ilustrasi brownies glueten free (vecteezy.com/Witsanu Patipatamak)
Berbeda dari makanan cepat saji yang dijual massal, makanan sehat biasanya menyasar konsumen tertentu. Target penikmat makanan sehat biasanya juga cukup segmented mulai dari orang yang sedang diet, pejuang hidup sehat, hingga mereka yang punya pantangan makan seperti alergi gluten atau penderita diabetes. Karena pasar yang lebih kecil dan spesifik ini, produksi makanan sehat juga lebih terbatas yang artinya produksi skala kecil alias biaya per unit produk jadi lebih mahal.
Ditambah lagi, banyak makanan sehat harus memenuhi standar sertifikasi tertentu, seperti organik, bebas GMO, atau vegan, yang biayanya tidak murah. Semua indikator itu berujung pada harga jual makanan sehat yang lebih tinggi.
Tak hanya itu, restoran dan kafe yang menawarkan makanan sehat juga harus menjaga kualitas lebih ketat. Bahan harus segar setiap hari, penyajian harus sempurna, bahkan sering kali packaging makanan sehat pun lebih ramah lingkungan. Semua detail kecil ini akhirnya membuat harga makanan sehat tidak bisa ditekan semurah makanan biasa.
Jadi, sekarang kamu tahu kan kenapa makanan berlabel sehat cenderung lebih mahal? Saat kamu membeli makanan sehat, sebenarnya kamu juga sedang membayar kualitas, keahlian, dan dedikasi di baliknya. Makanan sehat bukan hanya soal makan, tapi soal pengalaman kuliner yang berbeda dan gak ada salahnya untuk dicoba.