Perbedaan Oliebollen dan Donat yang Lagi Viral Dibahas

- Bentuk dan tekstur oliebollen berbeda dengan donat
- Bahan dasar dan proses penggorengan mempengaruhi tekstur dan rasa
- Sejarah, budaya, dan penyajian mencerminkan identitas masing-masing kue
Donat Pinkan Mambo belakangan viral karena teksturnya yang cukup berbeda dari donat kebanyakan dan harga satu boksnya yang mencapai Rp200 ribu. Cara pembutanannya yang langsung menuang adonan ke dalam minyak membuat banyak orang penasaran, termasuk membandingkan bentuk dan teksturnya dengan kue khas Belanda bernama oliebollen.
Meski sekilas tampak serupa, dua jenis kue goreng tersebut berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan punya karakteristik tersendiri, lho. Perbandingan oliebollen dan donat sebenarnya bukan soal mana yang lebih enak, melainkan tentang mengenali ciri khas masing-masing. Dari tekstur, bahan, hingga cara penyajian, keduanya punya keunikan yang layak dipahami.
1. Bentuk menentukan kesan pertama pada oliebollen dan donat

Donat dikenal dengan bentuk bulat dan bolong di tengah, sementara oliebollen umumnya berbentuk bulat penuh tanpa lubang, mirip odading. Bentuk tersebut bukan sekadar estetika, tapi juga memengaruhi cara menggoreng dan tekstur akhir. Donat biasanya menggunakan cetakan atau cetok berlubang saat dicetak, sedangkan oliebollen cukup disendokkan langsung ke minyak panas.
Bentuk yang berbeda ini membuat oliebollen lebih menyerupai bola goreng, sedangkan donat punya tampilan lebih rapi dan seragam. Hal ini juga berpengaruh pada seberapa cepat bagian dalam matang saat digoreng. Donat lebih cepat matang merata karena lubangnya memungkinkan panas masuk ke tengah, sedangkan oliebollen perlu diperhatikan agar matang sempurna sampai bagian dalamnya.
2. Bahan dasar membentuk tekstur yang berbeda

Meski sama-sama berbasis adonan tepung, bahan dasar donat dan oliebollen tidak identik. Donat umumnya menggunakan tepung terigu protein tinggi, ragi, gula, telur, dan mentega, sehingga menghasilkan tekstur empuk dan agak kenyal. Sementara itu, oliebollen memakai adonan yang lebih basah dengan tambahan susu, kismis, apel cincang, atau potongan buah lain di dalamnya.
Kandungan bahan tambahan, seperti buah, membuat oliebollen terasa lebih padat dan lembap. Sedangkan donat, karena adonannya lebih ringan, maka akan menghasilkan hasil akhir yang airy dan berongga di dalam. Ini menjelaskan mengapa oliebollen terasa lebih berat meskipun ukurannya terlihat kecil.
3. Proses penggorengan mempengaruhi rasa dan tampilan

Donat biasanya digoreng dalam minyak panas dengan suhu cukup stabil agar bagian luar renyah dan bagian dalam empuk. Proses penggorengan donat juga umumnya berlangsung cepat dan perlu perhatian agar tidak gosong. Setelah matang, donat dikeringkan sebentar, lalu diberi topping, seperti gula halus, cokelat, atau glaze warna-warni, seperti pada donat Pinkan Mambo.
Sebaliknya, oliebollen digoreng lebih lama, karena adonannya lebih basah dan tebal. Minyak harus cukup dalam dan suhunya dijaga agar bagian dalam bisa matang tanpa membuat bagian luar terlalu gelap. Hasil akhirnya tidak selalu kering, malah cenderung lembap dan agak berminyak. Itulah sebabnya oliebollen lebih sering diberi taburan gula bubuk sebagai sentuhan akhir, bukan glaze atau topping viral dan kekinian.
4. Sejarah dan budaya membentuk identitas masing-masing

Donat punya sejarah panjang yang tersebar di banyak negara, termasuk Amerika Serikat yang menjadikannya makanan populer sejak awal abad ke-20. Di Indonesia, donat diadopsi sebagai camilan umum yang sering dimodifikasi dengan cita rasa lokal. Banyak sekali di Indonesia merek donat yang populer dan hal tersebut bisa menjadi contoh adaptasi budaya populer terhadap makanan ini.
Sementara itu, oliebollen adalah makanan khas Belanda yang biasanya hanya disajikan menjelang Tahun Baru. Makanan ini lekat dengan tradisi musim dingin dan sering dijual di kedai pinggir jalan selama bulan Desember. Budaya dan momen penyajian inilah yang menjadikan oliebollen lebih musiman, tidak seperti donat yang bisa dinikmati kapan saja.
5. Penyajian mencerminkan gaya hidup dan selera masing-masing orang

Donat dikenal lebih mudah saat disajikan. Bisa dijadikan makanan ringan, teman minum kopi, atau dijual sebagai makanan kekinian dengan berbagai varian rasa dan warna. Contoh nyatanya, donat-donat yang sering kamu jumpai di Indonesia tampil dengan konsep unik dan penuh warna untuk menarik perhatian konsumen muda di media sosial.
Sebaliknya, oliebollen lebih bersifat tradisional dan jarang dimodifikasi secara ekstrem. Penjualannya pun terbatas pada momen tertentu, dan tampilannya tetap sederhana, yakni bola adonan goreng ditaburi gula halus. Karakter ini mencerminkan bagaimana oliebollen tetap setia pada akar budayanya, sementara donat berkembang mengikuti tren pasar dan selera konsumen yang dinamis.
Perbedaan oliebollen dan donat tidak sebatas pada bentuk atau rasa, melainkan menyangkut sejarah, budaya, dan cara orang menikmatinya. Donat bisa tampil meriah dengan aneka topping, sedangkan oliebollen tetap sederhana namun sarat makna tradisional. Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa lebih menghargai setiap gigitan, tak sekadar mengikuti tren semata.