4 Kuliner Tradisional Khas Gianyar, Wajib Coba saat ke Bali

Harganya mulai dari Rp5.000 

Kalau liburan ke Bali, jangan lupa untuk mengunjungi Kabupaten Gianyar. Kabupaten berjuluk Kabupaten Seni ini menjadi salah satu tujuan wisata saat liburan ke Bali. Gianyar memiliki beragam objek wisata, seperti Ubud, Sukawati, Tampak Siring, dan lainnya.

Selain menikmati beragam objek wisata, kamu juga bisa menikmati beragam kuliner tradisional khas Gianyar. Beberapa makanan tradisional di Gianyar mampu menarik kembali wisatawan untuk datang,  lho!

Baca Juga: Rekomendasi 5 Kabin Tengah Sawah di Gianyar, Buat Healing

1. Nasi tepeng dengan tekstur mirip bubur dan rasa mirip nasi uduk

4 Kuliner Tradisional Khas Gianyar, Wajib Coba saat ke Baliilustrasi nasi tepeng (instagram.com/miiaaa888)

Nasi tepeng merupakan kuliner khas Gianyar yang bisa dinikmati di pagi hari. Nasi tepeng ini teksturnya lembek, mirip bubur. Rasanya gurih, karena saat proses pembuatannya menggunakan santan, mirip nasi uduk atau nasi kuning.

Saat penyajiannya, nasi tepeng khas Gianyar ini akan disiram bumbu khas Bali atau sering disebut dengan nama basa genep (bumbu lengkap). Kemudian, nasi akan ditaburi beragam jenis sayuran, seperti nangka muda, kacang merah, kacang panjang, dan terung. Untuk lauknya, bisa menggunakan ayam yang disuwir dan telur rebus.

Untuk alas nasi tepeng menggunakan daun pisang. Nasi tepeng ini sangat mudah ditemui, terutama di pasar tradisional yang ada di Gianyar. Harga satu porsi nasi tepeng ini mulai Rp5.000 saja, lho!

2. Lawar plek khas Ketewel, Gianyar

4 Kuliner Tradisional Khas Gianyar, Wajib Coba saat ke BaliLawar plek dengan merica hijau yang menjadi ciri khasnya. (instagram.com/sriguna_warung)

Lawar adalah salah satu kuliner khas Pulau Dewata dengan beragam jenis. Salah satunya adalah lawar plek khas Desa Ketewel, Sukawati, Gianyar. Jenis lawar ini sedikit berbeda dengan jenis lawar lainnya.

Lawar plek menggunakan lebih banyak daging babi dengan sedikit campuran sayur nangka dan daging kelapa yang diparut atau dicincang kasar. Daging yang digunakan terlebih dahulu dicincang halus, lalu ditambahkan irisan kulit babi. Biasanya, lawar ini menggunakan darah babi yang dimasak setengah matang (ada juga yang menggunakan darah babi mentah), sehingga lawar berwarna merah.

Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan bumbu khas Bali atau basa genep. Ciri khas lain dari lawar plek ini menggunakan merica hijau, sehingga memberikan sensasi rasa yang khas. Lawar plek dihidangkan bersama lauk lainnya, seperti urutan, tum, jerohan goreng, dan lainnya. Harga seporsi nasi lawar plek mulai Rp15.000.

Baca Juga: 5 Fakta Ayam Betutu, Kuliner Bali Hasil Warisan Kerajaan Majapahit

3. Nasi tahu khas Desa Sukawati, Gianyar

4 Kuliner Tradisional Khas Gianyar, Wajib Coba saat ke BaliNasi tahu, kuliner khas Sukawati, Gianyar. (instagram.com/nasitahusukawati)

Desa Sukawati adalah salah satu destinasi wisata yang populer di Bali. Desa ini memiliki kuliner khas bernama nasi tahu. Nasi tahu ini menunya sangat sederhana, tanpa menggunakan daging atau lauk dengan alas menggunakan daun pisang.

Seporsi nasi tahu akan terdiri dari nasi putih, tahu goreng, kerupuk tahu, dan sayur urap kacang panjang. Kamu bisa memilih beragam sambal sebaga teman menyantap nasi tahu, seperti sambal matah, sambal terasi, dan sambal tomat. Harga seporsi nasi tahu mulai dari Rp8.000. Kamu bisa menemukan penjual nasi tahu di seputaran Pasar Seni Sukawati atau di pasar tradisional yang ada di Desa Sukawati.

4. Topot khas Desa Peliatan, Ubud

4 Kuliner Tradisional Khas Gianyar, Wajib Coba saat ke BaliProses penyajian topot, kuliner khas Desa Peliatan, Ubud. (youtube.com/Gung diandra)

Sebagai tempat wisata populer di Bali, Ubud memiliki kuliner khas bernama topot. Topot ini adalah kuliner tradisional yang berasal dari Desa Peliatan, Ubud. Topot mirip dengan entil, kuliner khas Desa Pupuan Tabanan.

Perbedaannya terletak pada daun yang digunakan untuk membungkus. Entil menggunakan daun telengidi, sedangkan topot menggunakan daun bambu.

Cara membuatnya mudah. Beras yang telah dicuci dicampur dengan garam dan sedikit minyak kelapa, lalu dibungkus daun bambu yang diikat dengan talu upas dari pelepah pisang. Kemudian, dikukus dengan api sedang kurang lebih selama 3—4 jam.

Topot disajikan dengan sayur urap, serundeng, dan sambal dengan wadah dari daun pisang. Topot biasanya digunakan sebagai menu sarapan di pagi hari. Harga seporsi topot mulai dari Rp5.000. Topot  menjadi salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dengan nomor registrasi 2016006542 untuk kategori kemahiran dan kerajinan tradisional sejak 2016, lho!

Kuliner tradisional khas Gianyar memiliki ciri khas rasa yang sedikit pedas. Jika tidak menyukai masakan pedas, kamu bisa meminta penjual untuk menambahkan sambal sesuai keinginanmu. Mau coba yang mana, nih?

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Desa Kemenuh Gianyar, Ada Jembatan Kaca

Ari Budiadnyana Photo Verified Writer Ari Budiadnyana

Menyenangi hal-hal baru. Menulis salah satu hobi sejak jaman blog. Menulis apa saja yang ada di hati.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya