Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi memotong daging sapi (unsplash.com/ Kyle Mackie)
ilustrasi memotong daging sapi (unsplash.com/ Kyle Mackie)

Setiap kali memasak daging sapi, hal pertama yang sering jadi perhatian adalah soal bumbu dan lama memasaknya. Padahal, satu hal dasar, seperti cara memotong daging pun, bisa membuat hasil akhir jauh berbeda.

Saat Idul Adha, daging kurban melimpah dan pasti ingin diolah jadi berbagai masakan. Salah satu teknik penting yang sering disebut adalah memotong daging sapi melawan arah serat agar teksturnya Terasa lebih empuk saat matang.

Meski terdengar sepele, praktik ini sebenarnya punya penjelasan cukup logis dan bisa memengaruhi kenyamanan saat makan. Lantas, benarkah memotong daging sapi melawan serat bikin hasilnya lebih empuk? Coba kamu simak faktanya berikut ini, ya!

1. Cara memotong daging memengaruhi tingkat empuknya

ilustrasi memotong daging sapi (unsplash.com/Martin Hvězda)

Struktur otot pada daging sapi tersusun dari serat panjang yang membentuk jaringan. Kalau potongan mengikuti arah serat, hasilnya bisa lebih alot karena otot-otot itu tetap utuh dan perlu tenaga lebih saat dikunyah. Tapi jika dipotong melawan arah serat, otomatis serat-serat itu terputus dan potongannya jadi lebih pendek, hasil akhirnya pun terasa lebih empuk di mulut.

Teknik ini banyak digunakan di dapur profesional, karena memang sudah terbukti membantu tekstur jadi lebih lembut, apalagi pada bagian daging yang cenderung keras. Di saat Idul Adha, teknik ini bisa sangat berguna ketika mengolah daging kurban dalam jumlah besar. Dengan teknik potong yang tepat, masakan sederhana pun bisa terasa lebih istimewa.

2. Arah serat daging harus diperhatikan sejak awal

ilustrasi daging sapi (unsplash.com/David Foodphototasty)

Kalau dilihat sekilas, permukaan daging sapi sering tampak polos, tapi kalau diamati lebih dekat, kamu bisa melihat garis-garis halus memanjang, maka itulah seratnya. Mengenali arah serat ini penting supaya potongan daging tidak salah arah. Karena begitu salah potong, efeknya akan terasa setelah dimasak: daging jadi keras, susah dikunyah, dan bumbunya pun kurang meresap.

Khusus saat mengolah daging kurban, sering kali proses pemotongan dilakukan cepat-cepat tanpa memperhatikan arah ini. Padahal, kalau sejak awal sudah tahu arah seratnya, proses berikutnya jadi lebih mudah. Apalagi kalau daging akan dipakai untuk memasak rendang atau semur yang perlu waktu masak lama dan tekstur yang lembut.

3. Waktu terbaik memotong daging bukan saat baru disembelih

ilustrasi memotong daging sapi (unsplash.com/Usman Yousaf)

Setelah penyembelihan, daging sapi mengalami proses alami bernama rigor mortis, yaitu otot-otot mengencang sementara. Kalau daging langsung dipotong atau dimasak dalam kondisi ini, teksturnya bisa sangat keras. Maka dari itu, diamkan dulu beberapa jam agar ototnya kembali rileks dan lebih mudah dipotong maupun diolah.

Hal ini berlaku juga saat mengolah daging kurban di hari Idul Adha. Banyak yang buru-buru ingin memasak daging segar, tapi justru dapat hasil yang alot. Memberi waktu sekitar 4–6 jam untuk “istirahat” bisa membuat teksturnya jauh lebih bersahabat. Hasilnya? Masakan pun terasa lebih enak tanpa perlu dimasak terlalu lama.

4. Alat potong yang tepat bikin hasil lebih rapi dan bersih

ilustrasi memotong daging sapi (unsplash.com/thapanee srisawat)

Pisau yang digunakan juga tidak kalah penting. Pisau terlalu kecil atau tumpul bisa membuat potongan jadi tidak rata, bahkan merobek serat daging. Untuk memotong daging sapi, sebaiknya gunakan pisau tajam dengan bilah panjang agar bisa memotong dalam satu tarikan tanpa menekan terlalu keras.

Di momen Idul Adha, saat daging kurban harus dipotong dalam jumlah banyak, pisau yang tajam akan sangat membantu mempercepat proses pemotongan tersebut. Selain itu, hasil potongannya pun lebih bersih dan tidak membuat daging terlihat seperti disobek. Potongan yang rapi juga memengaruhi tampilan masakan akhir, terutama jika daging akan ditumis atau dibuat sate.

5. Ketebalan potongan juga pengaruhi hasil akhir masakan

ilustrasi memotong daging sapi (unsplash.com/Usman Yousaf)

Bukan cuma arah dan alat potong, ketebalan irisan juga punya peran besar. Kalau daging sapi dipotong terlalu tebal, bagian dalamnya bisa sulit matang. Sebaliknya, kalau daging sapi diiris terlalu terlalu tipis, daging justru malah bisa cepat kering dan teksturnya jadi kurang nikmat. Jadi, ketebalan irisan daging sapi yang ideal harus disesuaikan dengan jenis masakan yang akan dibuat.

Untuk masakan seperti sate atau tumis, potongan tipis lebih disarankan. Sementara itu, untuk masakan berkuah atau berbumbu pekat seperti gulai, potongan agak tebal justru membantu menjaga bentuk daging saat dimasak lama. Dengan sedikit perhatian pada hal-hal teknis seperti ini, daging kurban yang kamu olah bisa terasa lebih lembut dan matang sempurna.

Memotong daging sapi bukan sekadar proses awal sebelum memasak, tapi bisa memengaruhi tekstur, rasa, dan kenyamanan saat menyantapnya. Dengan teknik yang benar, daging sederhana bisa jadi sajian yang lebih berkesan. Informasi tentang cara memotong daging sapi ini pasti bermanfaat bagi kamu, langsung praktikkan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team