8 Variasi Dango Paling Favorit asal Jepang, Dessert Kenyal yang Nikmat

Sasa dango menjadi dango yang cukup unik karena dibungkus menggunakan daun bambu. Terbuat dari beras ketan yang ditumbuk menjadi kue beras lalu diberi perisa dari mugwort dan diisi pasta kacang merah. 

Sasa sendiri merujuk pada daun bambu yang digunakan untuk membungkus dango ini. Dulunya, sasa dango dibuat untuk festival Tango no sekku pada 5 Mei tapi kini sasa dango bisa dinikmati kapan saja. 

Uroko dango berasal dari Kota Fukagawa dan sering dikenal sebagai dango sisik ikan. Disebut demikian karena uroko dango dipotong berbentuk segitiga menggunakan pisau bergerigi hingga terlihat bak sisik ikan. 

Bahan yang digunakan untuk uroko dango cukup simpel yaitu beras, tepung dan gula. Ketiga bahan tersebut dicampur lalu dikukus hingga matang baru kemudian dipotong-potong. 

Nama 'hanami' diambil dari tradisi popular Jepang yaitu 'melihat bunga' yang sudah dilakikan sejak tahun 700-an pada Periode Nara. Dango ini merupakan mochi manis yang ditusuk dengan tusuk sate dan dibuat dalam beragam warna.

Tiap warna dari hanami dango memiliki arti tersendiri. Warna pink melambangkan bunga sakura, putih melambangkan sisa-sisa salju pada musim dingin dan hijau melambangkan warna rerumputan di musim semi. 

Nama ikinari dango bisa diartikan dango instan karena pembuatannya yang cepat dan mudah hanya dengan tiga bahan. Bahan tersebut adalah kentang manis, pasta kacang merah dan adonan mochi. 

Setelah isian dibungkus dengan adonan mochi barulah dikukus dan disajikan selagi panas. Ikinari dango biasanya disajikan pada acara tertentu, tapi juga sering dinikmati sebagai dessert sehari-hari. 

Siapa yang sangka kalau bocchan dango menjadi popular berkat karakter dalam novel yang menyukai dessert ini lho. Karena latar novel tersebut berada di Kota Matsuyama maka kota ini menjadi ikonik dengan bocchan dango.

Terdiri dari bola-bola mochi yang ditusuk bak sate, bocchan dango memiliki banyak warna. Warna merah dibuat dengan pasta kacang merah, kuning dengan telur dan warna hijau berasal dari teh hijau.

Goma dango atau yang dikenal dengan nama bola biji wijen ini terbuat dari tepung beras dan pasta kacang merah sebagai isian. Goma dango memiliki bagian luar yang crispy karena digoreng dengan temperatur yang berbeda. 

Saat digoreng, biji wijen yang menempel pada adonan tidak boleh sampai gosong lho. Dessert ini paling sering dinikmati pada bulan Agustus sebagai makanan musim panas. 

Kibi dango merupakan salah satu dessert tradisional yang melekat dengan budaya Jepang. Terbuat dari tepung beras dan tepung millet yang dicampur dan dibentuk menjadi bulat.

Dulu kibi dango dibentuk menjadi segi empat dan diisi dengan pasta kacang merah, tapi kini kibi dango tak lagi diberi isian dan berbentuk bulat. Kibi dango mulai dijual pada pertengahan abad ke-19 sebagai dessert sehari-hari. 

Meski terlihat seperti sate daging, mitarashi dango aslinya terbuat dari kue beras yang disiram dengan saus kecap. Tiap tusuknya terdiri dari lima bola kue beras yang biasanya dibakar terlebih dulu. 

Nama mitarashi dipercaya mirip dengan nama gelembung air di baskom air pada pintu masuk kuil Shinto. Mitarashi dango begitu popular dan tersedia di berbagai tempat seperti toko serba ada dan toko-toko dango. 

Nah, itulah delapan ragam variasi dango yang bisa kamu nikmati di Jepang. Ada pilihan favoritmu gak?