TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Kicak, Jajanan Manis Khas Jogja yang Hanya Ada Saat Ramadan

#RamadanMasaKini Lalu menghilang setelah lebaran :(

resepdanmasakan.com

Kicak merupakan jajanan manis khas Yogyakarta yang sangat unik. Kuliner yang satu ini bisa dibilang unik karena hanya muncul saat bulan Ramadan dan tiba-tiba menghilang pasca Lebaran.

Buat kamu penggemar berat kicak pasti penasaran kenapa kicak hanya ada saat bulan Ramadan padahal jajanan yang satu ini memiliki penggemar yang jumlahnya tidak sedikit. Yuk, cari tahu asal usul kicak dan alasan kenapa jajanan khas Jogja ini hanya bisa kamu temui di bulan Ramadan.

1. Pertama kali dibuat oleh Mbah Wono pada tahun 1950an

instagram.com/natgeoindonesia

Tokoh yang menjadi pelopor dalam produksi kuliner manis yang satu ini adalah Mbah Wono. Mbah Wono merupakan warga asli Kampung Kauman dan sudah berprofesi sebagai penjual makanan sejak lama. Ia pertama kali membuat kicak pada tahun 1950-an, sayangnya tidak ada yang tahu bahkan beliau sendiri tidak ingat mengapa kue buatannya diberi nama kicak.

Akan tetapi, mayoritas sumber menyebutkan bahwa makanan tersebut dijuluki kicak lantaran warga Kauman punya kebiasaan menyebut jadah, jajanan dari tepung ketan dengan sebutan kicak.

Baca Juga: 5 Tradisi Unik Menyambut Ramadan yang Cuma Ada di Jogja dan Sekitarnya

2. Menjadi jajanan paling dicari saat bulan Ramadan

Youtube.com/Arif L Hakim

Sebagai informasi, setiap bulan Ramadan Kampung Kauman disulap menjadi pasar yang sangat ramai oleh pedagang dan pembeli. Saat itu Mbah Wono turut berpartisipasi dengan menjadi seorang pedagang di Pasar Ramadan Kauman dan menjual kicak buatannya sebagai menu takjil.

Rasanya yang manis dan lezat membuat kicak jadi makanan yang cocok dijadikan hidangan berbuka. Sejak saat itu, penggemar kicak bertambah banyak, bukan hanya masyarakat yang berasal dari Kampung Kauman.

3. Bahan-bahan yang dibutuhkan sederhana tetapi rasa yang dihasilkan membuat kuliner ini cocok dijadikan hidangan takjil

goodnewsfromindonesia.id

Kicak terbuat dari beras ketan yang ditumbuk kemudian dicampur dengan gula pasir, parutan kelapa, potongan nangka serta daun pandan dan vanili agar aroma kicak lebih wangi.

Adonan kicak kemudian dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus menggunakan kayu bakar. Perpaduan rasa manis dari ketan dan nangka serta gurihnya parutan kelapa membuat rasa kicak begitu istimewa dan cocok disantap ketika berbuka.

4. Laris manisnya kicak Mbah Wono membuat warga sekitar tertarik untuk membuat kicak versi masing-masing

terakota.id

Setelah kicak buatan Mbah Wono laris manis, kemudian banyak warga Kampung Kauman yang turut membuat kicak versi mereka sendiri. Berbagai cara mereka lakukan agar bisa membuat kicak yang kualitasnya sama seperti yang dijual Mbah Wono. Mulai dari melakukan eksperimen sendiri, membeli kicak Mbah Wono sebagai referensi, sampai memborong kicak Mbah Wono untuk dijual kembali.

5. Dari sekian banyak penjual kicak, kicak Mbah Wono tetap jadi primadona

goodnewsfromindonesia.id

Walaupun saat ini pedagang kicak sudah sangat banyak. Akan tetapi, kicak buatan Mbah Wono tetap menjadi yang paling dicari. Bahkan tak jarang pembeli yang ingin mencicipi lezatnya kicak buatan Mbah Wono harus rela mengantre panjang dan datang lebih awal sebelum waktu berbuka tiba.

Saat ini produksi kicak sudah diteruskan oleh keturunan Mbah Wono. Kendati demikian, kamu gak perlu khawatir rasanya akan berbeda. Sebab, kicak buatan anak cucu Mbah Wono memiliki cita rasa yang sama dengan kicak buatan Mbah Wono sendiri.

Baca Juga: [LINIMASA] Fakta dan Data Arus Mudik Lebaran 2019

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya