Kamu pasti sudah tahu jika makanan di Indonesia memiliki makanan yang namanya berulang. Gak cuma makanan berat saja seperti gado-gado. Dari dunia kue tradisional pun ternyata ada kue yang namanya berulang.
Sebut saja onde-onde. Kue berbentuk bulat, berisi pasta kacang hijau, dan bertabur wijen putih ini namanya langsung tertangkap di pikiran ketika diminta menyebutkan kue dengan nama berulang. Selain onde-onde, berikut tujuh kue tradisional di Indonesia yang namanya berulang. Sudah tahu?
Apakah kamu baru dengar dengan nama kue yet-yet? Kue tradisional yang identik dengan taburan kelapa parut ini berasal dari Bangka. Selain taburan kelapa parut, kue yet-yet mempunyai ciri warnanya cokelat lantaran terbuat dari gula merah.
Bahan utama kue yet-yet sendiri dari campuran tepung sagu tani dan tepung terigu. Menariknya, tekstur dari kue yet-yet sendiri kenyal padat karena menambahkan kapur sirih ke bahan baku pembuatannya.
Di Riau, tepatnya Pulau Rupat terdapat kue yang namanya berulang, sebut saja kue abuk-abuk. Kue ini mudah dikenali dari bentuknya menyerupai terompet karena dibungkus pada daun pisang yang telah dipanggang sebelumnya kemudian dibentuk kerucut.
Kue abuk-abuk dibuat dari sagu mutiara yang dikombinasikan dengan bahan baku lainnya seperti gula merah, kelapa parut, dan daun pandan.
Apakah kamu pernah makan kue akar? Nah, kue goro-goro ini hampir mirip dengan kue tersebut yang digoreng dan memiliki tekstur renyah. Bahan utama kue goro-goro sendiri meliputi tepung beras dan kelapa parut.
Kue yang memiliki nama berulang ini populer sekali di Lombok. Saat Ramadhan, kue goro-goro yang memiliki nama lain kue tarek ini ramai diburu untuk makanan berbuka puasa.
Kue tradisional yang namanya berulang ini pasti sudah gak asing lagi di telinga. Bahkan, kamu pasti pernah menikmatinya walaupun kamu lupa dengan namanya. Kue ongol-ongol merupakan kue tradisional yang berasal dari Jawa Barat.
Identik dengan taburan kelapa parut serta hiasan daun pandan, kue ongol-ongol dibuat dari kombinasi tepung sagu. Dulu, ongol-ongol tampilannya cokelat karena penggunaan gula merah untuk rasa manisnya. Kini, ongol-ongol memiliki banyak rasa dan juga tampilanya lebih berwarna.
Kue kebanggaan masyarakat Tapanuli Utara bernama ombus-ombus masuk ke daftar kue tradisional yang namanya berulang, lho. Kue ini juga cukup terkenal sebagai kue Batak yang lezat. Dimakan selagi hangat-hangatnya memuaskan lidah banget.
Kue ombus-ombus ciri khasnya berbentuk kerucut dan dibungkus daun pisang. Bahan bakunya dari tepung beras dan kelapa parut. Di bagian tengahnya terdapat gula merah atau gula aren.
Di daerah Sumatra Utara lainnya seperti Kota Parapat, ombus-ombus dikenal juga dengan sebutan dolung-dolung.
Ada lagi, nih, kue khas Batak yang namanya berulang yaitu pohul-pohul. Dilihat dari bahan baku pembuatannya, ada kemiripan antara kue pohul-pohul dengan kue ombus-ombus. Keduanya sama dibuat dari tepung beras, kelapa parut, dan gula merah.
Hanya saja, tepung beras untuk pohul-pohul didiamkan semalaman sebelum dimasak dengan bahan baku lainnya. Kue pohul-pohul juga identik dibentuk dengan cara diremat-remat menggunakan telapak tangan.
Kue yang satu ini masuk dalam kategori kue kering karena teksturnya renyah. Untir-untir memiliki bahan utama dari telur yang mana adonannya diuntir satu dengan lainnya sehingga bentuknya nampak seperti spiral. Kue yang memiliki nama berulang ini dimasak dengan cara digoreng.
Setelah matang, tak sedikit yang menambahkan kue untir-untir dengan taburan bubuk gula. Ada juga yang mengkreasikannya dengan tambahan pewarna makanan alami ke dalam adonan sehingga tampilannya menarik.
Betul, kan, selain onde-onde ternyata banyak kue tradisional di Indonesia yang memiliki nama berulang. Dari kue dengan nama berulang di atas, kamu pernah makan yang mana saja?