Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
lontong cap go meh (instagram.com/depotamanah.gsk)
lontong cap go meh (instagram.com/depotamanah.gsk)

Pernah dengar sejarah bakso? Kuliner hasil akulturasi dengan budaya China ini tercipta berkat kasih sayang anak dan ibunya. Diceritakan bahwa anak tersebut melihat ibunya yang sulit mengunyah daging. Alhasil ia mengolah daging sehalus mungkin dan dibuat bulat supaya sang ibu bisa menikmatinya.

Jika bakso tercipta berkat kisah anak dan ibu, lima kuliner berikut ini tercipta berkat kekompakan sepasang suami istri. Apa saja?

1. Lontong cap go meh

lontong cap go meh (instagram.com/nathkuliner)

Pernah menikmati lontong cap go meh? Makanan yang dipercaya sebagai simbol keberuntungan ini dikenalkan oleh imigran asal China yang menikahi perempuan Jawa sekitar abad ke-19.

Berkat kekompakan sepasang suami istri tersebut, terciptalah lontong cap go meh. Lontong sendiri merupakan makanan khas Jawa warisan dari Sunan Kalijaga. Sedangkan, isian lontong cap go meh merupakan perpaduan masakan China dan Jawa.

2. Nasi jinggo

nasi jinggo (instagram.com/kuliner_badung)

Berawal dari banyaknya orang yang lapar saat malam hari, ada sepasang suami istri asal Bali yang akhirnya menjual kelezatan nasi jinggo. Makanan yang mulai dikenal sekitar tahun 1980-an ini dijajakan oleh keduanya mulai dari sore hingga malam hari.

Sebelum reformasi, kuliner identik berbungkus daun ini dijual dengan harga sekitar Rp1.500, yang diterjemahkan ke bahasa Hokkien menjadi jeng go. Karena itulah nasi jinggo mendapatkan namanya.

3. Lumpia

Lumpia samijaya (instagram.com/kulineryogya)

Kisah lumpia tak beda jauh dengan lontong cap go meh yang mana seorang imigran asal China bernama Tjoa Thay Yoe, menikahi wanita Jawa bernama Wasi.

Sebelum menikah, keduanya sama-sama menjual lumpia. Lumpia versi Tjoa Thay Yoe berisikan daging babi bercita rasa gurih. Sedangkan lumpia versi Wasi identik udang dan daging ayam dengan cita rasa cenderung manis.

Setelah terikat tali pernikahan, keduanya menjual lumpia bersama tapi tidak mengandung unsur babi. Mereka pun mengkreasikan lumpia dengan isi rebung, daging ayam, dan udang.

4. Wingko babat

wingko babat (instagram.com/liliana.wijaya68)

Meski sekarang wingko babat lebih dikenal sebagai oleh-oleh khas Semarang, makanan berbahan dasar dari kelapa muda dan tepung beras ini dibuat oleh sepasang suami istri yang berasal dari Kecamatan Babat, Lamongan.

Terkena dampak kesulitan karena Perang Dunia II, keduanya pun pindah ke Semarang. Di kota ini, mulanya kue ini hanya dikenal dengan nama wingko saja. Lambat laun, wingko mulai disukai.

Nama wingko pun diberi tambahan babat untuk mengenang asal tanah kelahiran Loe Lan Hwa dan D Mulyono, sepasang suami istri pembuat wingko babat.

5. Tiwul merapi

ilustrasi tiwul gunung (instagram.com/mubengjajan)

Tiwul merapi kini mulai populer di Magelang, Jawa Tengah. Kuliner ini hasil inovasi sepasang suami istri asal Magelang bernama Mura Aristina dan Linda Purwaningsih. Efek pandemi membuat keduanya mencari cara untuk mendapatkan pemasukan. Terciptalah tiwul merapi yang sedap.

Tiwul ini terbilang unik karena bentuknya kerucut menyerupai Gunung Merapi yang menjadi inspirasinya. Di atasnya dibuat  kubah yang bisa diisi dengan gula merah, cokelat, cokelat keju, dan masih banyak lainnya.

Wah, cerita lima kuliner di atas cukup menginspirasi ya. Jika kamu dan pasangan sama-sama suka kulineran, gak ada salahnya mengikuti jejak mereka supaya lebih kompak dan pastinya mendapatkan penghasilan tambahan.

Tertarik berinovasi kuliner bersama pasangan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team