TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakar: Pentingnya Bahan Pangan Ramah Lingkungan Selama Pandemik

Kaum millennial pun mulai menerapkannya, lho

unsplash.com/edgarcastrejon

Selama pandemik virus corona, hampir semua orang merasa ketakutan keluar rumah. Bahkan, hanya untuk sekadar makan di luar pun, banyak yang enggan melakukannya. Alhasil, memasak di rumah adalah jalan keluar yang tepat.

Bisa dibilang, hampir semua orang mulai membiasakan diri untuk memasak makanan sendiri. Namun, hal tersebut memunculkan masalah baru, yakni semakin menumpuknya limbah rumah tangga berupa sisa makanan.

Nah, melalui Ngobrol Seru bersama IDN Times pada Senin (15/12/2020), Chef Ragil Imam Wibowo, Pemerhati Budaya Miranti Serad, dan Founder Aku Cinta Makanan Indonesia Santhi Serad membagikan masakan yang mampu merubah iklim dan cara mengajak millennial untuk concern terhadap masalah lingkungan ini.

Simak ulasan selengkapnya berikut ini, ya!

1. Pandemik membuat orang Indonesia beralih ke produk lokal

ecocaters.com

Seperti yang kita tahu, masa pandemik ini memberikan solusi perubahan iklim, seperti menurunnya polusi udara dan langit menjadi biru cerah. Selain itu, masa krisis ini juga membuat kebiasaan masyarakat Indonesia lebih memilih produk lokal, lho.

Hal itu disebabkan karena proses impor yang harus dihentikan sementara. Masyarakat mau tak mau harus membeli produk lokal, mulai dari sayur, buah, rempah-rempah, dan lain-lain.

"Mereka jadi tahu kalau produk hasil lokal ternyata sangat mumpuni, semua sudah ada di sekitar kita. Tinggal bagaimana niat kita untuk mencobanya," ujar Chef Ragil.

unsplash.com/zoeschaeffer

Tidak hanya itu, urban farming atau bercocok tanam di rumah pun juga sedang naik daun selama pandemik. Bisa dilihat, banyak orang yang membagikan hasil panennya di media sosialnya. Hal ini bisa mengurangi kebiasaan masyarakat yang membuang bahan pangan.

"Sebenarnya kita bisa semakin dekat dengan bahan pangan dengan menanam, mau masak tinggal petik. Gak bakal ada bahan dapur yang busuk," kata Santi.

Bahkan, Miranti yang sering keliling Indonesia pun sempat dibuat takjub dengan kebiasaan masyarakat Bogor yang mendaur ulang sampah dapur menjadi pakan ternak. "Inovasi lingkungan ini bagus banget, bisa dijadikan acuan untuk daerah lainnya," ujarnya.

Baca Juga: 10 Topping Makanan Paling Dicari 2020, dari yang Manis hingga Gurih

2. Memasak dengan metode ramah lingkungan bukan hal yang sulit

youtube.com/IDN Times

Chef Ragil mengaku membuat makanan yang ramah iklim tidak susah. Prinsip utamanya adalah jangan terlalu ribet, cari masakan dengan bahan di sekitar kita. Mengurangi daging impor bisa jadi salah satu langkah tepat, agar efek rumah kaca tidak membesar.

Kalau dari segi pengolahannya memang masih terjadi simpang siur. Sebab, smart plan cooking yang benar adalah dengan mengurangi bahan pangan dari minyak bumi dan hewani. Namun, hal tersebut masih sulit dilakukan di Indonesia.

"Hampir semua masakan Indonesia diproses terlalu lama, sehingga ini perlu dicari solusinya agar gas yang digunakan tidak terbuang dan mempengaruhi lingkungan," tambah Owner NUSA Gastronomy Indonesia ini.

3. Beberapa makanan khas Indonesia sudah menerapkannya, lho

instagram.com/masaktv

Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, Indonesia berada di urutan kedua setelah Arab Saudi karena kasus food waste. Sebenarnya, Indonesia sudah memiliki beberapa makanan khas yang proses memasaknya ramah lingkungan.

Di Tapanuli misalnya, menu naniura yang disajikan dengan asam jungga ini dinilai cukup ramah lingkungan. Ikan mas diambil langsung dari sungai, lalu dicampur dengan bumbu dan didiamkan seharian, lalu keesokannya dibakar dengan ranting.

instagram.com/misshotrodqueen

Ada pula ikan gohu asal Ternate yang penyajiannya simpel, tanpa menyia-nyiakan bahan makanan lainnya. Ikan dipotong kecil, lalu diberi cabai rawit, kacang, dan kemangi. Tidak perlu digoreng atau dibakar, langsung dimakan begitu saja.

Menurut Chef Ragil, kedua makanan di atas masih ada pengaruh terhadap iklim, tetapi tidak sebanyak mengimpor bahan makanan dari luar.

Baca Juga: 10 Makanan dan Minuman yang Viral di 2020, Sudah Pernah Coba?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya