Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret gyoza dan pangsit (pexels.com/Valeria Boltneva | pixabay.com/catceeq)

Gyoza dan pangsit merupakan dua jenis makanan khas Asia Timur yang menggugah selera. Banyak orang yang menganggap keduanya mirip dan sulit membedakannya. Apalagi keduanya sama-sama terbuat dari kulit tipis yang di dalamnya terdapat isian yang gurih dan lembut. 

Tak hanya itu, gyoza dan pangsit juga memiliki akar budaya kuliner yang sama, yakni China. Keduanya mengalami perkembangan yang beragam saat "bermigrasi" ke berbagai wilayah di sekitarnya, bahkan hingga ke Indonesia. 

Hhmm...apakah kamu sudah tahu perbedaan gyoza dan pangsit? Jika belum dan kamu menganggapnya sama, yuk, simak ulasannya di bawah ini!

1. Asal-usul

Ilustrasi pangsit kuah (pexels.com/catscoming)

Seperti yang sudah disinggung di atas, baik gyoza maupun pangsit, memiliki akar budaya kuliner yang sama, yakni dari China. Melansir laman Japan Culinary Institute, gyoza merupakan salah satu dumpling atau camilan yang terinspirasi dari jiaozi.

Hidangan tersebut mulai populer di Jepang pada abad ke-20 Masehi, terutama setelah Perang Dunia II. Tentara Jepang yang kembali dari China memperkenalkan jiaozi dan masyarakat Jepang sangat menyukainya. Beberapa orang memodifikasi bumbu, agar sesuai dengan lidah warga setempat dan menyebutnya sebagai gyoza. 

Sementara itu, pangsit merupakan makanan tradisiolan khas China yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Nama pangsit berasal dari kata pian sit dalam Bahasa Hokkien. Selain itu, tak sedikit orang menyebutnya sebagai wonton.

Seiring dengan banyaknya orang China yang merantau ke seluruh dunia, pangsit jadi semakin populer, termasuk di Indonesia. Variasi rasa dan cara penyajiannya turut mengalami perkembangan dan disesuaikan dengan selera masyarakat setempat.

2. Bahan dan isian

Ilustrasi isian gyoza (unsplash.com/matt_j)

Secara umum, gyoza terbuat dari campuran daging babi cincang, bawang putih, kubis, daun bawang, dan jahe. Isiannya dibumbui dengan kecap asin, minyak wijen, dan biasanya juga menggunakan sedikit sake untuk memberikan rasa gurih khas Jepang. Dalam perkembangannya, daging sapi kerap digunakan sebagai isian gyoza. 

Selanjutnya, bahan-bahan tersebut dibungkus dengan ulit gyoza cenderung tipis dan transparan, serta dibuat dari mesin. Kulit ini dijual di supermarket atau toko-toko bahan makanan, sehingga orang yang hendak membuat gyoza tak perlu repot membuatnya. Saat disantap, kulit yang tipis ini akan membuat tekstur gyoza terasa sangat lembut.

Sementara itu, pangsit memiliki isian yang lebih beragam, mulai dari daging ayam, udang, babi, hingga sayuran. Bumbunya juga hampir sama dengan gyoza, tetapi tidak terlalu kuat, terutama takaran bawang putihnya. Kulit pangsit lebih tebal dan kenyal dibandingkan kulit gyoza.

3. Bentuk dan ukuran

Ilustrasi pangsit atau wonton (pixabay.com/nayuta)

Gyoza umumnya berbentuk setengah lingkaran, dengan lipatan di salah satu sisinya. Bentuk ini membuat gyoza lebih mudah dikenali dan memberikan tekstur yang khas saat dimasak.

Kalau pangsit, bentuknya lebih beragam, tergantung wilayah dan selera masing-masing, dari segitiga, bantal, hingga bentuk menyerupai bulan sabit. Di Indonesia, bentuk pangsit bisa lebar dan besar.

4. Cara pengolahan

Ilustrasi memasak gyoza (pixabay.com/poox2)

Gyoza biasanya dimasak dengan metode yaki-gyoza atau steam-fried style. Setelah bahan-bahan jadi dan dibungkus rapi, gyoza digoreng bagian bawahnya saja dengan sedikit minyak hingga kecokelatan. Setelah itu, air dituang ke dalam wajan, tetapi tidak sampai menenggelamkan gyoza, dan dimasak hingga matang sempurna.

Ada pula metode sui gyoza yang direbus dan age-gyoza yang digoreng hingga garing. Namun, kedua metode ini kurang populer jika dibandingkan dengan metode yaki-gyoza.

Sementara itu, pangsit lebih sering direbus atau dikukus, terutama saat disajikan di dalam sup atau makanan berkuah. Teknik ini membuat tekstur pangsit lembut dan empuk saat masuk ke dalam mulut. Di Indonesia, umumnya pangsit digoreng kering, tetapi isiannya tetap empuk.

5. Penyajian

Ilustrasi gyoza (pixabay.com/perfectlinks)

Gyoza biasanya disajikan dengan saus cocolan yang terbuat dari campuran kecap asin, cuka beras, dan minyak cabai. Saus ini berpadu sempurna dengan kelembutan gyoza, serta memberikan rasa gurih, asam, dan pedas yang khas. Selain sebagai camilan, gyoza juga sering dihidangkan sebagai pelengkap ramen atau nasi.

Pangsit lebih fleksibel dalam hal penyajian. Selain dijadikan sup, makanan juga bisa disajikan sebagai camilan yang dilengkapi saus sambal atau saus asam manis. Di Indonesia, pangsit kerap jadi camilan atau pendamping makan mi ayam.

6. Popularitas di Indonesia

Ilustrasi pangsit goreng (pixabay.com/viarami)

Gyoza mulai dikenal di Indonesia seiring dengan popularitas makanan Jepang. Biasanya, gyoza bisa ditemukan di restoran atau gerai makanan cepat saji yang menyajikan masakan Jepang dan Asia. Hidangan ini sering dikonsumsi sebagai makanan pembuka atau camilan, karena rasanya yang gurih.

Sementara itu, pangsit sudah lebih dulu populer dibandingkan gyoza. Apalagi makanan ini sering jadi pelengkap mi ayam atau bakso. Gak heran kalau pangsit cenderung mudah ditemukan di berbagai tempat makan.

Demikian ulasan tentang perbedaan gyoza dan pangsit. Keduanya memiliki ciri khas berbeda dan karakteristiknya unik. Kalau kamu sendiri, lebih suka gyoza atau pangsit, nih?

Editorial Team