Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
instagram.com/kangdadajin

Selain Beondegi yang merupakan hidangan esktrem berupa kepompong ulat sutera, Korea Selatan juga menawarkan sajian lain yang tak kalah menantang untuk dilahap. Adalah Gaebul, yang berbahan baku berupa cacing laut. Sekilas memang terkesan janggal, namun makanan ini ramai digemari oleh masyarakat Korea. Yuk, simak ulasannya berikut!

1. Gaebul bermakna "penis anjing" secara harfiah, namun justru berbahan baku berupa cacing laut

instagram.com/yangyang_ah

Secara etimologi, penamaan "gaebul" berasal dari dua kata yaitu "gae" yang berarti anjing dan "bul" yang merujuk pada alat genital pria alias penis. Akan tetapi, kuliner ini rupanya tak diolah dari bahan baku seperti nama "penis anjing" tersebut. 

Pasalnya, gaebul justru menggunakan jenis cacing laut yang bernama ilmiah Urechis unicinctus. Cacing tersebut lebih dikenal dengan sebutan "cacing sendok" oleh masyarakat Korea. Penamaan "penis anjing" itu agaknya hanya merujuk pada bentuk cacing sendok yang sekilas menyerupai alat genital tadi.

2. Gaebul juga dapat dijumpai di beberapa negara lain namun dengan sebutan yang berbeda

instagram.com/kangdadajin

Usut punya usut, hidangan berupa cacing sendok ini rupanya tak hanya dapat dijumpai dalam kuliner tradisional Korea. Pasalnya, di negara-negara lain pun ada pula sajian sejenis. Jika di Tiongkok ada haichang, maka Jepang mempunyai yumushi. Kalau di negara-negara barat, sajian ini disebut sebagai penis fish

3. Gaebul memiliki ciri khas yang membuatnya unik dibandingkan jenis cacing lainnya

instagram.com/jsblossomj

Gaebul memiliki bentuk yang identik dari jenis cacing lainnya. Cacing sendok ini berwarna merah muda yang pucat hingga lebih kemerahan atau agak kecokelatan, bergerak secara peristaltik, berukuran lebih besar (menggembung) dan panjang, serta kedua ujung mengecil. Cacing ini lazim berhabitat dalam lumpur yang berbentuk U.

4. Gaebul umum dihidangkan hidup-hidup sebab masih dapat menggeliat pada piring saji

instagram.com/fucking_revolution

Cacing sendok ini umum disajikan secara hidup-hidup sebab masih dapat menggeliat di piring saji. Alhasil, menyantap gaebul harus punya trik guna berhasil mengambil potongannya menggunakan sumpit sebab kulit gaebul memang berlendir sehingga licin.

Sebelum disajikan, isi perut gaebul akan dikuras hingga bersih, lalu kulitnya dipotong kecil-kecil seukuran sekali ambil dengan sumpit (sekali gigit). Gaebul tersebut dapat dipanggang hingga kematangan yang diinginkan.

5. Gaebul bertekstur kenyal, dan terbilang tak kaya cita rasa walau agak manis

instagram.com/uh_heung_

Usut punya usut, gaebul terbilang tak cukup kaya dengan cita rasa walaupun menyuguhkan sensasi agak manis. Seperti tampilannya, potongan cacing sendok ini bertekstur kenyal sehingga butuh usaha lebih untuk mengunyahnya hingga lumat. Bahkan, potongan gaebul masih terasa menggeliat saat masuk ke dalam mulut.

6. Gaebul dapat didampingi campuran minyak wijen dan garam, ataupun gochujang dengan cuka

instagram.com/ancoco_111

Sebagai bahan pelengkapnya, gaebul biasanya dilahap bersama racikan bumbu sederhana ala Korea. Tujuannya agar cita rasa hidangan ini lebih kaya. Misalnya, gaebul yang didampingi campuran garam dengan minyak wijen. Alternatif lain adalah menyantapnya dengan gochujang (pasta cabai khas Korea) yang dipadukan dengan cuka.

7. Gaebul kerap dijajakan di pasar ikan, dan digemari oleh berbagai kalangan masyarakat

instagram.com/korean_foodfighter2020

Jika ingin membeli gaebul, bahan bakunya kerap dijajakan di pasar ikan. Kendati tampilan dan bahan bakunya terbilang tak umum, rupanya gaebul mempunyai banyak peminat di Korea Selatan. Tak hanya orang tua, anak muda pun tergiur dengan kuliner yang satu ini. 

Kuliner esktrem agaknya memang punya daya tariknya tersendiri. Hal itu pula yang membuatnya unik walau terbilang tak umum. Kalau ditawari sepiring gaebul, kalian berani melahapnya gak, nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team