Ganti nama merupakan hal yang lumrah. Hal ini bisa terjadi karena mungkin nama tersebut tidak cocok dengan si penerima nama, ada permasalah dalam keluarga, hingga sering sakit-sakitan.
Apapun itu alasannya, setiap pergantian nama ada tradisi syukuran. Nah, di acara syukuran pergantian nama tak cuma mengumumkan nama baru, tapi juga memberi berkat atau makanan untuk simbol syukuran.
Dan berikut, lima makanan di Indonesia yang identik untuk hidangan syukuran pergantian nama. Sudah tahu?
Bubur merah putih tak pernah dilupakan untuk dijadikan hidangan tradisi pada setiap momen tertentu. Alasannya, bubur nan lezat ini merupakan simbol kesucian dan keberanian.
Ketika makanan ini disajikan untuk syukuran ganti nama, diharapkan sang pemilik nama baru kembali suci, dan melangkah dengan harapan serta cita-cita yang baru.
Sego atau nasi bancakan yang berisikan sayur gudangan beserta lauk juga sering dipilih untuk sajian syukuran pergantian nama.
Banyak sekali filosofi yang terkandung pada nasi bancakan mulai dari kebersamaan dan kebahagiaan. Setiap nasi bancakan yang diberikan kepada penikmatnya, berisi doa dan harapan.
Dengan memberi nasi bancakan saat pergantian nama baru, apapun doa baik-baik yang diaminkan akan menjadi harapan baru kepada orang tersebut.
Baik yang dibuat menggunakan nasi kuning maupun nasi putih, nasi tumpeng amat berharga sekali maknanya bagi orang yang berganti nama.
Nasi tumpeng memang dari dulu dipilih untuk makanan simbolik pada suatu momen syukuran. Untuk orang yang memiliki hajat ganti nama, nasi tumpeng dilambangkan sebagai sebuah harapan baru.
Bubur sumsum identik sekali dengan warna putih yang melambangkan kesucian dan kebersihan hati. Sedangkan kuahnya yang bercita rasa manis, diartikan sebagai kebahagiaan dan tanda beryukur atas pemberian Tuhan.
Menghidangkan bumbur sumsum saat syukuran pergantian nama maknanya tak beda jauh dengan bubur merah, di mana orang tersebut kembali suci. Selain itu, ada harapan juga agar orang tersebut selalu bahagia dan bersyukur dengan nama barunya.
Di beberapa daerah ada yang menyajikan gulai atau tongseng daging, bisa daging kambing maupun ayam. Kenapa dua olahan tersebut, ya?
Konon, menyajikan gulai atau tongseng daging untuk syukuran ganti nama mengikuti seperti tradisi akikah (dalam Islam) yang melambangkan rasa syukur terhadap Tuhan.
Wah, makanan yang disajikan sebagai hidangan untuk syukuran tadi ternyata masing-masing memiliki makna dan harapan yang baik. Apakah di tahun baru nanti kamu berniat ganti nama?
Jika iya, jangan lupa untuk menghidangkan salah satu dari lima kuliner tadi untuk syukuran, ya!