Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bawa Cabai Lokal, Food Vlogger Magdalena Masuk Dapur Profesional

WhatsApp Image 2025-07-25 at 15.50.42 (12).jpeg
Potret food influencer Magdalena di Pavilion Restaurant JW Marriott Hotel Surabaya (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)

JW Marriott Surabaya tak henti berinovasi dalam menghadirkan sajian yang menggoyang lidah para tamu. Kali ini, hotel yang terletak di Jalan Embong Malang, Surabaya, ini kembali menghadirkan lanjutan dari seri kuliner Flavors Beyond Borders.

Salah satu yang menarik adalah kolaborasi Heritage Beyond Borders di Pavilion Restaurant pada 25-27 Juli 2025. Executive Chef JW Marriott Hotel Surabaya, Chef Rio Abednego, bersama chef tamu Wira Hardiansyah, Chef Teuku Andre Aziz, dan food content creator Magdalena (@mgdalenaf) berkolaborasi menghadirkan sajian istimewa khas Nusantara.

Uniknya, kolaborasi ini juga menjadi pengalaman pertama bagi Magdalena untuk memasuki dapur hotel dan memasak secara profesional. Penasaran seperti apa keseruannya? Simak ulasannya di bawah ini, ya!

1. Perdana masuk ke dapur profesional

Potret Magdalena dan para chef di Pavilion Restaurant JW Marriott Surabaya (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)
Potret Magdalena dan para chef di Pavilion Restaurant JW Marriott Surabaya (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)

Kolaborasi JW Marriot Hotel Surabaya kali ini begitu membuat siapa pun jadi penasaran. Chef Wira membagikan latar belakang kisahnya kepada awak media pada Kamis (24/7/2024). "Jadi, saya diajak Chef Rio untuk kolaborasi dan pas banget di depan mata saya ada Magda (sapaan akrab Magdalena), ya sudah saya ajak dia, deh," katanya.

Ketika diajak berkolaborasi dan masuk ke dapur profesional, Magdalena mengaku cukup deg-degan. Sebab, ini adalah pengalaman baru baginya.

"Seperti yang kita tahu, dapur profesional cukup complicated, untungnya aku ditemani chef-chef hebat dan JW Marriott juga sangat suportif," ungkap food vlogger kelahiran 1994 ini.

Pada kolaborasi ini, Magda membawa 50 hidangan khas Indonesia dari 10 tahun perjalanan kulinernya berkeliling Indonesia. "Aku gak cuma menceritakan lewat kata-kata, tapi menceritakan langsung lewat rasa. Semoga nanti pas teman-teman merasakan makanannya, lidahnya ikutan keliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke," tambahnya.

2. Magdalena meracik langsung bahannya

WhatsApp Image 2025-07-25 at 17.08.35.jpeg
Potret mi gomak khas Medan (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)

Keikutsertaan Magdalena dalam kolaborasi ini begitu berbeda, karena ia mengurus langsung menu yang akan disajikan. "Dari kemarin dia potong sendiri bawangnya. Dia yang tau rasanya, jadi mau tidak mau dia harus masak," tutur Chef Wira.

Ia juga menekankan bahwa hidangan yang disajikan nanti bukanlah selera pribadi, melainkan menyesuaikan rasa yang pernah dicoba saat di daerah tersebut. "It is what it is, kalau merasa kurang garam atau terlalu pedas, memang sepertinya itu bentuknya," ucapnya.

3. Pilihan menu Nusantara yang antimainstream

Potret cabai jawa dan cabai gendot (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)
Potret cabai jawa dan cabai gendot (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)

Kolaborasi ini bukan sekadar eksplorasi rasa, melainkan juga bentuk penghormatan terhadap warisan kuliner Indonesia yang sarat makna. Melalui kolaborasi ini, para chef bertujuan menghidupkan kembali resep-resep tradisional yang sarat nilai sejarah dan kaya cita rasa lokal.

Menu yang disajikan pun merupakan sajian pelosok yang jarang ditemui di berbagai daerah. Misalnya seperti perangi tuna khas Wakatobi, daging panggang khas Pariaman, lontong sayur, sate klopo khas Jawa Timur, pecel pitik khas Banyuwangi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Ada pula mi gomak khas Medan sebagai comfort food Magdalena sejak kecil.

"Saya ingin menunjukkan kalau Indonesia gak cuma itu-itu saja, Surabaya gak cuma itu-itu saja," ujar Chef Wira. Ia ingin masyarakat lebih mengeksplorasi rasa, sehingga tidak berkutat di makanan Nusantara yang sudah mainstream, seperti soto atau rendang.

Cita rasa Nusantara diperkaya dengan beragam sambal autentik dari berbagai daerah, termasuk penggunaan cabai langka seperti cabai jawa dan cabai gendot yang dibawa oleh Magdalena. "Aku bawa cabai lokal dari Kulonprogo dan cabai gendot yang lagi viral belakangan ini," kata dia.

4. Hidangan yang autentik dan kaya rasa

Potret perangi tuna khas Wakatobi (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)
Potret perangi tuna khas Wakatobi (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)

IDN Times mencicipi beberapa sajian, seperti ayam masak habang, perangi tuna, daging masak hangus bumi, hingga mi gomak yang langsung dimasak Magdalena. Yang kami rasakan, masing-masing hidangan memiliki karakteristik uniknya sendiri.

Ada yang cenderung berempah, ada pula yang lebih ringan. Ada yang cenderung asin, ada juga yang cenderung manis. Menurut Chef Wira, ini juga ada kaitannya dengan karakteristik wilayah Indonesia. "Di Indonesia bagian barat, makanan memang lebih berempah, tapi kalau semakin ke timur, rasanya lebih ringan."

Jika kamu pencinta pedas, wajib coba menu sambal yang begitu beragam. Mulai dari sambal klotok, sambal ganja, sambal tulang jambal, sambal cabai gendot, hingga sambal kecombrang. Recommended!

Pengalaman bersantap ini bisa kamu rasakan pada tanggal 25-27 Juli 2025. Sajian Heritage Beyond Borders ini dibanderol Rp528 ribu per orang (belum termasuk pajak) untuk makan siang dan Rp588 ribu per orang (belum termasuk pajak) untuk makan malam.

Informasi dan reservasi dapat dilakukan melalui WhatsApp di nomor +62 811 3529 278. Kamu juga bisa menghubungi melalui Instagram @jwmarriottsurabaya atau kunjungi website www.jwmarriottsurabaya.com.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dewi Suci Rahayu
EditorDewi Suci Rahayu
Follow Us