Kamu pasti sering melihat berbagai jenis kue cantik di etalase toko roti, kan? Beberapa di antaranya seperti éclair, croissant, atau millefeuille yang menggoda. Nah, dua jenis adonan yang sering digunakan untuk membuat kue-kue ini adalah choux pastry dan puff pastry.
Walaupun sama-sama berasal dari dapur Prancis dan terlihat mirip, sebenarnya ada banyak perbedaan di antara choux dan puff pastry. Yuk, kita bahas lebih detail supaya kamu gak bingung lagi!
Choux pastry dibuat dengan teknik yang unik tapi sederhana. Adonan ini dimulai dengan merebus mentega, susu, gula, dan garam, lalu dicampur tepung hingga teksturnya mirip kentang tumbuk. Setelah itu, telur ditambahkan untuk memberikan struktur dan kelembutan pada adonan. Adonan choux ini kemudian dipipihkan ke dalam berbagai bentuk seperti bundar, lonjong, atau bahkan berbentuk angsa.
Berbeda dengan choux, puff pastry membutuhkan proses yang lebih rumit dan memakan waktu. Puff pastry menggunakan teknik laminasi, yaitu melapisi adonan dengan mentega, lalu menggulung dan melipatnya berkali-kali. Proses ini menghasilkan lapisan-lapisan tipis yang akan mengembang saat dipanggang.
Karena tekniknya yang rumit, puff pastry memerlukan kesabaran ekstra dibandingkan choux pastry.
Setelah dipanggang, choux pastry menghasilkan kue dengan kulit yang kokoh di luar tapi kosong di dalam. Ruang kosong ini sengaja diciptakan untuk menampung isian seperti krim, es krim, atau bahkan saus keju.
Sebaliknya, puff pastry memiliki lapisan-lapisan yang renyah dan lembut, tanpa ruang kosong di tengahnya. Adonan ini gak bisa diisi seperti choux, tetapi lebih sering digunakan sebagai dasar untuk pie, tart, atau dessert berlapis seperti millefeuille.
Choux pastry mengandalkan telur sebagai bahan kunci. Telur membantu adonan mengembang dan menciptakan tekstur yang kuat tetapi elastis. Selain itu, telur juga memberikan rasa sedikit gurih dan warna keemasan pada kulitnya.
Sementara itu, puff pastry lebih menonjolkan penggunaan mentega. Lapisan-lapisan dalam puff pastry terbentuk berkat mentega yang dipadukan dengan adonan selama proses laminasi. Hasilnya? Tekstur yang renyah dan rasa yang kaya mentega.
Choux pastry biasanya digunakan untuk kue-kue manis seperti éclair, profiteroles, atau croquembouche. Namun, adonan ini juga cocok untuk hidangan gurih seperti gougères, yaitu choux yang diberi tambahan keju.
Puff pastry lebih fleksibel dalam aplikasi masakan. Selain dessert seperti napoleons dan fruit tart, puff pastry sering digunakan untuk hidangan gurih seperti vol-au-vent, beef wellington, atau bahkan pastry isi daging dan sayuran.
Saat kamu menggigit choux pastry, kamu akan merasakan kulitnya yang sedikit renyah di luar, tapi lembut dan berisi di dalam. Rasanya jadi semakin nikmat karena isian krim atau saus di dalamnya.
Sebaliknya, puff pastry memberikan pengalaman makan yang lebih berantakan, tapi tetap lezat. Lapisan-lapisan tipisnya sering kali hancur menjadi serpihan kecil yang renyah setiap kali digigit.
Sekarang kamu sudah tahu perbedaan antara choux pastry dan puff pastry, bukan? Walaupun keduanya sama-sama enak dan ikonik, masing-masing punya karakteristik yang unik dan cocok untuk berbagai jenis hidangan.
Di antara keduanya, mana nih yang jadi favoritmu?