10 Kuliner Ekstrem di Asia Tenggara, Berani Coba?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua manusia kalau lapar pasti akan makan. Entah sajian apapun itu, asal sesuai selera dan bisa dimakan, pasti akan dimakan. Namun, bagaimana jika saat kamu lapar, kamu tidak bisa memakan apa-apa, selain memakan sajian yang menurut kamu sangat ekstrem?
Apakah kamu akan tetap menyantapnya? Atau memilih untuk menahan lapar?
Seperti ulat sagu, tikus, hewan yang sangat menggelikan, mungkin kamu akan berpikir dua kali untuk menyantapnya. Tapi, percayalah, selain apa yang sudah disebutkan di atas, makanan-makanan ekstrem Asia Tenggara tersebut benar adanya, walau terdengar sedikit absurd. Dan selain itu, ternyata ada juga beberapa santapan yang tak kalah ekstremnya.
Apa saja makanan ekstrem di Asia Tenggara? Berikut rangkumannya.
1. Camaro - Filipina
Camaro adalah jenis serangga yang bersarang di dalam tanah. Di Indonesia sendiri, serangga ini sering dikenal sebagai anjing tanah, atau di Jawa sering disebut orong-orong, dan gaang di Sunda.
Sekilas, camaro mirip dengan jangkrik, namun padahal bukan. Camaro memiliki ciri fisik cangkang yang keras, serta memiliki sayap yang kecil.
Di beberapa daerah di Filipina, serangga ini kerap diolah menjadi makanan. Bisa dibumbui dengan kecap, lada, atau beberapa bahan rempah-rempah lainnya, makanan ini kerap disejajarkan dengan ayam goreng, karena rasanya yang hampir mirip.
2. Balut - Filipina
Tak kalah ekstrimnya, kuliner Filipina yang satu ini diolah dari telur itik yang di dalamnya berisi embrio. Namun telur yang diolah bukan sembarang telur. Untuk mendapatkan rasa dan citra yang nikmat, telur yang diolah adalah telur yang sudah berusia 21 hari atau 3 minggu.
Setelah pemilihan telur, selanjutnya telur itik tersebut akan direbus selama kurang lebih 30 menit. Setelah dirasa cukup, buka cangkang telurnya. Tidak perlu semua, hanya setengahnya saja. Balut bisa juga ditambahkan dengan adonan rempah-rempah, seperti cabai, merica, ataupun lada.
Selain itu, Balut juga diyakini memiliki kandungan protein yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari telur itik yang benar-benar matang.
3. Ca Sau - Vietnam
Jika kebanyakan daging yang dipanggang adalah sapi atau kambing, di Vietnam ada olahan daging panggang yang tak biasa. Bisa menebaknya? Jawabannya adalah buaya.
Di hampir seluruh kota Vietnam, banyak restoran dan kedai yang menyajikan kuliner buaya panggang ini. Memiliki daging yang empuk, serta bau amis seperti ikan, Ca Sau menjadi salah satu kuliner terkenal di Vietnam.
Bahkan banyak juga yang berkeyakinan, kalau daging dari buaya ini mampu untuk menyembuhkan beberapa penyakit.
4. Larb Mote Daeng - Thailand
Apa yang kamu lakukan jika melihat semut merah? Mungkin kamu akan sedikit geli, dan ingin membasminya. Tapi, lain halnya jika kamu berkunjung ke Thailand. Di negeri Gajah Putih, semut merah akan dijadikan sebagai santapan atau camilan. Larb Mote Daeng adalah nama kulinernya.
Untuk orang-orang Thailand sendiri, rasa dari Larb Mote Daeng ini sangat lezat dan menggugah selera. Bahkan mereka yakin, kalau kuliner ini memiliki kandungan protein yang tinggi.
5. Fried Worms - Thailand
Editor’s picks
Masih dari negeri Gajah Putih, kuliner yang satu ini tak kalah ekstrimnya. Fried Worms atau cacing goreng adalah makanan khas dari Thailand. Walau terdengar sedikit menjijikan, namun percayalah, ini sangat diminati hampir seluruh warga Thailand.
Biasanya, cacing yang akan digoreng akan dicampur dengan bumbu bawang putih. Atau bisa ditambahkan juga cabai, itu jika kamu penyuka pedas.
Untuk manfaatnya, cacing dikenal sebagai salah satu sumber protein dan karbohidrat.
6. Ulat Sagu - Indonesia
Di ujung timur Indonesia, ada satu makanan khas suku Kamoro, yaitu ulat sagu. Kalau kamu tak merasa jijik, kamu bisa menyantap hewan ini secara mentah-mentah, atau bisa diasap terlebih dahulu.
Tidak sulit untuk menemukan ulat sagu. Hewan kecil melata ini bisa ditemui pada pohon sagu ataupun pohon kelapa yang sudah mati.
Disamping itu, konon katanya, ulat sagu mengandung kadar karohidrat dan protein yang tinggi.
7. Paniki Santan - Indonesia
Di Utara Sulawesi, atau tepatnya di Manado, ada satu makanan yang cukup ekstrim. Ya, Paniki Santan. Berbahan dasar dari kalong atau kelelawar, kuliner ini biasa disajikan dengan kuah santan.
Karena hampir semua orang Manado menyukai makanan yang pedas, tentu saja, kuliner yang satu ini selalu ditambahkan dengan irisan cabai. Tapi, ternyata ada maksud lain ditambahkannya irisan cabai. Karena memiliki bau amis yang pekat, irisan cabai ditambahkan sebagai penetralisir rasa amis tersebut.
8. Tikus Panggang - Indonesia
Masih dari daerah Minahasa, disana ada juga kuliner yang tak kalah ekstrimnya. Kalau kamu tidak merasa jijik, kamu bisa mencoba kuliner tikus panggang khas Minahasa. Tikus-tikus yang sudah ditangkap dan diolah dengan proses tertentu, kemudian akan dipanggang. Tapi sebelum dipanggang,biasanya akan diolesi dengan mentega.
Eits, tapi jangan salah. Tikus-tikus yang diolah adalah tikus-tikus yang berasal dari hutan, yang belum tercemar oleh lingkungan manusia. Bukan tiku-tikus dari rumah, ataupun got.
9. Aping - Kamboja
Di Phnom Penh, Kamboja, ada satu kuliner yang bisa membuat jijik yang tidak biasa memakannya. Berbahan dasar tarantula, Aping biasa dijadikan makanan pokok orang Kamboja.
Pernahkah kamu membayangkan, bagaimana rasanya tarantula goreng? Jangankan merasakannya, membayangkannya saja tidak mau. Tapi ini serius, di balik jijik dan ngerinya tarantula, orang-orang Kamboja menyebut Aping sama dengan udang atau lobster rasanya.
10. Kropoeu Ang - Kamboja
Kropoeu Ang atau Grilled Crocodile, adalah makanan khas Kamboja yang berbahan dasar daging, yang ditambahkan dengan roti goreng.
Jika dilihat dari bahannya, kuliner ini mirip dengan sandwich. Nah, untuk rasanya, kamu bisa coba sendiri.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.