ilustrasi tauco (rawpixel.com)
Pembuatan tauco dan tausi membutuhkan waktu lama, bisa berhari-hari. Sebab, harus melalui proses fermentasi, tapi hasilnya dapat disimpan selama berbulan-bulan. Meski sama-sama difermentasi, tapi keduanya melalui proses pembuatan yang berbeda.
Langkah awal pembuatan tauco setelah kacang kedelai disortir, yakni dicuci hingga bersih dan tiriskan tanpa perlu direndam. Setelah itu direbus atau dikukus menggunakan api kecil. Jika sudah matang, kacang kedelai perlu dijemur, asal kering dan tidak basah.
Kemudian, taburi kacang kedelai yang sudah kering dengan ragi yang telah dihaluskan. Aduk hingga merata dan tutup menggunakan kain bersih. Simpan di tempat yang hangat, biasanya 3 hari pada suhu ruang.
Kacang kedelai perlu dijemur lagi hingga benar-benar kering, mengeras seperti batu. Proses ini bisa membutuhkan waktu berhari-hari. Lalu, rendam menggunakan air larutan garam selama 3 hari, kamu juga bisa menambah parutan bawang putih.
Proses pembuatan tauco masih berlanjut, kacang kedelai yang sudah dibumbui perlu dimasak lagi dengan air gula merah hingga berbuih serta mengental. Kalau kedelai sudah empuk dan mudah dihancurkan, baru bisa diangkat serta dibiarkan dingin sebelum akhirnya dikemas.
Waktu pembuatan tausi bisa lebih singkat daripada tauco. Kedelai hitam perlu direndam selama 24 jam. Kemudian ditiriskan, untuk direbus selama 40 menit hingga 1 jam. Setelah itu, bumbu-bumbu ditambahkan pada proses perebusan, seperti bubuk bawang putih, bawang merah, hintan, daun ketumbar, serta rempah segar lainnya.
Setelah direbus, kedelai hitam perlu ditiriskan untuk selanjutnya difermentasi. Kalau sudah dingin, tambahkan starter atau fungi yang digunakan untuk fermentasi. Aduk hingga merata, sambil tekan kacang kedelai hitam hingga kulitnya terbuka atau memar.
Simpan kedelai hitam di dalam stoples tertutup dan biarkan melalui proses fermentasi selama beberapa hari. Simpan di tempat yang hangat. Setelah itu, tausi dapat digunakan sebagai bumbu masakan dan disimpan kembali hingga 6 bulan.