12 Produk Gagal yang Diluncurkan McDonald's, Kamu Sempat Cicipi Gak?

Bicara soal fast food atau makanan cepat saji, McDonald's sepertinya masih merajai pasar dunia. Bahkan di Indonesia, hampir setiap kota punya gerai tersebut.

McD kerap meluncurkan menu-menu baru yang unik secara periodik. Namun faktanya, tidak semua produk tersebut laku di pasaran, seperti 12 menu berikut ini :

Pada 2002, McDonald's mengeluarkan menu kontroversial di Norwegia. Yakni roti pita yang berisi beef, potongan keju, tomat, selada, dengan dibumbui saus autentik asal Afrika. Penyebab produk ini gagal di pasaran bukan karena rasanya, tapi karena pita-andwich ini dinamai McAfrika.

McD merilis menu terebut di tengah krisis kelaparan yang melanda 12 juta lebih orang di Afrika. Tentu saja hal ini menjadi isu sensitif, mengingat tempat rilisnya adalah Norwegia yang termasuk negara kaya. Karena banyak protes dari masyarakat, peredarannya pun ditarik.

Sederhananya, McLobster merupakan roti hot dogs berisi daging lobster dengan saus rahasia McDonald's. Sempat sukses, tapi menu ini langsung dihentikan produksinya.

Karena bahannya mahal, tentu saja harganya juga ikut mahal. Satu porsi hot dogs lobster ini dijual hampir Rp 100 ribu, padahal porsinya gak terlalu besar. Hal ini membuat orang berpikir dua kali untuk membeli.

Kalau biasanya burger berisi daging, "Hula Burger" justru memakai potongan nanas panggang. Menu ini dibuat untuk mempermudah umat Katholik yang berpuasa daging setiap Jumat, tapi tetap ingin makan burger.

Padahal niatnya baik, tapi yang datang malah hujatan. Akhirnya menu ini dihapus karena sepi pembeli.

Citra McDonald's identik dengan burger, tapi bukan berarti mereka tak ingin keluar dari zona nyamannya. Alasan tersebut menjadi dasar diluncurkannya McPizza. Bukannya tertarik, tapi orang-orang justru malas mencoba karena sudah "nyaman" dengan image McD sebagai penjual burger.

Sebagian yang membeli menunya mengaku kecewa, karena pembuatan pizza memakan waktu terlalu lama. Padahal, tempat ini harusnya menyiapkan makanan cepat saji.

Pertengahan tahun 1980, McDLT diluncurkan sebagai menu baru. Sebenarnya yang membedakan adalah kemasannya. Burger dibungkus terpisah dalam wadah styrofoam, tujuannya agar sayuran tetap segar dan daging tetap panas.

Kampanye lingkungan pun gencar dilakukan pada saat itu, dengan menjelaskan bahaya kemasan styrofoam yang terkena panas. Sejak saat itu, menu ini terus berkurang peminatnya dan dihapus pada 1990, setelah berjalan selama enam tahun.

Awalnya, mereka ingin menciptakan fast food yang "sehat" dengan meluncurkan McLean Deluxe. Daging burger ini punya kandungan lemak 91 persen lebih rendah dari yang normal, dan menggunakan rendaman ekstrak rumput laut sebagai penyedap rasa. Ironisnya, menu ini justru ditinggalkan karena rasanya yang begitu "sehat" itu.

Sekitar tahun 1993, McD mulai menawarkan menu berukuran besar ke publik dan langsung jadi hits di kalangan pecinta fast food . Tapi pada 2004, pamornya redup saat Morgan Spurlock, pembuat film indie, merilis dokumenter berjudul "Super Size Me".

Ia mendokumentasikan perubahan dirinya saat mengkonsumsi menu Super Size McDonald's setiap hari selama sebulan. Terungkaplah jika fast food punya efek samping yang berbahaya bagi tubuh dan orang-orang mulai menghindarinya.

Zaman sekarang, banyak kafe atau fast food menyediakan chicken wings karena disukai banyak konsumen. Tapi siapa sangka, menu satu ini pernah digagas McDonald's dan justru tak berhasil.

Alasannya simple, karena gambar ayam di promo tidak sesuai dengan kenyataan. Sampai akhirnya pihak McD membuat " clearance sale " chicken wings dengan harga miring untuk menghabiskan stok lama.

Biasanya, nugget terbuat dari daging ayam. Tapi McDonald's berinovasi dengan meluuncurkan menu "Onion Nuggets". Sesuai namanya, makanan ini terbuat dari bawang bombay yang dicampur tepung.

Inovatif memang, tapi sayang eksekusinya tidak terlalu baik. Begitu pula penerimaannya di masyarakat. Onion nuggets dijual sepaket dengan burger steak yang juga tidak diminati karena potongan dagingnya alot.

"Big Mac" masih menjadi salah satu menu andalan di McDonald's sampai saat ini, karena ukuran double size -nya membuat penikmat burger puas. Tapi banyak juga yang merasa porsi burger ini terlalu besar. Untuk itulah McDonald's mengeluarkan versi lebih kecilnya dan diberi nama "Son of Mac".

Bedanya, tidak ada ekstra daging dan roti di tengah. Bukannya laris, tapi menu ini justru sepi peminat karena dianggap gak ada bedanya dengan burger biasa. Duh, manusia memang gak ada puasnya, ya?

Pasta sedang naik daun dan banyak peminatnya pada saat itu. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, McD juga mengeluarkan McSpaghetti. Tapi sayang, rasa pasta buatan mereka tak memenuhi ekspektasi masyarakat.

Selain bolognaise, ada juga lasagna dan fettuccine alfredo yang sama-sama ditarik dari peredaran. Menu spaghetti bolognaise juga pernah masuk ke Indonesia dan bertahan lama. Tapi sayangnya sekarang sudah tak lagi diproduksi.

Untuk menarik perhatian, McDonald's meluncurkan burger dengan kualitas patty yang lebih baik menggunakan daging sapi Angus. Sapi ini terdiri dari daging yang seratnya padat dan halus, jika dibandingkan dengan jenis sapi lain.

Walau kelihatannya istimewa, tapi banyak orang berkomentar kalau rasanya sama dengan daging burger biasa. Bedanya, Angus burger dijual hampir dua kali lipat dari harga normal.

Wah, banyak juga ya inovasi McDonald's yang tak sesuai harapan masyarakat. Kalau menurut kamu, gimana dengan menu-menu di Indonesia? Sudah cukup puas kah?

12 Produk Gagal yang Diluncurkan McDonald's, Kamu Sempat Cicipi Gak?

1. McAfrika

2. McLobster

Editorial Team

Tonton lebih seru di