6 Fakta Dadih, Yogurt Susu Kerbau dari Ranah Minang

Dadih adalah makanan tradisional dari fermentasi susu kerbau yang berasal dari Minangkabau. Selain dapat ditemui di Minangkabau, dadih juga mudah ditemui di berbagai kota seperti Lima Puluh Kota, Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, dan Tanah Datar. Hingga kini, dadih masih diproduksi secara tradisional oleh warga lokal dan dijual di pasar. 

Dadih dapat diolah menjadi berbagai olahan kuliner. Untuk penyajian, umumnya kuliner ini dihidangkan pada acara pernikahan dan upacara adat sekaligus pemberian gelar Datuk di Sumatera Barat.

Dadih masih dibuat secara tradisional dengan skala rumahan yang melibatkan susu kerbau, tanpa adanya proses pemanasan. Prosesnya cukup sederhana, yaitu susu kerbau segar ditempatkan di tabung bambu kemudian ditutup dengan daun pisang. Setelah itu, susu didiamkan dalam suhu ruang (28-30 derajat Celcius) selama satu hingga dua hari agar proses fermentasi alami dapat terjadi dan terbentuk gumpalan seperti pasta.

Dadih memiliki tekstur dan rasa seperti yogurt. konsistensinya kental dengan tekstur yang lembut dan rasa asam yang khas. Dadih memiliki kandungan protein dan lemak yang tinggi. Kandungan lemak yang tinggi dapat memperkaya rasa dari dadih.

Fermentasi pada dadih didapat dari bakteri yang ada pada bambu, daun pisang, dan susu kerbau. Bambu yang dipakai untuk pembuatan dadih berjenis gombong dan ampel. Kedua bambu tersebut memiliki rasa pahit sehingga tidak disukai oleh semut. Ruas-ruas bambu tersebut mengandung sejumlah mikroba seperti kapang, khamir, dan mikroorganisme pembentuk asam laktat serta pemecah protein. Mikroba tersebut yang membantu fermentasi dadih.

Meski pembuatan dadih dapat dikatakan tidak terlalu higienis, namun tidak ada laporan terkait produk yang gagal ataupun keracunan makanan. Selain itu, bambu dipilih sebagai tempat untuk fermentasi dadih karena bambu bersifat higroskopik, atau kemampuan dapat menyerap air dari lingkungannya. Sifat tersebut dapat mencegah produk dadih dari pecahnya dadih. Rasa pahit bambu juga dapat mencegah adanya kontaminasi dari semut.

Selain itu, penggunaan daun pisang dapat mengoptimalkan proses fermentasi dan mencegah terjadinya kontaminasi.

Dadih adalah gumpalan susu kerbau yang tidak berubah maupun pecah. Warna dadih adalah putih kekuningan seperti tahu dengan konsistensi kental seperti yogurt dan aromanya pun serupa. Dadih memiliki rasa dan aroma yang khas, perpaduan antara bambu dan susu.

Kebanyakan konsumen menyukai dadih yang berwarna putih dengan tekstur lembut, dan aroma khas. Dadih dapat dimakan langsung menggunakan sendok atau diolah menjadi makanan lezat lainnya.

Dadih merupakan produk fermentasi yang dapat berpotensi sebagai probiotik yang dapat menguatkan dinding usus. Bakteri baik dari dadih akan berkompetisi dengan bakteri jahat, dan jika banyak bakteri baik, maka tidak ada tempat lagi bagi bakteri jahat sehingga tubuh pun dapat ‘menang’ dari bakteri jahat.

Selain itu, dadih juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Dadih juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Dadih dapat dikonsumsi langsung maupun diolah menjadi berbagai makanan. Di Minangkabau, dadih disajikan ketika sarapan sebagai ampiang dadih yakni dicampur dengan nasi hangat kemudian diberi sambal atau ampiang, serutan es, kelapa parut atau santan, dan gula aren. 

Dadi juga dapat dijadikan sarapan dengan menambahkan nasi serta sambal. Selain itu, ada pula dadih yang dikreasikan dengan bawang merah dan cabai iris. Tak hanya itu, dadih juga sering digunakan sebagai pengganti santan dalam pembuatan rendang, lho. 

Sebagai anak muda Indonesia, apakah kamu tertarik untuk mencoba kuliner tradisional yang satu ini? Meski kamu tak awam dengan bentuk dan rasanya, sepertinya mencoba sesekali juga tak ada salahnya, nih.

Sebab, dadih yang merupakan olahan fermentasi ini bisa berpotensi jadi bahan pangan probiotik tinggi yang menyehatkan tubuh. Yogurt dari Minang, siapa ingin coba?