Selama ini, Indonesia dikenal sebagai surga bagi makanan lezat yang kaya akan rempah. Tak hanya itu, proses pengolahannya pun cukup unik dan beragam di setiap daerah. Ada yang dibakar maupun dikukus dengan daun jati, daun pisang, janur, serta bambu.
Dengan pengolahan yang alami menggunakan daun-daunan dan bambu, tak heran kalau beberapa lauk ini memiliki aroma yang unik, sedap, dan menggugah selera. Berikut ini beberapa makanan khas Indonesia yang dimasak dengan bambu.
Sesuai namanya, lauk khas Manado ini dimasak dengan menggunakan buluh atau bambu. Di Manado, memasak dengan metode seperti ini cukup populer untuk menghasilkan cita rasa yang sedap dan aroma yang khas dari bambu pada makanan.
Ayam biasanya akan dimasak di dalam bambu selama tiga jam atau lebih supaya dagingnya empuk dan juicy. Tak hanya itu, bambu adalah pengganti wajan atau panci pada zaman dulu.
Meskipun peralatan memasak semakin beragam dan canggih, tetapi masyarakat Manado masih melestarikan metode memasak dengan bambu sampai saat ini. Di dalam bambu biasanya berisi potongan daging ayam, cabai rawit, serai, jahe, dan kunyit.
Kalau berkunjung ke Bali, kurang lengkap rasanya kalau tidak mencicipi bebek timbungan yang dimasak dengan bambu ini. Konon, bebek timbungan merupakan hidangan yang wajib ada pada ritual-ritual upacara adat Bali zaman dulu, lho.
Sebagian orang enggan untuk memasak bebek timbungan karena proses pengolahannya memakan waktu yang cukup lama. Bebek yang sudah tua biasanya akan dimarinasi atau diungkep dengan beberapa rempah pilihan selama 4 jam.
Setelah itu, bebek akan dikukus selama 8 jam untuk mendapatkan tekstur daging yang empuk, juicy, dan bumbunya meresap dengan sempurna. Di Bali, bebek timbungan disajikan dengan makanan pendamping, seperti urap dan aneka sambal.
Meskipun terdengar asing, tetapi pa'piong merupakan lauk khas Toraja yang terdiri dari beberapa bahan utama, seperti daging kerbau, daging babi, daging ayam, dan ikan mas. Sesuai namanya, 'pong' memiliki arti tabung atau bambu yang digunakan sebagai alat masak pada makanan ini.
Di Toraja, bambu yang tumbuh cukup berbeda dari biasanya karena berdiameter lebar sehingga efektif untuk menjadi alat masak saat acara-acara besar. Selain bahan-bahan utama di atas, bambu juga berisi daun miana, kelapa parut, cabai rawit, bawang putih, bawang merah, jahe, dan serai.
Bagi kamu pencinta seafood, maka wajib untuk mencicipi ikan patin bakar yang dimasak dengan bambu khas Nusantara. Saat berkunjung ke tempat makan seafood di mana pun, kamu pasti harus menunggu berjam-jam untuk bisa menyantap hidangan paling favorit ini.
Dimasak dengan bambu, aroma yang dihasilkan dari ikan patin akan lebih harum dan menggugah selera, lho. Tak hanya ikan patin, di dalam bambu juga berisi aneka ragam rempah pilihan yang diulek halus, seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, dan cabai.
Kalau kamu penasaran dengan ikan kuah asam yang dimasak menggunakan bambu, maka wajib mencicipi mage wair khas Flores ini. Mage wair atau yang juga disebut iang mage wair sudah menjadi lauk sehari-hari bagi masyarakat Kabupaten Sikka, lho.
'Mage' memiliki arti asam, sementara 'wair' berarti air atau kuah. Meskipun alat masak sudah semakin modern dan beraneka ragam, tetapi metode memasak dengan bambu masih dilestarikan sampai saat ini, lho.
Wage wair biasanya menggunakan ikan merah yang mudah ditemui di perairan Kabupaten Sikka dengan campuran rempah, seperti bawang-bawangan, kunyit, jahe, kemiri, duan kemangi, dan serai. Tak heran kalau kuah dari wage wair yang segar dan gurih ini bisa menggugah selera makan.
Indonesia memang selalu memiliki cara yang unik dalam mengolah bahan-bahan makanannya. Dengan dimasak di dalam bambu bersama dengan rempah-rempah pilihan, lauk-lauk khas Nusantara di atas selalu memiliki tempat di hati para pencinta kuliner.