Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi makanan Korea
ilustrasi makanan Korea (commons.wikimedia.org/Park Dong-sik)

Intinya sih...

  • Rasa pedas Korea berbeda dari Nusantara

  • Faktor fermentasi, cabai gochugaru, dan metode penumisan perlahan

  • Keseimbangan rasa, teknik layering bumbu, dan sensasi pedas yang sulit ditandingi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Rasa pedas pada masakan Korea memiliki karakter berbeda dari masakan Nusantara. Rasa panasnya tidak hanya menusuk lidah di awal, tetapi juga menyebar perlahan dan bertahan lama di mulut. Ciri ini muncul berkat perpaduan bumbu dan teknik masak Korea yang menonjolkan kedalaman rasa, bukan sekadar kepedasan cabai.

Karakter pedas yang demikian membuat berbagai hidangan, seperti kimchi jjigae, tteokbokki, hingga ramyeon, terasa kompleks dan kaya. Perbedaan ini menjadi alasan kenapa orang sering merasa ingin mengulang pengalaman menyantap makanan Korea. Berikut lima faktor yang menjelaskan rahasia di balik rasa pedas yang membuat hidangan Korea selalu memikat.

1. Proses fermentasi mengubah profil pedas dan rasa dasar

ilustrasi kimchi (commons.wikimedia.org/Dinkun Chen)

Fermentasi adalah kunci dalam banyak hidangan Korea, terutama pada bumbu, seperti gochujang dan kimchi. Proses ini mengubah pati dan gula alami menjadi asam laktat yang memberi rasa gurih dan sedikit manis. Akibatnya, pedas dari cabai menjadi lebih dalam dan tidak tajam di awal, tetapi terasa menyatu dengan rasa asam dan gurih yang kompleks. Rasa pedas semacam ini tidak mudah ditiru hanya dengan menambahkan cabai segar, karena sifat pedasnya telah berinteraksi dengan mikroorganisme selama fermentasi.

Selain memberikan kedalaman rasa, fermentasi juga memengaruhi tekstur dan aroma bumbu yang digunakan. Saat dimasak, bumbu fermentasi menghasilkan lapisan rasa yang membuat kuah atau saus terasa lebih kaya. Teknik ini menjadikan pedas Korea tidak sekadar membakar lidah, tetapi juga memberi sensasi hangat dan nikmat yang bertahan lebih lama setelah suapan terakhir.

2. Cabai gochugaru membentuk pedas yang lebih bulat

ilustrasi gochugaru (commons.wikimedia.org/국립국어원)

Gochugaru adalah bubuk cabai kering khas Korea dengan tingkat kepedasan sedang dan aroma sedikit manis. Berbeda dengan cabai rawit atau cabai merah segar yang memberi pedas tajam, gochugaru menghasilkan rasa pedas yang lebih bulat dan lembut. Biji cabai biasanya dibuang sebelum proses pengeringan, sehingga rasa pedasnya tidak terlalu menusuk, tetapi lebih menyebar perlahan di lidah.

Penggunaan gochugaru tidak hanya untuk warna merah yang menggugah selera, tetapi juga menambah aroma khas pada masakan. Bumbu ini biasanya ditumis perlahan dalam minyak agar minyak menyerap rasa pedas dan wangi cabai. Teknik pemanasan lembut ini membuat rasa pedas menyatu dengan minyak dan bumbu lain, sehingga menghasilkan saus yang seimbang, tidak berlebihan pada satu rasa saja.

3. Metode penumisan perlahan mengunci lapisan rasa pedas

ilustrasi teknik memasak Korea (commons.wikimedia.org/Republic of Korea)

Dalam banyak hidangan Korea, bumbu pedas dimasak perlahan dengan api kecil hingga minyaknya melepaskan aroma dan rasa cabai. Teknik penumisan ini dikenal membantu bumbu larut sempurna ke dalam kuah atau saus. Alih-alih sekadar memanaskan cabai, proses ini memecah senyawa pedas, sehingga tidak langsung membakar lidah, tetapi perlahan menghangatkan.

Metode memasak ini juga memberi waktu bagi bawang putih, bawang bombai, dan pasta gochujang untuk melepas aroma gurihnya. Saat kuah dimasukkan, semua rasa yang sudah terikat dengan minyak menyatu tanpa saling menutupi. Hasilnya, pedas dalam makanan Korea tidak terasa terpisah dari komponen rasa lainnya, melainkan menjadi bagian utuh yang memperkaya hidangan.

4. Perpaduan gula dan garam menyeimbangkan pedas

ilustrasi gula pasir (pixabay.com/congerdesign)

Rasa pedas pada masakan Korea tidak dibiarkan dominan, melainkan diimbangi dengan elemen manis dan gurih. Gula pasir, madu, atau sirup jagung sering ditambahkan untuk menonjolkan cita rasa cabai tanpa membuatnya terasa menusuk. Elemen manis ini memberi kesan hangat dan menenangkan sehingga pedasnya tidak membuat lidah cepat lelah.

Garam atau kecap asin membantu menonjolkan rasa alami cabai dan bahan lain, menciptakan harmoni rasa yang lebih menyatu. Kombinasi manis, gurih, dan pedas ini menjadi alasan hidangan Korea terasa lebih kompleks dan tidak membuat enek meski dimakan berulang kali. Keseimbangan ini pula yang membuat banyak orang merasa ingin menambah porsi saat menikmati makanan pedas Korea.

5. Teknik layering bumbu membuat pedas bertahap

ilustrasi makanan Korea (commons.wikimedia.org/creepyblues)

Salah satu ciri khas teknik masak Korea adalah penambahan bumbu pedas secara bertahap selama proses memasak. Misalnya, sebagian gochujang ditumis bersama bawang putih di awal, lalu sisa bumbunya ditambahkan menjelang akhir. Cara ini menciptakan lapisan rasa yang berbeda antara pedas yang meresap di dasar kuah dengan pedas yang menonjol di permukaan.

Layering bumbu juga memberi kontrol lebih baik atas tingkat pedas yang diinginkan. Dengan menyesuaikan kapan bumbu pedas ditambahkan, koki bisa menghasilkan hidangan dengan rasa yang seimbang dan tekstur kuah yang lebih halus. Teknik ini membuat rasa pedas tidak monoton, tetapi berubah perlahan dari gigitan pertama hingga akhir santapan.

Rahasia rasa pedas masakan Korea terletak pada perpaduan bahan khas, keseimbangan rasa, dan teknik memasak yang memaksimalkan cita rasa cabai tanpa mengorbankan unsur lain. Dari fermentasi hingga penumisan perlahan, semua langkah itu saling melengkapi untuk menciptakan pedas yang khas dan menambah selera makan. Tidak heran jika banyak orang merasa hidangan Korea memiliki sensasi pedas yang sulit ditandingi dan membuatnya selalu ingin kembali menikmati.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team