Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kopi
ilustrasi kopi (pexels.com/Dominika Roseclay)

Intinya sih...

  • Profil rasa dan pengalaman menyeruput

  • Kopi Liberika: tegas, smokey, aroma kayu, keasaman rendah

  • Kopi Excelsa: kompleks, asam segar, herbal, keasaman sedang

  • Karakteristik dan penampilan biji

  • Liberika: biji besar tidak beraturan, pohon tinggi

  • Excelsa: biji bulat lebih kecil, matang cepat di iklim panas

  • Lokasi tumbuh dan cara budidaya

  • Tumbuh di Asia Tenggara, langka dan hanya sebagian kecil produksi kopi dunia

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kopi bukan cuma soal kafein dan aroma yang menggoda, tapi juga soal cerita di balik setiap jenis bijinya. Di balik dominasi Arabika dan Robusta, ada dua nama yang jarang terdengar, tapi sama-sama menarik untuk dikenali, yakni Liberika dan Excelsa. Dua jenis kopi ini tumbuh di daerah tropis yang panas dan lembap, terutama di Asia Tenggara, dan sering bikin orang salah sangka karena tampilannya yang mirip. Padahal, kalau ditelusuri lebih dalam, keduanya punya karakter yang benar-benar berbeda, baik dari segi rasa, bentuk biji, hingga cara tumbuhnya.

Bagi para penikmat kopi sejati, memahami perbedaan keduanya bisa jadi pengalaman seru. Sebab, Liberika dan Excelsa menyimpan keunikan rasa yang gak ditemukan di jenis kopi lain, mulai dari sensasi smokey khas hutan hingga keasaman buah yang segar. Ada perbedaan di antara Exelsa dan Liberika. Pencinta kopi wajib tahu!

1. Profil rasa dan pengalaman menyeruput  

ilustrasi kopi (pexels.com/Kaboompics.com)

Perbedaan paling mencolok antara kopi Liberika dan Excelsa ada di karakter rasa. Kopi Liberika dikenal dengan rasa yang tegas, smokey, dan agak kayu. Rasa khasnya sering digambarkan sebagai kombinasi antara kacang almon dan hazelnut, aroma bunga, serta sedikit nuansa buah seperti nangka atau kakao. Teksturnya tebal dan beraroma kuat dengan tingkat keasaman rendah. Cita rasanya cenderung earthy dan manis alami, sehingga pas buat kamu yang suka kopi berkarakter berat dan berani.  

Sementara itu, Excelsa menghadirkan petualangan rasa yang lebih kompleks. Walaupun masih satu keluarga dengan Liberika, rasanya jauh lebih berlapis dan dinamis. Excelsa punya perpaduan rasa buah yang asam segar, sedikit herbal, kadang ada nuansa kacang atau bahkan zaitun hitam. Keasamannya sedang, dan aromanya lebih tajam serta khas. Karena itu, Excelsa sering dipakai untuk memperkaya coffee blend, sehingga menambah kedalaman dan kecerahan rasa.  

2. Karakteristik dan penampilan biji  

Ilustrasi biji kopi (pexels.com/IgorHaritanovich)

Liberika dan Excelsa punya bentuk biji yang berbeda. Biji Liberika termasuk yang paling besar di dunia kopi, bentuknya agak tidak beraturan, seperti tetesan air mata, dan sedikit melengkung. Pohonnya bisa tumbuh hingga 18–20 meter, jadi panennya lumayan menantang. Ceri Liberika juga punya daging buah lebih tebal dibanding bijinya, hal yang berpengaruh pada cita rasa akhir kopinya.

Sedangkan biji Excelsa lebih kecil dan bulat dibanding Liberika, tapi tetap lebih besar dari biji Arabika atau Robusta. Ukurannya yang lebih kecil membuat Excelsa bisa matang lebih cepat di iklim panas. Walau sama-sama berasal dari pohon tinggi khas Asia Tenggara, bentuk bijinya bisa jadi petunjuk mudah untuk membedakan keduanya. Ukuran kecil itu pula yang bikin rasa Excelsa lebih kompleks dan waktu produksinya lebih efisien.

3. Lokasi tumbuh dan cara budidaya

ilustrasi buah kopi Liberika (pexels.com/Vinícius Cezário)

Baik Excelsa maupun Liberika, keduanya sama-sama tumbuh subur di dataran rendah beriklim tropis panas dan lembap. Keduanya banyak ditemukan di negara Asia Tenggara, seperti Filipina, Vietnam, dan Indonesia. Namun, dibandingkan Arabika dan Robusta, keduanya jauh lebih langka dan hanya menyumbang sebagian kecil dari produksi kopi dunia.

Liberika punya sejarah panjang di Filipina dan Malaysia, di mana kopi ini dihargai karena tekstur dan rasanya yang unik. Namun, karena pohonnya besar dan agak rentan terhadap perubahan cuaca, perawatannya butuh perhatian ekstra. Sementara, Excelsa lebih jarang lagi ditemukan. Excelsa tumbuh di wilayah serupa, tapi punya keunggulan karena ukuran bijinya yang kecil dan masa matang yang lebih cepat. Hal itu bikin Excelsa jadi kopi eksotis yang bernilai tinggi, walau belum banyak dikenal secara komersial.  

4. Popularitas dan keberadaan di pasar

ilustrasi kopi cold brew dalam botol kaca (pexels.com/shu'kai chen)

Baik Liberika maupun Excelsa adalah pemain niche di dunia kopi, masing-masing hanya ada sekitar satu persen atau bahkan kurang dari produksi kopi global. Kopi Liberika sedikit lebih dikenal di kalangan pencinta kopi karena rasa smokey dan manisnya yang khas. Di sisi lain, Excelsa justru makin langka dan banyak dicari oleh penikmat kopi yang ingin mencoba rasa yang lebih tajam, asam, dan berlapis.  

Excelsa biasanya tidak dijual sebagai kopi tunggal (single origin), tapi digunakan untuk memperkaya blend agar rasa kopi jadi lebih berwarna dan kompleks. Keterbatasan produksi dan distribusi bikin keduanya sulit ditemukan di luar Asia Tenggara. Namun, justru di situlah daya tariknya, yaitu eksklusif dan penuh karakter.

Jadi, meski berasal dari keluarga yang sama, Liberika dan Excelsa punya identitas yang sangat berbeda. Liberika unggul dengan biji besar dan cita rasa kayu yang kuat, sementara Excelsa menawarkan sensasi asam-buah dan kompleksitas rasa yang bikin penasaran. Keduanya tumbuh di iklim tropis Asia Tenggara dan punya tempat spesial di hati para pencinta kopi sejati. Kalau kamu bosan dengan Arabika dan Robusta, mungkin saatnya menjelajahi dunia Liberika dan Excelsa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team