5 Sate Legendaris Langganan Para Presiden RI, Rugi kalau Belum Cobain

Saat berkunjung ke Surakarta, kamu wajib mampir ke Jalan Mangun Sarkoro Nomor 122, Sumber, Banjarsari, Surakarta. Pasalnya, terdapat warung sate yang melegenda di sana. Warung sate ini langganan mendiang Presiden RI kedua Soeharto ketika singgah ke Surakarta.

Dia sering mampir dan rajin memesan sate untuk dibawa pulang. Warung sate ini sudah berdiri sejak tahun 1980. Rasanya dijamin bikin ngiler deh. Selain bumbunya yang lezat, daging kambing yang dipilih juga masih muda, yakni usia sekitar setahun. Sehingga, dagingnya empuk dan tidak prengus.

Lesehan Merta Sari berlokasi di Jalan Kresna, Pesinggahan, Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali. Sate lilit di sini jadi favorit Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri. Lesehan ini awalnya didirkan oleh I Nengah Sada pada era 1980-an dengan memulai usahanya kecil-kecilan.

Sate lilit ikan ini terbuat dari ikan tuna segar dan dibumbui dengan rempah khas Bali. Tak hanya presiden, para artis dan pejabat ibu kota juga sering mengunjungi tempat ini, lho.

Ponorogo juga memiliki warung sate yang rasanya berkesan di lidah. Namanya Sate Ayam Haji Tukri. Lokasinya di Jalan Lawu Gang I, Nomor 43 K, Ponorogo. Warung sate yang sudah berdiri sejak 1975 ini adalah langganan Presiden RI kelima Susilo Bambang Yudoyono.

Sate ini berukuran besar dengan bumbu kacang yang lumer. Bahkan, Presiden Joko Widodo juga sering mampir ketika berada di Ponorogo.

Berbeda dengan Presiden Soeharto,  Presiden Jokowi justru sering menikmai sate di warung Sate Haji Bejo ketika sedang di Surakarta. Lokasi warung sate ini berada di Jalan Sungai Sebakung Nomor 10, Kedung Lembu, Pasar Kliwon, Surakarta.

Presiden Jokowi kerap memesan banyak sate buntel di warung ini untuk dinikmati di rumahnya di Solo. Kelezatannya ada pada tekstur daging yang tidak keras, bau kambing yang tidak prengus, dan proses pencelupan yang membuat bumbunya sangat meresap ke daging.

Selain Sate Haji Bejo, Presiden Jokowi juga sering berkunjung ke Sate Kere Yu Rebi yang berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional.

Warung ini sudah ada sejak 1986. Sate di warung ini tidak terbuat dari daging seperti kebanyakan, tapi justru terbuat dari tempe gembus, yakni tempe berbahan dasar ampas sisa tahu. Terdapat pula varian sate lain, yakni sate babat, sate ginjal, dan sebagainya.

Meski tempatnya sederhana, rasanya terbukti membuat banyak orang terlena ya, bahkan presiden juga menyukainya. Dari lima tempat makan sate di atas, mana yang kamu suka nih?