TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Makanan Paling Langka di Dunia, Ada Keju Berbelatung!

Kamu pernah mencoba salah satunya?

Potret saffron (unsplash.com/sfhashemi)

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, banyak makanan baru yang "lahir" dan berkembang di berbagai penjuru dunia, terutama kreasi atau modifikasi dari makanan yang sudah ada sebelumnya dan diberi sentuhan modern agar disukai banyak orang. Makanan-makanan tersebut pun mudah ditemukan di berbagai pusat kuliner. 

Di sisi lain, ada makanan-makanan yang langka yang sulit untuk didapatkan. Penyebab kelangkaannya pun beragam. Mulai dari harga yang mahal, hanya ada di musim tertentu, tempat atau lokasi keberadaannya yang sulit dijangkau, hingga spesies hewan yang sulit dicari.

Penasaran kira-kira apa saja makanan paling langka di dunia? Simak ulasan di bawah ini, barangkali kamu pernah mencicipi salah satunya!

1. Truffle putih

jamur truffle putih eropa (instagram.com/gwenla)

Truffle putih merupakan salah satu jenis jamur pohon yang biasanya digunakan untuk pelengkap sajian pasta di berbagai restoran atau hotel mewah. Jamur ini cukup langka, karena hanya bisa tumbuh liar (tidak bisa dibudidayakan) di kawasan pedesaan dan hutan pegunungan Piedmont, Italia, saat musim dingin dan musim gugur.

Harga truffle putih sangat mahal, bisa mencapai Rp31 juta per 450 gram. Bahkan, pada 2018, sebuah jamur truffle putih seberat 850 gram dijual dengan harga mencapai Rp1,5 miliar di Alba, Italia. Wow!

2. Jamur matsutake

Ilustrasi jamur matsutake (pixabay.com/spiagol56)

Jamur lain yang tak kalah mahal dari truffle putih adalah jamur matsutake atau jamur pinus. Jamur ini tidak bisa dibudidayakan, melainkan tumbuh liar di sekitar pepohonan pinus yang ada di kawasan Asia Timur, seperti China, Jepang, dan Korea.

Masa panennya pun hanya bisa dillakukan saat musim gugur dan jumlahnya tidak bisa diperkirakan. Karena hal itulah, harga jamur matsutake cukup mahal. Kisarannya mencapai Rp72 juta per 500 gram. Harga termahal ini biasanya dipanen di Jepang. Pencinta jamur wajib mencicipinya, sih!

3. Saffron

Potret saffron (unsplash.com/sfhashemi)

Sudah ada sejak ribuan tahun lalu, saffron juga termasuk rempah-rempah, sekaligus bahan makanan langka yang tumbuh di kawasan Mediterania, Timur Tengah, dan Asia Selatan. Dikatakan langka, karena proses penanaman hingga pemanenan bunga korkus cukup lama.

Setidaknya butuh lebih dari 50 ribu batang bunga krokus untuk menghasilkan sekitar 450 gram saffron. Gak heran kalau harganya juga sangat mahal, bisa mencapai Rp77 juta per 450 gram. 

4. Kaviar almas

Potret kaviar almas (sasaniancaviar.com)

Kaviar memang merupakan makanan mahal, tetapi kaviar almas adalah yang termahal sekaligus langka. Kaviar asal Iran ini dipanen dari ikan sturgeon albino berumur 60-100 tahun yang hanya ada di Laut Kaspia. Ikan tersebut juga termasuk ikan langka di dunia.

Hal itulah yang membuat harga kaviar almas ini mahal, yakni mencapai Rp270 juta per 450 gram. Raihan ini membuatnya memecahkan Rekor Dunia Guinness sebagai kaviar termahal di dunia.

Baca Juga: 4 Review Makanan Indonesia di New York ala Stephanie Poetri

5. Casu marzu

Ilustrasi casu marzu (britannica.com)

Sekilas, casu marzu ini seperti keju pada umumnya. Namun, siapa sangka kalau keju tradisional ini cukup langka karena dianggap berbahaya, bahkan masuk ke dalam produk ilegal di negara Uni Eropa. Ternyata, penyebabnya adalah adanya belatung dalam proses pembuatannya. Kok bisa?

Keju casu marzu berasal dari Pulau Sardinia, Italia. Bahan utama pembuatannya adalah susu domba yang difermentasikan di udara terbuka dan bercampur dengan belatung, supaya proses pembusukannya pas.

Saat hendak dimakan, seseorang harus mengenakan kacamata agar belatung-belatung yang masih hidup tidak masuk ke dalam mata. Kamu tertarik makan ini?

6. Shio katsuo

Ilustrasi shio katsuo (izuseinan.com)

Shio katsuo merupakan makanan khas Jepang yang berasal dari ikan bonito kering dan sudah digarami. Ikan yang termasuk keluarga ikan makarel ini hanya bisa ditemukan di wilayah Nishiizu, salah kota nelayan di Jepang.

Proses pembuatan shio katsuo cukup rumit. Mulai dari penggaraman dan pengeringan ikan yang membutuhkan waktu dua pekan, kemudian dijahit dan disimpan dalam batang padi. Setelah jadi, shio katsuo bisa diiris tipis-tipis dan dimakan dengan nasi. 

Sayangnya, saat ini hanya tersisa satu orang di Nishiizu yang membuat shio katsuo. Namanya Yasuhisa Serizawa. Ia pun memproduksinya dalam jumlah terbatas dari bulan November hingga Januari.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya