TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Angka Diabetes Makin Meningkat, Para Ahli Sarankan Konsumsi Gandum 

Diabetes bisa memicu munculnya penyakit kronis lainnya

pixabay.com/RitaE

Sebagai negara berkembang, angka diabetes di Indonesia semakin meningkat. Hal ini disebabkan adanya pola makan yang tak seimbang, konsumsi gula berlebihan, dan pola hidup yang tak sehat lainnya. 

Oleh sebab itu, peralihan konsumsi ke whole grains atau gandum utuh dinilai penting. Simak ulasannya berikut ini ya!

1. Angka penderita diabetes cukup tinggi di negara berkembang

pixabay.com/geralt

Total kerugian ekonomi Indonesia per tahun akibat obesitas adalah Rp78,5 triliun atau setara dengan 0,9 persen PDB (Produk Domestik Bruto). Dampak obesitas terhadap ekonomi cukup besar karena merupakan faktor risiko berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM).

Penderita diabetes mudah terkena serangan jantung, hipertensi, kanker, dan penyakit kronis lainnya yang memerlukan biaya tinggi. Sekitar 50 persen atau lebih penduduk di negara maju mengalami kegemukan. Sementara, di negara berkembang, angkanya berkisar 20-30 persen. Namun, jumlah populasi penduduk di negara berkembang jauh lebih banyak dibanding negara maju. Sehingga, obesitas menjadi masalah kesehatan di negara berkembang. 

Baca Juga: 10 Makanan Sehari-hari yang Bisa Mengatasi Sembelit, Rasanya pun Enak

2. Mereka yang mengonsumsi gandum utuh lebih cepat turun berat badan

pixabay.com/RitaE

Sebuah penelitian dilakukan pada sekelompok mahasiswa yang diminta mengonsumsi roti gandum utuh. Mereka merasakan rasa kenyang yang lebih lama dan mengurangi asupan kalori di hari berikutnya. 

Penelitian lainnya membandingkan penurunan berat badan antara orang-orang gemuk yang mengonsumsi brown rice (whole grains) dan beras putih. Hasilnya, berat badan dan tekanan darah mereka yang mengonsumsi brown rice  turun lebih banyak. 

Whole grains (gandum utuh) tidak mengalami proses berlebihan, sehingga kandungan vitamin, mineral, dan seratnya lebih tinggi dibandingkan refined grains. Beberapa produk whole grains yang dikenal di pasaran adalah sereal untuk sarapan pagi, roti gandum utuh, beras merah, dan brown rice (beras padi tumbuk atau beras pecah kulit). Bahkan, popcorn juga termasuk whole grains

3. Berapa jumlah whole grains yang sebaiknya dikonsumsi?

pixabay.com/PublicDomainPictures

Di Amerika, anjuran konsumsi whole grains adalah 48 gram per hari, sedangkan di Denmark 75 gram per hari. Saat ini, orang-orang Denmark bisa dikatakan menjadi konsumen whole grains  tertinggi di dunia. 

Rata-rata mereka mengonsumsi 54 gram per hari. Sementara itu, Malaysia baru sekitar dua gram. Lalu, apakah orang Indonesia juga mengonsumsi whole grains? Data yang ada hanyalah konsumsi jagung yaitu sekitar 4 gram per hari. 

Mengonsumsi whole grains adalah upaya riil untuk meningkatkan asupan serat. Para ahli kesehatan memandang serat sebagai bagian penting yang harus dikonsumsi setiap orang. Tujuannya supaya terhindar dari berbagai penyakit berbahaya. 

Penyakit pembunuh yang sekarang mondominasi negara kita adalah stroke, penyakit jantung, diabetes, TBC, dan hipertensi. Dari lima penyakit tersebut, hanya TBC yang merupakan penyakit infeksi menular, sedangkan empat lainnya adalah penyakit kronis yang erat kaitannya dengan pola makan tidak seimbang, gaya hidup tidak sehat (merokok dan kurang olahraga), serta obesitas.

Baca Juga: 10 Makanan Enak yang Wajib Ada Saat Diwali, Suasana Jadi Makin Meriah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya