Korea Selatan terkenal bukan hanya karena budaya KPop dan dramanya yang memikat, tetapi juga karena keanekaragaman kuliner berkuahnya yang nikmat serta dapat menghangatkan tubuh di saat cuaca sedang dingin.
Bagi kamu yang beragama Islam, tak perlu khawatir untuk menikmati kelezatan kuliner Korea. Sebab, berikut ini tersedia beberapa hidangan berkuah khas Korea yang halal dan bebas dari kandungan babi serta pastinya layak untuk dicicipi, terutama di saat kamu sedang berbuka puasa. Penasaran?
Miyeokguk atau sup rumput laut merupakan pilihan menu yang menyegarkan dan sehat untuk berbuka puasa. Hidangan tradisional Korea ini terbuat dari rumput laut (miyeok) dan sering kali dipadukan dengan daging sapi, tahu, atau seafood sehingga menghasilkan cita rasa yang lembut dan menyegarkan.
Tidak hanya enak, tetapi juga karena kandungan gizinya yang tinggi seperti serat, omega tiga, mineral, dan vitamin membuat miyeokguk ini sangat digemari. Sup ini juga dipercaya membantu pemulihan pasca melahirkan dan produksi ASI.
Menurut sejarah, miyeokguk berasal dari masa Dinasti Goryeo, ketika orang-orang menyaksikan ikan paus yang memakan rumput laut untuk pemulihan setelah melahirkan. Tradisi ini berkembang hingga kini, di mana miyeokguk juga disajikan untuk hidangan ulang tahun sebagai simbol penghargaan kepada ibu atas perjuangannya melahirkan.
Haemultang merupakan sup seafood Korea yang kaya akan nutrisi dan protein karena bahan-bahan utamanya seperti cumi, gurita, kerang, udang, dan kepiting yang semuanya direbus dalam kuah kaldu pedas hingga matang.
Bumbu kaldu yang sedap ini diperkaya dengan tambahan bawang bombay, wortel, daun bawang, tahu putih, bubuk cabai, kecap asin, minyak wijen, gochujang, dan lada hitam. Hasilnya adalah hidangan ini memiliki cita rasa gurih pedas dengan kandungan lemak yang rendah.
Idealnya sup ini disajikan saat masih dalam keadaan panas dan seringkali dihidangkan dalam pot batu untuk mempertahankan suhunya. Haemultang tidak hanya populer sebagai hidangan sehari-hari, tetapi juga sering disajikan dalam perayaan penting dan momen istimewa, khususnya di daerah pesisir seperti Busan dan Jeju sebagai bagian dari tradisi dan perayaan.
Maeuntang yang dalam bahasa Korea berarti sup ikan pedas adalah hidangan yang menggabungkan rasa pedas dengan berbagai jenis ikan, baik dari air tawar maupun laut. Kuah merah dan pedasnya berasal dari gochujang (pasta cabai khas Korea) yang dicampur dengan berbagai bahan seperti selada, lobak, daun bawang, jamur, gochugaru (bubuk cabai khas Korea), tahu putih, seledri, bawang putih, dan kecap manis.
Kalau kamu mencari hidangan ikan yang bukan hanya digoreng dan ingin sesuatu dengan cita rasa yang unik, maeuntang adalah pilihan yang pas. Sup ini tidak hanya kaya akan nutrisi dari protein hewani dan sayuran, tetapi juga semakin nikmat saat disajikan bersama nasi putih hangat.
Doenjang-jjigae adalah salah satu variasi hidangan doenjang (pasta kacang kedelai fermentasi Korea) yang lezat dan cocok dinikmati di setiap musim. Sup ini dibuat dari doenjang sebagai bumbu utama yang kaya akan probiotik dan dikenal dapat membantu mengontrol kadar gula darah serta mencegah hipertensi.
Bahan pelengkap dalam sup ini bisa disesuaikan sesuai musim seperti tambahkan jamur segar di musim panas atau daun lobak dan daging di musim dingin untuk menambah kehangatan dalam ttukbaegi yang mendidih.
Secara umum, bahan utama doenjang-jjigae meliputi lauk pilihan, tahu, kentang, air beras, doenjang, gochujang, bubuk cabai, bawang putih cincang, cabai hijau, dan bawang bombay.
Ketika semua bahan ini direbus bersama-sama hingga matang, menciptakan harmoni rasa asin dan pedas yang sempurna sekaligus menjadikannya pilihan yang ideal untuk menu berbuka puasa atau makan malam yang mengenyangkan.
Bagi para penggemar tahu dan berbagai jenis jjigae atau sup dalam porsi kecil, sundubu-jjigae adalah pilihan yang tidak boleh dilewatkan. Hidangan ini berbahan dasar tahu sutra mentah (sundubu) yang memiliki tekstur halus dan lembut.
Sundubu-jjigae seringkali disajikan dengan tambahan kerang, ikan kering, atau daging untuk menambah cita rasa dan membuatnya lebih mengenyangkan. Kuahnya yang pedas dibuat dari campuran gochujang, doenjang, dan bawang putih sehingga memberikan cita rasa yang khas dan memikat.
Banyak orang lanjut usia yang lebih memilih sundubu-jjigae dibandingkan doenjang-jjigae, meskipun keduanya sama-sama populer. Hal ini mungkin karena sundubu-jjigae menawarkan rasa yang lebih sederhana dengan tekstur tahu yang lebih lembut.
Cheonggukjang dan doenjang-jjigae keduanya terbuat dari pasta kedelai yang difermentasi. Namun, cheonggukjang memiliki aroma lebih kuat dan tidak pedas yang merupakan hasil dari proses fermentasi selama beberapa hari.
Proses pembuatan cheonggukjang memerlukan waktu minimal dua hingga tiga hari untuk fermentasi kedelai, meliputi perendaman serta perebusan dan diikuti dengan pembungkusan dalam jerami padi selama 2-3 hari. Tujuan fermentasi tersebut adalah untuk menghasilkan bakteri Bacillus yang berperan dalam mengurai protein kedelai menjadi asam amino.
Tekstur cheonggukjang yang dihasilkan dari fermentasi ini menyerupai keju dengan sedikit rasa amonia. Cheonggukjang biasanya disajikan dengan lauk seperti daging sapi cincang atau tahu putih, serta tambahan irisan lobak putih, cabai hijau, dan daun bawang.
Walaupun aroma cheonggukjang dapat terasa sangat kuat dan tidak biasa bagi sebagian orang, makanan ini masih banyak digemari karena kandungan saponin dan asam aminonya yang bermanfaat bagi kesehatan.
Bagi penggemar drama Korea, samgyetang mungkin sudah menjadi masakan yang familiar. Samgyetang adalah sup ayam khas Korea yang terbuat dari ayam utuh yang diisi dengan ramuan obat tradisional seperti beras ketan, jujube, bawang putih, dan ginseng.
Selain cara memasaknya yang tidak terlalu ribet, samgyetang juga dikenal sebagai makanan yang menyehatkan sebagai tonik untuk mengembalikan energi. Sup ini sangat cocok dinikmati dalam berbagai kondisi cuaca, termasuk selama hari-hari terpanas di musim panas yang dikenal sebagai perayaan Sambok.
Yukgaejang yang dikenal sebagai sup daging sapi pedas merupakan pilihan yang sempurna untuk menu buka puasa. Sup ini dibuat dari sandung lamur sapi, beragam sayuran, dan rempah-rempah seperti gochugaru, kecap asin, minyak sayur, daun bawang, gosari, jahe, dan bawang putih.
Dengan kekayaan bahan-bahannya, yukgaejang sudah lengkap tanpa perlu tambahan banchan (lauk pendamping) dan cukup disajikan dengan kimchi serta nasi putih hangat. Kaya akan protein hewani, yukgaejang juga sering dijadikan hidangan yang membangkitkan selera makan.
Berbeda dengan masakan lain, yukgaejang biasanya dimasak dalam jumlah besar untuk disimpan dan dinikmati bersama keluarga. Menjadikannya sajian yang ideal selama perayaan Sambok dan sebagai makanan khas musim panas.
Makanan berkuah khas Korea di atas cocok dinikmati saat lapar atau ketika ingin mengeksplorasi rasa yang berbeda. Apakah kamu tertarik untuk mencoba membuatnya di rumah atau lebih memilih untuk menikmatinya di restoran Korea halal yang ada di sekitarmu?