TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Sejarah Pempek, Kuliner Khas Palembang yang Nikmat Banget

Rasanya memang mantap dan lemak nian!

instagram.com/infokulinerpandaan

Empek-empek atau lebih dikenal dengan sebutan pempek, adalah kuliner khas Palembang yang sudah sangat populer. Rasanya yang nikmat dan gurih, membuat kuliner yang satu ini digemari oleh banyak orang. Para penjual pempek saat ini bisa dengan mudah ditemukan hampir di seluruh pelosok Indonesia.

Tapi tahukah kamu kalau di balik kelezatannya, ternyata pempek memiliki sejarah yang cukup menarik? Konon kabarnya, kuliner hasil olahan ikan ini sudah ada sejak abad ke 16 di Palembang. Itu berarti sekitar 400 tahun yang lalu, masyarakat di Palembang sudah mengenal pempek.

1. Di masa Kesultanan Palembang, pempek dikenal dengan nama Kelesan

instagram.com/pempekshasha

Pada masa lalu, Sultan Mahmud Badaruddin II menjadi penguasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Di masa ini pempek lebih dikenal dengan Kelesan. Makanan ini merupakan makanan adat di dalam rumah Limas.

Rumah Limas adalah rumah tradisional Palembang, biasanya dipakai untuk acara adat ataupun pernikahan. Saat itu pempek disebut Kelesan karena makanan ini tahan dikeles, atau disimpan dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Nggak Cuma Kapal Selam: 9 Jenis Pempek yang Belum Kamu Tahu!

2. Asal mula nama pempek

instagram.com/jastip_bydiva

Pempek baru dijual secara luas di masa pemerintahan kolonial Belanda. Makanan ini dijual oleh orang-orang keturunan Tionghoa yang memang sangat pandai berdagang. Bahkan nama pempek juga berasal dari bahasa Tionghoa. Para penjual Kelesan di masa itu dikenal dengan panggilan Apek atau pek-pek. Ini merupakan sebutan untuk lelaki tua dalam bahasa Tionghoa.

Ketika ingin membeli, para pembeli biasa memanggil para penjual Kelesan ini dengan sebutan pek atau empek empek. Nah dari situlah lama-lama nama pempek populer, dibandingkan dengan nama aslinya Kelesan. Dan nama pempek bertahan hingga saat ini. Di tahun 1916, pempek mulai dijual di sekitar kawasan keraton (sekitar Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang).

3. Bahan untuk membuat pempek

instagram.com/pempekcena99palembang

Ikan merupakan bahan baku utama olahan pempek. Di masa kini ikan yang paling sering digunakan untuk membuat pempek adalah ikan tenggiri. Namun di masa lalu, pempek dibuat dari ikan Belida. Namun seiring dengan perkembangan jaman, ikan Belida menjadi semakin langka dan sulit ditemukan. Harganya pun menjadi melambung tinggi.

Oleh karena itu ikan Gabus kemudian dijadikan pengganti ikan Belida, rasanya tetap gurih dan enak. Namun sekarang ini, semakin banyak ikan yang bisa dipakai untuk membuat pempek. Ada yang memakai ikan kakap merah, ikan ekor kuning, ikan putak, ikan toman, ikan lele, dan bahkan ada yang memakai ikan tuna.

Selain ikan, untuk membuat pempek juga diperlukan tepung tapioka. Dan saat disajikan pempek akan ditemani dengan kuah saos yang disebut cuko. Kuah pempek ini terbuat dari gula merah, ebi, cabe rawit, bawang putih dan garam. Pempek disantap bersama dengan irisan mentimun dan mie kuning sebagai pelengkap.

4. Jenis-jenis pempek

instagram.com/tj_irene

Pempek saat ini diolah menjadi beberapa jenis. Masing-masing jenisnya memiliki bentuk yang berbeda, namun rasanya sama nikmatnya. Inilah beberapa jenis pempek yang dijual saat ini :

  • Pempek Kapal Selam, memiliki bentuk mirip dengan kapal selam. Dan bagian tengahnya diisi dengan kuning telur.
  • Pempek Lenjer, memiliki bentuk panjang.
  • Pempek Pistel, memiliki bentuk mirip pastel dan biasanya diisi dengan pepaya muda.
  • Pempek Adaan, memiliki bentuk bulat dan mirip dengan bakso ikan.
  • Pempek Keriting, memiliki bentuk seperti mie keriting yang digulung.
  • Pempek Lenggang, memiliki bentuk kotak dan dibuat dengan cara dipanggang.
  • Pempek Kulit, memiliki bentuk bulat pipih dan dibuat dengan campuran kulit ikan.
  • Pempek Panggang, bentuknya bulat dan pipih namun memiliki isi ebi dan sambal. Serta dibuat dengan cara dipanggang.

Baca Juga: 5 Tips Adonan Pempek Menjadi Kenyal dan Tak Berbau Amis

Verified Writer

Ayana Story

Mulai menulis di IDN Times sejak 2017 (kalo gak salah ingat hehehe...)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya