Kisah Unik Kupat Tahu Gempol, Ikon Kuliner Legendaris di Bandung

Setia menjaga cita rasa dan kekompakan keluarga

Kupat Tahu Gempol menjadi salah satu destinasi wisata kuliner di Bandung, Jawa Barat. Mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Bandung tak akan melewatkan Kupat Tahu Gempol sebagai tempat sarapan. 

Pasalnya, Kupat Tahu Gempol menjadi salah satu ikon legendaris Kota Bandung. Dijajakan pedagang kaki lima, tapi rasanya melekat di lidah, bahkan sudah dikenal hingga mancanegara.

Dibuktikan dari antrean pembeli di depan lapak Kupat Tahu Gempol yang melengkapi suasana pagi di Jalan Gempol Kulon, Kota Bandung. Hampir setiap hari, banyak orang yang rela antre demi menikmati potongan lontong, taoge, tahu, dan kerupuk merah yang disiram bumbu kacang tersebut. 

Ini semua berkat keluarga Kupat Tahu Gempol yang menjaga cita rasa kuliner legendaris ini tetap istimewa sejak 58 tahun lalu. Jadi, kurang lengkap rasanya jika liburan ke Bandung tanpa makan di Kupat Tahu Gempol.

Salah satu anggota keluarga Kupat Tahu Gempol, Sumartini, berbagi kisahnya tentang pengalaman mengelola usaha kuliner keluarga ini. Mereka berhasil mengembangkan Kupat Tahu Gempol yang sudah begitu populer.

Seperti apa kisahnya? Yuk, simak kisah Kupat Tahu Gempol  di bawah ini!

1. Sudah berdiri sejak 1965

Kisah Unik Kupat Tahu Gempol, Ikon Kuliner Legendaris di BandungTenant Kupat Tahu Gempol Bandung di Festival Jajanan Bango 2023 (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Siapa yang tidak tahu Kupat Tahu Gempol? Jika kamu bertanya pada warga Bandung soal kupat tahu mana yang wajib dicoba saat sedang liburan ke sana, maka mereka akan menjawab Kupat Tahu Gempol sebagai rekomendasinya.

Kupat Tahu Gempol memang sudah sepopuler itu, bagaimana tidak? Tempat makan kupat tahu yang sederhana ini sudah berdiri sejak 1965. Kepada IDN Times (27/10/2023), Sumartini (56), salah satu keluarga Kupat Tahu Gempol berbagi kisah perjalanannya selama mengelola tempat makan kupat tahu legendaris ini. 

Ia menyatakan awalnya Kupat Tahu Gempol berasal dari Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Dibawa oleh generasi pertama, Hasanah, pada 1965, kemudian turun ke generasi kedua pada 1975 oleh Mariyah.

Ternyata sejak dulu, Hasanah memang sudah memiliki latar belakang di bidang bisnis kuliner. Awalnya mengelola kantin di perkantoran, tetapi statusnya masih menjadi pegawai. "Jadi, diserahkan ke keluarga saja untuk dilanjutkan," tuturnya. 

Akhirnya keluarga mereka merantau dari Tasikmalaya ke Bandung. Mereka memiliki rumah di Jalan Gempol. Dilanjutkan kembali usahanya, lalu dimodifikasi resepnya, dan buka tempat makan yang diberi nama Kupat Tahu Gempol. Tepatnya berada di Jalan Gempol Kulon, Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung.

2. Kini dikelola generasi ketiga

Kisah Unik Kupat Tahu Gempol, Ikon Kuliner Legendaris di BandungPotret anggota keluarga owner di gerai Kupat Tahu Gempol, Bandung (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Kini Kupat Tahu Gempol dikelola generasi ketiga, yakni anak-anak dan mantu dari Mariyah. Ada faktor kekompakan antar anggota keluarga yang membuat Kupat Tahu Gempol eksis hingga kini. 

Sumartini mengungkapkan bahwa ia dan anggota keluarga lain turut bekerja sama mengelola Kupat Tahu Gempol, khususnya Kupat Tahu Gempol pusat yang berada di Jalan Gempol. "Kami mengelola di Jalan Gempol secara bergantian, sebagian besar pekerja adalah saudara, ada sekitar 20 karyawan," ucapnya.

Ia juga menceritakan bahwa pekerjaan utamanya tak menghalangi Sumartini untuk turut mengelola Kupat Tahu Gempol. Oleh karena itu, ia lebih sering membantu saat akhir pekan yang cenderung ramai pengunjung. "Jadi, saya bantu saat weekend saja, karena kalau weekday saya bekerja."

3. Apa yang membuat Kupat Tahu Gempol berbeda?

Kisah Unik Kupat Tahu Gempol, Ikon Kuliner Legendaris di BandungMenu kupat tahu, Kupat Tahu Gempol, Bandung (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Ciri khas Kupat Tahu Gempol terletak pada bumbunya, karena resepnya turun temurun, tidak sama dengan yang lain, apalagi kerupuknya.

Bumbu kacang yang disajikan bertekstur lebih kental daripada bumbu kacang di kupat tahu pada umumnya. Selain itu, kerupuknya juga berbeda, yakni menggunakan kerupuk kemplang berwarna merah muda khas Jawa Barat.

Menurut Sumartini, pernah ada pelanggan yang komplain, karena rasanya beda. Ini terjadi saat mesin kerupuknya rusak, sehingga mereka harus mencari pengganti kerupuk merah yang lain. "Kalau sudah sering makan kupat tahu kami, pasti akan protes jika ada rasa yang beda," katanya.

Ia juga berbagi cerita soal pengalamannya saat gabung dalam Festival Jajanan Bango di Makassar. Karena jarak yang jauh, mereka harus mencari pengganti lontong dan tahu di sana, karena tidak memungkinkan untuk membawa semua bahan dari Bandung ke Makassar. Yang terpenting adalah bumbu kacang dan kerupuk merah. 

"Di sana ada yang mirip, kami ganti alternatifnya, tidak masalah, karena ciri khas kupat tahu kami terletak pada bumbu kacang dan kerupuk merah." 

4. Menggunakan lontong buatan sendiri

Kisah Unik Kupat Tahu Gempol, Ikon Kuliner Legendaris di BandungIlustrasi lontong di tenant Kupat Tahu Gempol Bandung (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Memiliki rasa kupat tahu yang khas tak terlepas dari bahan-bahan yang digunakan. Kupat Tahu Gempol menggunakan lontong buatan sendiri yang diolah di rumah Jalan Gempol. Mereka memiliki karyawan khusus untuk membuat lontong. 

Uniknya, lontong buatan mereka berukuran besar. Dicetak dengan besek persegi yang sudah dialasi daun pisang. Kemudian lontong direbus selama 7-8 jam, lalu dipotong-potong saat akan disajikan. 

Selain itu, mereka menggunakan tahu cibuntu asli Bandung. Kelebihan tahu cibuntu tersebut adalah tidak berbau dan rasanya gurih alami. "Kami pesan langsung dari pabrik tahu cibuntu, ciri khas tahunya gurih alami, murni tahu, teksturnya lembut banget," ungkap Sumartini. 

5. Bisa menghabiskan ribuan porsi dalam sehari

Kisah Unik Kupat Tahu Gempol, Ikon Kuliner Legendaris di BandungIlustrasi menikmati kupat tahu di Kupat Tahu Gempol, Bandung (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Karena kepopulerannya, kupat tahu yang dijual seharga Rp20 ribu per porsi ini bisa habis dalam waktu yang cukup singkat, terutama saat pagi hari. "Paling ramai saat jam sarapan, karena memang cocok untuk sarapan," ujar Sumartini. 

Kupat Tahu Gempol beroperasi setiap hari pukul 06.00-14.00 WIB. Sumartini juga menyatakan bisa lebih cepat habis saat akhir pekan, di mana mereka hanya beroperasi sampai pukul 10.00 WIB. 

Khusus di Jalan Gempol, bisa habis 600-700 porsi saat hari kerja. Sementara itu, saat akhir pekan, mereka bisa menjual 1.500 porsi per hari. Pesanan semakin bertambah saat libur nasional seperti Idulfitri.

Uniknya, mereka pernah menjual lontong saja saat Lebaran. "Saat Lebaran sering ramai pesanan, kami hanya menjual lontong, karena paling banyak orang yang butuh lontong." Tak heran jika lontong buatan Kupat Tahu Gempol digemari banyak orang, karena autentik dan cita rasanya terjaga sampai saat ini. 

Baca Juga: 5 Tempat Makan Pizza di Surabaya Terbaru 2023, Cita Rasa Asli Italia!

6. Memiliki menu lain yang tidak kalah nikmat

Kisah Unik Kupat Tahu Gempol, Ikon Kuliner Legendaris di Bandungilustrasi lontong kari di Kupat Tahu Gempol Bandung (instagram.com/kupattahugempol)

Selain kupat tahu, mereka menawarkan berbagai menu lain yang nikmat. Ada lontong kari, combro, tahu sumedang, dimsum, pepes, hingga otak-otak.

Sumartini menyebutkan bahwa semua menu tersebut dibuat oleh keluarga Kupat Tahu Gempol. "Gak ada titipan menu dari luar, sekeluarga kompak, kami bagi-bagi tugas, meski menu utamanya kupat tahu gempol, kenapa tidak kami tawarkan menu lain, pasti laku juga," katanya. 

7. Sering dikunjungi oleh tokoh-tokoh terkenal

Kisah Unik Kupat Tahu Gempol, Ikon Kuliner Legendaris di BandungPotret Kupat Tahu Gempol dikunjungi artis ibu kota (instagram.com/kupattahugempol)

Kenikmatan Kupat Tahu Gempol juga sudah populer di kalangan tokoh-tokoh terkenal Indonesia. Ia menyatakan selebriti Indonesia dan pejabat pemerintah pernah makan di Kupat Tahu Gempol. "Para selebriti sudah sering datang, termasuk beberapa menteri dan pejabat," ujarnya. 

8. Pernah menjadi duta Festival Jajanan Bango

Kisah Unik Kupat Tahu Gempol, Ikon Kuliner Legendaris di BandungTenant Kupat Tahu Gempol di Festival Jajanan Bango 2023 (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Dengan usia lebih dari setengah abad, tentunya Kupat Tahu Gempol sudah memiliki trademark yang kuat. Kenikmatan Kupat Tahu Gempol tidak hanya terkenal di Bandung dan sekitarnya, tetapi sudah terkenal melalui berbagai ajang pameran kuliner di berbagai kota di Indonesia, salah satunya di Festival Jajanan Bango. 

Sumartini mengaku pernah menjadi duta Bango saat Festival Jajanan Bango muncul pertama kali pada 2005 di Jakarta. Hal ini pun membuat Kupat Tahu Gempol semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia, apalagi telah diliput berbagai media massa.

Kenikmatan Kupat Tahu Gempol juga tak terlepas dari bumbu yang digunakan, salah satunya penggunaan kecap bango sejak dahulu, sehingga membuat rasa kupat tahunya nikmat dan berbeda. 

"Kami gak pernah ganti kecap lain, karena bango yang paling enak, bahkan piring dan meja kami juga menggunakan logo bango."

9. Tidak membuka cabang di kota lain

Kisah Unik Kupat Tahu Gempol, Ikon Kuliner Legendaris di BandungIlustrasi menyajikan kupat tahu, Kupat Tahu Gempol, Bandung (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Selain di Jalan Gempol, Kupat Tahu Gempol memiliki cabang di beberapa lokasi, tetapi hanya ada di wilayah Bandung, yakni di Lembang, Arcamanik, Batununggal, dan Cieumbuluit.

Kupat Tahu Gempol tidak membuka cabang di kota lain, karena sudah menjadi salah satu ikon wisata kuliner legendaris Bandung. Jadi jika ingin menikmati kupat tahu ini, kita harus datang langsung ke Bandung, sekaligus wisata kuliner. 

Pengunjung yang datang dalam jumlah banyak memang lebih sering sarapan di Kupat Tahu Gempol pusat. "Kalau wisatawan yang sering datang dari luar kota menggunakan bis, mereka biasanya sarapan di Kupat Tahu Gempol."

Jika kamu penasaran dengan rasa Kupat Tahu Gempol, mereka menyediakan layanan reservasi khusus hari kerja. Namun, hal tersebut tidak berlaku saat akhir pekan.

"Saat hari kerja, kami bisa menerima reservasi tempat, sementara untuk akhir pekan tidak bisa, karena selalu ramai, kalau duluan bisa makan di tempat," tuturnya. 

Demikian kisah unik perjalanan Kupat Tahu Gempol yang menjadi kuliner legendaris di Bandung. Meski sudah puluhan tahun, Kupat Tahu Gempol berhasil setia dengan cita rasanya. Kekompakan keluarga juga menjadi salah satu kunci sukses Kupat Tahu Gempol hingga kini. 

Baca Juga: 5 Tempat Makan Keluarga di Cimanggis-Depok yang Sayang Dilewatkan

yummy-banner

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya