Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
asam padeh (YouTube.com/desmawatikuretangin)
asam padeh (YouTube.com/desmawatikuretangin)

Masakan Minang dari Sumatra Barat mempunyai dua gaya utama yang mencerminkan keragaman alam dan budaya wilayah tersebut, yakni masakan dari daerah pesisir (pasisia) dan daratan (darek). Setiap gaya masakan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda, baik bahan, cita rasa, kekentalan kuah, hingga tingkat kepedasan. Perbedaan masakan Minang Pesisir dan Daratan ini bisa menggambarkan faktor geografis dan budaya yang mempengaruhi keduanya, lho.

Melalui artikel ini, kamu akan melihat berbagai faktor yang menyebabkan masakan Minang Pesisir dan Daratan mempunyai perbedaan yang sangat nampak. Penasaran kan? Langsung baca penjelasannya berikut, ya!

1. Wilayah geografis yang mempengaruhi gaya masakan

terong balado ala warteg (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)

Sumatra Barat terbagi menjadi dua wilayah utama, yakni pesisir dan daratan. Pesisir mencakup daerah seperti Pesisir Selatan, Padang, Pariaman, serta Pasaman. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Itulah mengapa kekayaan laut menjadi faktor penting dari kehidupan sehari-hari masyarakatnya. 

Sementara itu, daratan mencakup daerah seperti Tanah Datar, Agam, Limapuluh Kota, Solok, Bukittinggi, dan Sawahlunto. Wilayah daratan ini dikelilingi oleh pegunungan dan lembah serta iklimnya pun terbilang sejuk, karena itu pola hidup masyarakat dan bahan pangan yang diolah berbeda dengan masyarakat Minang Pesisir. 

Di pesisir, akses terhadap hasil laut sangat melimpah sehingga masakan yang berbasis seafood menjadi dominan. Sebaliknya, di wilayah daratan yang lebih terpencil dan jauh dari laut, bahan makanan yang diandalkan lebih banyak berasal dari darat, seperti daging, ayam, dan umbi-umbian. Kondisi alam ini tentu membentuk identitas kuliner yang sangat unik antara masakan dari dua wilayah ini.

2. Cita rasa dan bahan

asam padeh (YouTube.com/desmawatikuretangin)

Masakan Minang Pesisir dikenal menggunakan bahan laut yang segar seperti ikan, udang, dan kerang. Hidangan seperti ikan bakar, sambal lado, pindang, gulai patin, serta asam padeh menjadi beberapa contoh masakan khas yang menggambarkan cita rasa pesisir. Ciri khas utama dari masakan ini adalah rasa yang segar dengan dominasi rasa asam, dari asam kandis atau asam jawa. Bumbu yang dipakai biasanya cenderung lebih sederhana dan fokus menonjolkan rasa alami dari bahan laut yang segar.

Sementara itu, masakan Minang Daratan mengandalkan bahan-bahan yang dihasilkan dari pertanian dan peternakan, contohnya daging sapi, ayam kampung, umbi-umbian, dan ikan air tawar. Rendang darek, yang terkenal dengan bumbu hitam pekatnya, menjadi salah satu contoh masakan daratan yang memakai bumbu yang kaya dan kompleks.

Cita rasa masakan daratan cenderung lebih pedas dan gurih karena pemakaian cabai dan santan yang melimpah dalam setiap hidangan. Kekuatan rasa pedas ini menjadi ciri khas utama dari masakan darek, lho.

3. Kekentalan kuah yang berbeda

ilustrasi memasak rendang darek (YouTube.com/UDA AWAL)

Perbedaan masakan Minang Pesisir dan Daratan yang paling mencolok adalah kekentalan kuahnya. Di wilayah daratan, masakan cenderung mempunyai kuah yang lebih kental karena pemakaian santan yang lebih banyak. Santan digunakan untuk memperkaya rasa dan memberikan tekstur yang lembut serta padat.

Sebagai contoh, pada rendang darek, proses memasaknya memakan waktu yang lama untuk menghasilkan daging yang empuk dengan kuah yang hampir mengering, serta meninggalkan lapisan bumbu yang tebal dan pekat.

Sedangkan, masakan pesisir memiliki kuah yang lebih ringan dan encer. Santan yang digunakan gak sebanyak dalam masakan daratan. Penggunaan bumbu pada masakan pesisir juga lebih sederhana dan gak terlalu kompleks, alhasil kuah hidangan terasa segar dan ringan. Contohnya, asam padeh yang dikenal mempunyai kuah yang encer dan rasa asam yang segar, sangat berbeda dari masakan daratan yang lebih berat.

4. Tingkat kepedasan yang berbeda

ilustrasi masakan Minang (pixabay.com/joannawielgosz)

Bagi penyuka makanan pedas, masakan Minang dari daratan mungkin lebih sesuai dengan selera kamu. Masakan darek atau Minang daratan terkenal dengan tingkat kepedasannya yang tinggi, di mana cabai jadi bahan utama dalam hampir setiap hidangan. Rasa pedas yang menyengat dan membakar lidah sering menjadi ciri khas masakan daratan, terlebih pada hidangan seperti rendang, gulai, dan balado. Di samping pedas, masakan darek juga cenderung memiliki rasa yang lebih gurih karena pemakaian santan kental.

Guys, meski masakan pesisir juga gak lepas dari cabai, tingkat kepedasannya cenderung lebih moderat jika dibandingkan dengan masakan daratan. Rasa asam lebih menonjol dalam masakan pesisir sehingga pedasnya lebih seimbang dengan rasa segar yang berasal dari asam kandis atau asam jawa. So, kalau kamu lebih menyukai rasa masakan yang gak terlalu pedas namun tetap nikmat, masakan dari pesisir bisa menjadi pilihan yang lebih pas.

5. Pengaruh budaya dan sejarah dalam masakan Minang

ilustrasi masakan Minang (pixabay.com/Polymanu)

Perbedaan antara masakan pesisir dan daratan gak hanya disebabkan oleh faktor geografis, tetapi juga dipengaruhi oleh budaya dan sejarah masyarakat di setiap wilayah. Masyarakat pesisir, yang sejak lama mempunyai akses ke laut, dipengaruhi oleh interaksi dengan bangsa-bangsa pedagang dari luar. Hal ini membuat mereka terbiasa mengolah hasil laut dengan cara sederhana namun tetap kaya rasa. Budaya pesisir juga cenderung lebih terbuka menerima pengaruh dari luar, yang menyebabkan masakan pesisir lebih bervariasi dan segar.

Sebaliknya, masyarakat Minang Daratan cenderung lebih tradisional dan mempertahankan cara memasak yang diwariskan secara turun-temurun. Pengaruh adat dan budaya Minangkabau yang kental di wilayah daratan membuat masakan mereka lebih kaya rempah, dengan proses memasak yang lebih rumit serta lama. 

Perbedaan masakan Minang Pesisir dan Daratan mencerminkan bagaimana masyarakat Minangkabau beradaptasi dengan lingkungan geografis dan sumber daya alam yang tersedia di sekitar mereka. Masakan pesisir lebih menonjolkan kesegaran hasil laut dengan cita rasa asam yang menyegarkan, sedangkan masakan daratan menawarkan kekayaan rempah dan rasa pedas yang intens. Keduanya bikin kamu ingin mencicipi kelezatannya, kan? 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team