ilustrasi siomay non halal (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)
Banyak resep kuliner di Indonesia yang mengalami akulturasi budaya. Beberapa di antaranya berasal dari komunitas Tionghoa atau keturunan luar negeri lain yang menggunakan minyak babi sebagai bahan utama sejak dulu. Contoh paling umum adalah makanan seperti kue bakpia, lumpia, dan siomay yang pada versi aslinya menggunakan bahan tersebut untuk menambah rasa.
Meskipun sekarang sudah banyak versi modifikasi yang tidak menggunakan minyak babi, penting untuk tetap menelusuri akar dari resep tersebut. Restoran atau penjual yang masih mempertahankan resep keluarga biasanya tidak mengubah banyak bahan aslinya. Di sinilah pentingnya mengenal latar belakang makanan, bukan hanya dari tampilannya, tapi juga sejarah dan budaya yang membentuknya.
Menjelajahi ragam kuliner Indonesia memang selalu menyenangkan, tapi kewaspadaan terhadap bahan seperti minyak babi tetap perlu dijaga, terutama bagi yang memiliki batasan konsumsi tertentu. Tidak semua makanan menampakkan ciri khasnya secara langsung, jadi penting untuk memahami petunjuk-petunjuk halus di sekeliling kita. Semoga, informasi di atas bermanfaat bagi kamu terutama yang memang tidak mengonsumsi apapun yang mengandung babi.