5 Tips Membuat Macaroni Schotel yang Creamy dan Gak Kering

Macaroni schotel adalah hidangan ala Eropa yang populer di Indonesia, terutama sebagai menu pesta, arisan, atau camilan istimewa di rumah. Perpaduan pasta makaroni, saus creamy, dan taburan keju membuat rasanya gurih, lembut, dan memanjakan lidah. Sayangnya, banyak orang yang mencoba membuat macaroni schotel di rumah tapi hasilnya justru kering dan teksturnya pecah-pecah. Padahal, rahasia mendapatkan schotel yang creamy dan lembut ada pada teknik pengolahan yang tepat.
Kunci utama membuat macaroni schotel yang creamy adalah mengatur komposisi bahan, mengolah saus dengan benar, dan memanggang pada suhu yang sesuai. Kalau salah langkah, hasilnya bisa membuat saus pecah atau makaroni jadi keras dan kering. Selain itu, penggunaan jenis keju yang pas juga memengaruhi cita rasa dan kelembutan macaroni schotel.
Kalau kamu mau macaroni schotel buatanmu tampil sempurna, creamy, dan gak kering, ada beberapa tips yang wajib kamu perhatikan. Yuk, simak panduan berikut biar hasilnya selembut buatan chef profesional.
1. Pilih makaroni dan keju yang tepat

Jenis makaroni yang kamu gunakan sangat memengaruhi hasil akhir schotel. Makaroni elbow adalah pilihan paling umum karena bentuknya melengkung dan bisa menahan saus lebih banyak. Pastikan kamu merebus makaroni hanya sampai al dente, yaitu matang tapi masih agak kenyal, karena nanti akan lanjut dimasak di oven. Kalau terlalu matang saat direbus, makaroni bisa hancur dan teksturnya jadi lembek.
Keju juga berperan penting dalam memberikan rasa gurih dan creamy. Gunakan kombinasi keju cheddar untuk rasa gurih dan keju mozzarella untuk kelembutan serta efek lelehan yang menggoda. Kamu juga bisa menambahkan sedikit parmesan untuk memperkaya aroma dan rasa. Pilih keju berkualitas baik supaya hasilnya lebih maksimal.
Kalau kamu asal memilih jenis makaroni atau kejunya kurang pas, hasil macaroni schotel bisa jadi hambar dan teksturnya gak menarik. Jadi, pastikan kamu memilih bahan utama yang tepat sebelum mulai memasak.
2. Buat saus creamy dengan teknik yang benar

Saus adalah jiwa dari macaroni schotel. Untuk membuat saus creamy, biasanya digunakan teknik membuat saus putih (béchamel) yang terdiri dari mentega, tepung terigu, dan susu. Rahasianya adalah menumis tepung dengan mentega hingga harum dan matang supaya rasa tepungnya hilang, lalu tambahkan susu hangat sedikit demi sedikit sambil terus diaduk agar tidak menggumpal.
Jangan sampai kamu menuang susu sekaligus ke dalam roux (campuran tepung dan mentega) karena bisa membuat saus berbutir dan sulit halus. Selain itu, gunakan api sedang agar saus matang perlahan dan mengental sempurna. Kalau ingin rasanya lebih gurih, kamu bisa menambahkan sedikit kaldu ayam atau kaldu sayur ke dalam saus.
Kalau saus terlalu encer, schotel akan sulit mengikat bahan-bahan dan hasilnya kurang creamy. Sebaliknya, kalau terlalu kental, macaroni schotel bisa jadi padat dan kering setelah dipanggang. Jadi, penting banget menemukan konsistensi saus yang pas.
3. Jangan memanggang terlalu lama

Memanggang terlalu lama adalah salah satu penyebab utama macaroni schotel jadi kering. Setelah semua bahan dicampur, kamu cukup memanggang schotel hingga bagian atasnya mengeras dan berwarna keemasan. Waktu pemanggangan biasanya berkisar 25–35 menit pada suhu 170–180°C, tergantung ukuran loyang dan oven yang digunakan.
Kalau kamu memanggang terlalu lama, kelembapan dari saus akan menguap dan makaroni menjadi keras. Tekstur creamy yang diharapkan pun akan hilang. Sebaliknya, kalau terlalu sebentar, bagian dalamnya bisa kurang matang dan rasa keju belum menyatu sempurna.
Kuncinya adalah memantau proses pemanggangan dan menghentikannya saat bagian atas sudah keemasan dan sedikit crispy. Kamu bisa menusuk bagian tengah schotel dengan garpu untuk memastikan panasnya sudah merata.
4. Tambahkan krim atau susu untuk hasil lebih lembut

Kalau kamu mau macaroni schotel yang super creamy, menambahkan krim kental (heavy cream) atau susu cair full cream ke dalam saus bisa jadi rahasia suksesnya. Krim akan membuat tekstur lebih lembut, rasa lebih kaya, dan kelembapan terjaga selama pemanggangan.
Selain itu, kamu juga bisa mencampurkan sedikit keju krim (cream cheese) ke dalam adonan untuk menambah rasa gurih dan membuat saus lebih halus. Pastikan kamu mengaduknya hingga benar-benar larut supaya tidak ada gumpalan.
Kalau kamu hanya mengandalkan susu biasa tanpa tambahan krim, macaroni schotel masih bisa creamy, tapi kelembutannya mungkin kurang maksimal. Jadi, kalau ingin hasil yang lebih premium, gak ada salahnya menambahkan krim dalam resep.
5. Istirahatkan sebelum dipotong dan disajikan

Setelah keluar dari oven, macaroni schotel biasanya masih sangat panas dan teksturnya agak lembek. Kalau langsung dipotong, saus bisa keluar berantakan dan bentuknya gak rapi. Oleh karena itu, diamkan dulu selama 10–15 menit sebelum disajikan agar teksturnya set dan lebih mudah dipotong.
Selain membantu mempertahankan bentuk, mengistirahatkan schotel juga memberi waktu bagi rasa untuk menyatu lebih sempurna. Saat dipotong, setiap potongan akan tetap rapi dengan lapisan makaroni, saus, dan keju yang menggoda.
Kalau kamu terburu-buru menyajikan macaroni schotel, hasilnya bisa kurang cantik secara tampilan dan sausnya akan mengalir ke mana-mana. Jadi, sabar sedikit akan membuat hidanganmu lebih memuaskan.