ilustrasi segelas teh (vecteezy.com/118063881470354848281)
Selain faktor sejarah dan budaya, selera masyarakat juga turut mempengaruhi kebiasaan ini. Orang Sunda umumnya lebih suka rasa yang ringan dan segar, sehingga teh tawar lebih cocok dengan preferensi mereka. Selain itu, kesadaran akan gaya hidup sehat juga membuat teh tawar lebih banyak dipilih karena dianggap lebih alami dan bebas gula tambahan.
Di sisi lain, masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur lebih terbiasa dengan rasa manis dalam makanan dan minuman mereka. Bahkan, beberapa orang merasa teh tanpa gula kurang nikmat. Gaya hidup yang lebih santai dan suka berkumpul juga membuat teh manis menjadi pilihan yang lebih cocok untuk menemani obrolan panjang dengan keluarga atau teman.
Perbedaan kebiasaan minum teh antara Sunda dan Jawa bukan sekadar masalah selera, tapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Jadi, kalau kamu ke Jawa Barat dan disajikan teh tawar, jangan heran. Begitu juga kalau kamu ke Jawa Tengah atau Jawa Timur dan mendapati teh yang disajikan sudah manis. Itu semua adalah bagian dari warisan budaya yang sudah berlangsung turun-temurun.
Menarik kan bagaimana segelas teh bisa menceritakan begitu banyak hal tentang sejarah dan kebiasaan masyarakat?
Referensi:
"Current status of Indonesian tea industry". World Green Tea Association. Diakses pada Februari 2025
"Global Tea Breeding: Achievements, Challenges and Perspectives". Springer Science & Business Media. Diakses pada Februari 2025
"Indonesian Teas: Key Regions and Iconic Varieties" Alveus. Diakses pada Februari 2025
"History of Tea in Indonesia" Chai House. Diakses pada Februari 2025