TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Es Batu, Dulu Jadi Minuman Mewah untuk Bangsawan Lho!

Kalau sekarang minuman untuk berhemat ya

Unsplash.com/Roos Oosterbroek

Pernah kebayang gak kalau es batu yang kita konsumsi hampir tiap hari, dulunya adalah barang mewah yang hanya bisa dibeli kalangan atas?

Ya, bahan minuman yang sekarang sangat mudah kita temukan ini dulunya harus diimpor dari Amerika Serikat, lho.

1. Pertama kali es batu diimpor ke Indonesia

mentalfloss.com

Es batu pertama kali dibawa ke Indonesia atas pesanan Roselie en Co. sekitar bulan November 1846. Bongkahan besar es dibawa menggunakan kapal asal Boston, Amerika Serikat, menuju Batavia (sekarang Jakarta), dan dibongkar keesokan harinya.

2. Belum secanggih sekarang, teknik menjaga es agar tak cair cukup unik

Unsplash.com/Scott Rodgerson

Jangan dibayangkan ada mesin pendingin dalam peti kemas seperti zaman sekarang. Di tengah dunia yang masih serba konvensional, mereka membalut es batu dengan selimut wol agar suhunya tetap dingin dan tak mencair.

Baca Juga: 7 Resep Minuman Segar ala Yummy, Gerah Langsung Minggat!

3. Kedatangan es batu jadi berita yang bikin gempar masyarakat

drinks.seriouseats.com

Sehari sebelum kapal tiba, berita kedatangan es batu pun dimuat dalam surat kabar Kavasche Courant. Karena baru pertama kali ada di Indonesia, euforianya langsung menyebar ke seluruh penjuru Batavia.

Apalagi es batu merupakan barang mewah yag gak sembarang orang bisa mencicipinya. Hal ini memantik rasa penasaran warga setempat dan menjadi perbincangan hangat.

Mereka mendeskripsikan es sebagai batu-batu kristal yang sangat jernih. Ada juga yang amazed karena es batu bisa membuat tangan kaku saat disentuh. Sebagian dari mereka percaya es batu bisa mengobati sariawan, dan khasiat-khasiat "ajaib" lainnya.

4. Minuman yang cuma bisa dinikmati oleh orang kaya dan kaum bangsawan

salud24.co

Seperti yang telah disebutkan di atas, hanya kalangan elit Belanda yang bisa mencicipi segarnya minuman dengan tambahan es batu. Kebanyakan para pelanggan es batu berasal dari Weltevreden (Sawah Besar, Jakarta Pusat) atau Meester (Jatinegara, Jakarta Timur).

Warga sipil Belanda yang tinggal di Indonesia bahkan belum mampu membelinya. Harga untuk menebus 500 gram es batu saja setara dengan 10 sen Gulden, yang pada saat itu termasuk sangat mahal.

Baca Juga: 12 Kreasi Es Batu Antimainstream yang Gampang Dibuat, Cute Banget!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya