coffee dari biji kopi yang belum dipanggang berbeda dengan matcha atau green tea. Cara penyajiannya pun beragam, ada yang diseduh setelah digiling, diekstrak untuk menghasilkan konsentrat atau bubuk, kemudian dicampur dengan air maupun minuman lain.

2. Cara pembuatan green coffee

Potret pembuatan green coffee (pexels.com/1500mcoffee)

Biji green coffee melalui langkah pertama berupa pemanenan buah kopi, ada yang menggunakan pemetikan strip, ada pula yang selektif. Proses strip yakni memanen semua buah kopi sekaligus, sedangkan selektif hanya memanen yang sudah matang. Setelah itu, buah kopi akan diproses untuk menghilangkan lendir, zat lengket di sekitar biji kopi menggunakan air atau metode mekanis.

Proses selanjutnya, biji kopi dikeringkan dengan cara dijemur atau pengeringan mekanis. Kemudian, dikupas untuk menghilangkan lapisan luar yang tersisa dan menghasilkan biji green coffee. Biji kopi disortir berdasarkan ukuran, berat, dan cacat untuk memastikan kualitas serta konsistensi.

Jika ingin membuat minuman green coffee, kamu bisa merendam biji green coffee semalaman. Setelah itu, rebus hingga 92 derajat Celsius selama 15 menit. Dinginkan selama 10–15 menit, lalu saring dan sisihkan biji kopi, air yang telah dipisahkan dengan biji kopi itulah minuman green coffee.

Kalau kamu punya green coffee giling, bisa menggunakan cara lebih sederhana. Seduh bubuk kopi dalam French press atau alat seduh serupa menggunakan air panas sekitar 10 menit, lalu saring dan bisa diminum. Sebaiknya kamu menggunakan green coffee dengan tingkat gilingan medium-fine untuk hasil terbaik.

3. Seperti apa rasa green coffee?

Jangan bayangkan bahwa aroma dan rasa green coffee seperti kopi yang telah sangrai. Rasa green coffee ada sentuhan herbalnya yang menyerupai rumput, sedikit rasa pahit, hampir seperti sayuran. Aromanya sedikit seperti tanah dengan perpaduan rumput segar atau kacang-kacangan mentah.

Green coffee rasanya lebih ringan dibandingkan kopi biasa, kekentalannya mirip matcha atau teh herbal. After taste-nya meninggalkan rasa kering yang lembut, sedikit pahit, dan kesegaran yang samar dan bertahan lama. Keasamannya pun ringan dan segar, cenderung seperti teh hijau daripada rasa manis jeruk dari kopi sangrai.

4. Perbedaan green coffee dan kopi biasa

Potret green coffee dan kopi biasa (pexels.com/haticehuma)

Perbedaan utama green coffee dan kopi biasa atau kopi sangrai terletak pada cara pemanasan biji kopi, yang dapat mengubah tampilan, aroma, dan rasanya. Biji green coffee adalah biji kopi yang belum disangrai, mempertahankan rona hijau pucat, aroma rumput yang lembut, rasa seperti sayuran yang halus, tanpa aroma kopi yang khas. Sebaliknya, kopi biasa telah dipanaskan dengan suhu tinggi, menghasilkan biji kopi bernuansa cokelat, aroma yang lebih kuat dan kaya.

Kandungan kafein green coffee lebih rendah dibandingkan kopi biasa. Jenis kopi ini juga dapat disimpan dengan baik selama berbulan-bulan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku kopi sangrai. Berbeda halnya dengan kopi sangrai yang harus segera digunakan dan siap dikonsumsi.

5. Cara menyimpan biji green coffee

Green coffee tetap segar selama 6–12 bulan, tetapi biasanya aromanya hambar atau bahkan beraroma kayu setelah setahun. Biji green coffee sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Kamu bisa menggunakan rak untuk mencegah kontak dengan lantai dan mengurangi paparan kelembapan.

Simpan di tempat terpisah dari bahan yang menghasilkan bau menyengat atau bahan kimia untuk menghindari kontaminasi. Selain itu, manfaatkan kemasan kedap udara untuk membuatnya tetap segar. Kamu bisa menggunakan biji green coffee untuk diseduh langsung maupun stok sebelum membuat kopi sangrai.

Nah, sekarang kamu sudah tahu apa itu green coffee. Biji kopi tanpa melalui proses penyangraian dengan rasa, serta aroma yang berbeda dari kopi biasa.

Apakah kamu pernah mencicipinya? Jika iya, bagikan pengalamanmu di kolom komentar, ya!

Editorial Team