Benarkah Mencuci Daging Bikin Lebih Bersih dan Sehat?

Mungkin kamu pernah mendengar kalau mencuci daging sebelum dimasak itu wajib, biar lebih bersih dan aman dimakan. Apalagi kalau belinya di pasar tradisional, aroma amis dan darah yang masih menempel sering kali bikin kamu merasa harus membilasnya dulu.
Namun, benarkah mencuci daging bikin ia lebih bersih dan sehat? Atau justru sebaliknya, ada risiko yang tersembunyi di baliknya? Beberapa orang bahkan merendam daging dengan air lemon atau cuka sebelum dimasak. Tujuannya untuk menghilangkan bakteri, bau, atau kotoran. Namun, kamu perlu tahu bahwa gak semua yang kelihatan bersih itu berarti aman, lho!
1. Mencuci daging menyebarkan bakteri ke permukaan lain

Kelihatannya sepele, tapi saat kamu mencuci daging mentah di bawah air mengalir, cipratan air bisa membawa bakteri ke wastafel, meja dapur, bahkan alat masak di sekitarnya. Hal ini justru meningkatkan risiko kontaminasi silang ke makanan lain, terutama makanan yang gak akan dimasak lagi, seperti buah atau salad.
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dengan tegas menyarankan untuk tidak mencuci daging sebelum dimasak. Menurut mereka, tindakan ini malah memperbesar kemungkinan penyebaran patogen penyebab keracunan makanan.
2. Air biasa gak efektif membunuh bakteri pada daging

Kalau tujuanmu mencuci daging adalah untuk menghilangkan bakteri, kamu perlu tahu fakta jika air keran biasa gak akan cukup efektif membunuh bakteri. Bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Campylobacter bisa tetap bertahan meskipun kamu sudah membilasnya berkali-kali.
Menurut studi dalam Journal of Food Protection, mencuci daging dengan air biasa tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah bakteri pada permukaan daging. Satu-satunya cara efektif untuk membunuh patogen adalah dengan memasak daging sampai matang sempurna.
3. Rendaman cuka atau lemon hanya mengurangi bakteri, bukan menghilangkan sepenuhnya

Beberapa orang memilih merendam daging dalam campuran air dan cuka atau air lemon. Secara budaya, praktik ini umum di beberapa negara, seperti wilayah Karibia. Memang, menurut studi dalam Meat Science, rendaman asam, seperti cuka atau lemon, bisa membantu mengurangi jumlah bakteri di permukaan daging.
Tetap perlu dicatat, pengurangan jumlah bakteri gak berarti daging jadi sepenuhnya aman. Penelitian tersebut belum menunjukkan bahwa metode ini bisa membunuh virus, seperti norovirus atau hepatitis A. Jadi, meskipun kelihatan lebih bersih, risikonya masih ada kalau kamu gak memasaknya dengan benar.
4. Memasak daging sampai suhu tertentu jauh lebih aman

Daripada repot mencuci dan takut salah langkah, cara terbaik untuk memastikan daging aman dimakan adalah dengan memasaknya sampai suhu internal yang tepat. CDC menyarankan suhu minimal 74 derajat Celsius untuk ayam dan 63—71 derajat Celsius untuk daging sapi tergantung tingkat kematangannya.
Kamu bisa pakai termometer daging untuk cek suhu bagian dalam. Ini jauh lebih akurat dan aman daripada sekadar menebak dari warna atau tekstur daging.
5. Kebersihan dapur dan tangan jauh lebih penting

Daripada mencuci daging, lebih baik kamu fokus pada menjaga kebersihan dapur. Cuci tangan dengan sabun minimal 20 detik sebelum dan sesudah memegang daging mentah.
Gunakan talenan terpisah untuk daging dan sayur. Lap permukaan dapur dengan desinfektan, terutama setelah memotong bahan makanan mentah. Menurut Food Safety and Inspection Service (FSIS), langkah-langkah ini jauh lebih efektif dalam mencegah kontaminasi makanan daripada mencuci daging itu sendiri.
Kebiasaan mencuci daging sebelum dimasak memang sudah jadi tradisi di banyak rumah tangga. Namun, setelah tahu fakta-fakta ilmiahnya, kamu bisa mempertimbangkan ulang kebiasaan ini.
Daripada fokus mencuci, lebih baik jaga kebersihan tangan, alat masak, dan pastikan daging dimasak hingga matang sempurna. Itu cara terbaik untuk menjaga kesehatan kamu dan keluarga. Jadi, lain kali sebelum refleks mencuci daging di wastafel, perlu diingat gak semua yang kelihatan bersih itu aman. Lebih baik mencegah daripada harus mengobati.