Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah Nenek

Anak rantau wajib ke sini, sih

Sekarang ini, kafe seolah menjadi pilihan tempat yang ideal bagi masyarakat untuk berkumpul dengan sahabat, keluarga, rekan kerja, atau sekadar melepas penat.

Semakin menjamurnya kaf, terutama di Jakarta, membuat para pelaku usaha makanan dan minuman berusaha menawarkan konsep berbeda demi memberikan pengalaman unik bagi pengunjung.

Setelah ramai soal kafe yang mempekerjakan penyandang difabel di Surabaya, khususnya tuna wicara, kali ini ada salah satu kafe yang mempekerjakan para lanjut usia (lansia). Tak butuh waktu lama untuk kafe tersebut viral di berbagai platform dan media sosial. Namanya Uma Oma Cafe. 

Uma Oma Cafe hadir karena sang owner ingin menciptakan bisnis makanan dan minuman yang memiliki karakteristik Indonesia yang autentik, serta bisa memberikan manfaat bagi banyak orang. Uma Oma ingin memberikan pengalaman unik kepada pengunjung, yakni serasa pulang ke rumah nenek.

Selain bisa berkontribusi pada perekonomian dan pemberdayaan orang tua lanjut usia, Uma Oma Cafe juga memberikan nilai tersendiri di mata para pelanggannya. Hangatnya sambutan para kakek dan nenek memberi kesan mendalam tersendiri.

Hal ini didukung dengan suasana kafe, menu yang disajikan, serta desain ruangan seperti di rumah tua yang klasik dan nyaman. Cocok banget untuk siapa pun, terutama buat kamu yang rindu suasana makan di kampung halaman.

Nah, kali ini IDN Times mencoba untuk nongkrong langsung ke Uma Oma Cafe yang baru buka pada September 2023. Selengkapnya simak ulasannya di bawah ini, ya!

1. Menawarkan keunikan di industri kuliner

Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah NenekIlustrasi suasana di Uma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Uma Oma Cafe hadir karena terinspirasi dari latar belakang keluarga besar seluruh pendiri yang sudah bergerak dalam bisnis makanan dan minuman selama lebih dari 20 tahun.

Juna Salat (39 tahun), salah satu pendiri Uma Oma Cafe menyatakan kafe ini menjadi persembahan yang terealisasi dari keinginan menjaga eksistensi bisnis keluarga. Ditambah dengan karakteristik nusantara yang autentik, serta bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.

"Hal tersebut kami suguhkan dengan mengadaptasi konsep dual autentikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan masakan rumahan, dengan cita rasa yang mirip dengan masakan nenek," jelasnya. 

Selain menawarkan menu dengan cita rasa seperti masakan nenek, mereka juga memberikan pelayanan yang nyaman dan sensasi kehangatan dari para oma, sehingga pelanggan akan merasakan suasana seperti nongkrong di rumah nenek.

2. Ide hadir dari kenangan bersama nenek

Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah NenekLantai 2 di Uma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Juna mengungkapkan ide mendirikan Uma Oma Cafe dengan konsep unik ini hadir dari kenangan bersama nenek. "Saya sendiri memiliki kenangan indah akan kasih sayang yang diberikan nenek, serta ini menjadi bentuk balas budi akan kebaikan yang telah beliau berikan," tuturnya. 

Selain itu, ada sedikit penyesalan saat beliau telah berpulang ke tempat yang lebih baik, dan ia belum mampu membalas budi akan kebaikan dan kasih sayang sang nenek.

Akhirnya dari pemikiran tersebut, ia mendirikan Uma Oma Cafe, sebagai tempat yang mampu memberikan nostalgia dan obat rindu akan masakan rumahan ala nenek saat pulang kampung.

3. Menjalankan program pemberdayaan lansia

Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah NenekUma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Ada pun alasan mereka mempekerjakan lansia karena adanya program pemberdayaan orang lanjut usia untuk mengimplementasikan sistem sumber daya intergenerational staff.  Mereka ingin menunjukkan bahwa kerja sama antargenerasi dalam tim Uma Oma Cafe bisa berjalan sinergis dan harmonis dalam dunia kerja.

Untuk mewujudkan keharmonisan implementasi tersebut, Uma Oma Cafe tidak membedakan sikap atau perlakuan terhadap semua karyawan. "Kami tidak membedakan, saling menghormati, tetapi tetap menjaga profesionalitas dalam bekerja."

Mereka juga percaya bahwa menjalankan bisnis ini mampu memberikan manfaat bagi banyak orang dan menjadi sebuah komitmen besar. Oleh karena itu, sejalan dengan konsep bisnis yang ditawarkan, Uma Oma Cafe menghadirkan lansia atau oma yang akan berperan menyambut para pengunjung yang disebut 'cucu' saat berkunjung.

Tentunya, hal ini bukan hanya sekadar upaya memberikan pelayanan yang sesuai konsep, tetapi juga bentuk kontribusi Uma Oma Cafe untuk membuat lansia tetap sehat, aktif, dan produktif, serta untuk membantu pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik.

4. Sosok oma dan kuliner yang autentik menjadi daya tarik

Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah NenekTulisan pesan dan kesan dari pengunjung Uma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Tentunya oma yang akan menyambut di kafe menjadi daya tarik terbesar bagi para pelanggan. Kehadiran oma ini diharapkan bisa memberikan kehangatan dan mengobati rasa rindu pelanggan akan sambutan dan kasih sayang nenek saat pulang kampung.

Saat IDN Times berkunjung ke Uma Oma Cafe, kami disambut hangat dengan dua orang oma yang membuka pintu kafe. Mereka mengucapkan sambutan yang khas, yakni "Selamat datang di rumah oma, silakan melakukan pemesanan," tutur sang oma. Rasanya benar-benar seperti disambut oleh nenek sendiri, lho. 

Selain sosok oma yang menjadi ikon, Uma Oma Cafe juga menyuguhkan berbagai pilihan kuliner cita rasa nusantara yang autentik. Meski terkesan sederhana, tetapi dari segi penyajian dan rasa makanan mereka patut diacungi dua jempol. 

Saat ditanya mengenai rencana Uma Oma Cafe untuk ke depannya, mereka mengungkapkan akan semakin fokus dalam mempertahankan kualitas cita rasa menu, serta pelayanan untuk menjaga kenyamanan pelanggan saat berkunjung.

Menariknya lagi, para pengunjung bisa meninggalkan pesan dan kesan untuk oma-oma atau para pekerja lainnya di Uma Oma Cafe. Mereka menyediakan lembaran catatan khusus dan spidol untuk menuliskan pesan dan kesan kamu, kemudian kamu bisa menggantungkan catatan tersebut di dinding dekat area bar. 

5. Hadirkan suasana ruangan yang homey

Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah NenekSuasana di dalam Uma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Sesuai dengan konsep ala rumah nenek, Uma Oma Cafe memiliki suasana ruangan yang begitu homey. Meski bagian luar kafe ini terlihat agak kekinian, tetapi bagian dalamnya seperti berada di rumah tua yang klasik dengan sedikit sentuhan industrialis.

Tergambarkan dari beberapa bagian kafe, seperti dinding yang memberikan kesan rumah jadul, pemilihan furnitur, hingga ornamen-ornamen khas vintage. 

Uma Oma Cafe terdiri dari empat lantai. Lantai pertama disebut dapur uma, yakni area makan yang berhadapan langsung dengan dapur dan area kasir.

Naik ke lantai dua, ada ruang tamu oma, yakni area makan dengan jendela besar yang menghadap ke jalan, sekaligus bar untuk meracik minuman. Selanjutnya, ada lantai tiga yang disebut ruang keluarga oma, yakni area makan dan toilet. 

Suasana yang sederhana, nyaman, dan tenang bisa kamu rasakan saat nongkrong di Uma Oma Cafe. Paling cocok untuk mengerjakan tugas atau meeting santai. Sedangkan, lantai empat merupakan teras oma. 

Baca Juga: 3 Fakta Unik Kafe dengan Pelayan Berkebutuhan Khusus di Surabaya

6. Rekomendasi menu

Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah NenekMenu rekomendasi Uma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Pekerja Uma Oma Cafe merekomendasikan beberapa menu yang wajib dicoba bagi pengunjung. Ada beberapa makanan yang paling sering dipesan, yakni empal gentong oma, nasi cumi hitam oma, nasi pedas bali, dan nasi lidah melawai. 

Dari beberapa menu rekomendasi yang disebutkan, hanya empal gentong oma yang tersisa sebagai menu utama. Akhirnya IDN Times memutuskan untuk mencoba empal gentong oma dengan harga Rp49 ribu ini.

Dari segi porsi cukup untuk makan siang, gak bikin perut begah setelah menyantapnya. Sementara dari segi rasanya nikmat, dominan rasa asin dan cukup gurih. Lebih nikmat jika dicampur dengan air jeruk nipis. Namun sayang sekali kurang sambal untuk meningkatkan rasa pedasnya, mereka hanya melengkapi menu ini dengan cabai bubuk. 

Sedangkan, untuk minumannya, mereka merekomendasikan kopi cucu kesayangan dan kopi kesayangan oma. Kopi cucu kesayangan menggunakan tambahan butterscoth, sedangkan kopi kesayangan oma menggunakan tambahan gula aren. 

IDN Times mencoba kopi cucu kesayangan seharga Rp23 ribu. Menu ini berupa kopi susu gula aren dengan dominan rasa manis dan susunya sangat terasa. Cocok buat kamu yang kurang suka minum kopi dengan cita rasa yang kuat. 

7. Oma merasa senang bisa bekerja di Uma Oma Cafe

Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah NenekDua orang oma yang bekerja di Uma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

IDN Times juga sempat berbincang langsung dengan dua orang oma yang menyambut kedatangan kami. Mereka adalah Oma Masitah (80 tahun) dan Oma Rustinah (81 tahun). Mereka tinggal di Jakarta. 

Oma Masitah dan Rustinah mengungkapkan kegembiraannya bisa bekerja di usia senja, bahkan gak keberatan jika ada yang mengajak ngobrol atau berfoto. "Merasa senang bisa bekerja di sini, dan gak merasa risih jika ada yang ngobrol atau meminta untuk berfoto," tuturnya. 

Karena sudah lanjut usia, kedua oma yang berasal dari salah satu panti jompo di Jakarta ini hanya bertugas menyambut tamu saja, tidak mengantarkan pesanan ke meja.

Selain itu, faktor tangga yang tinggi dan peralatan makan yang cukup berat juga tidak memungkinkan untuk bekerja ekstra, seperti karyawan-karyawan muda yang lain. Bahkan, mereka disediakan kursi untuk duduk di dekat pintu, serta bisa istirahat kapan pun.

Untuk saat ini, jadwal kerja mereka menggunakan sistem rolling atau secara bergantian. Ada yang kerja pada pukul 10.00-16.00 WIB, ada pula yang bekerja pada pukul 13.00 sampai malam.

8. Tanggapan pekerja muda Uma Oma Cafe

Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah NenekIlustrasi pekerja kafe di Uma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Selain kedua oma tersebut, salah satu pekerja muda juga berbagi sedikit informasi mengenai pengalaman bekerja di Uma Oma Cafe. Novianti Alshakhinah (18 tahun) yang tinggal di Jakarta Selatan ini merasa senang bisa mendapatkan pengalaman unik untuk bekerja sama dengan lansia. 

"Tentunya senang bisa bekerja sama dengan oma-oma di sini, apalagi ini pengalaman pertama aku kerja setelah lulus sekolah, mereka humble dan penyayang," ucapnya. 

Salah satu pekerja muda yang masih dalam masa training ini juga menyatakan Uma Oma Cafe selalu ramai pengunjung sejak viral. Untuk weekday, waktu paling ramai pengunjung adalah saat pagi hari, karena banyak karyawan kantoran yang ke sini untuk sarapan. Bahkan, saat jam makan siang, antreannya bisa sampai waiting list.

Pada akhir pekan, antrean pengunjung semakin mengular hingga harus selalu waiting list. Jika gak ingin waiting list, pengunjung bisa melakukan reservasi terlebih dahulu.

9. Lokasi dan jam operasional

Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah NenekUma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Uma Oma Cafe berlokasi di kawasan Pasaraya Blok M, tepatnya di Jalan Melawai I Nomor 28, Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Beroperasi setiap hari pukul 10.00-22.00 WIB. 

10. Ulasan pengunjung

Nongkrong di Uma Oma Cafe, Serasa Liburan di Rumah NenekIlustrasi pengunjung di Uma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Selain merasakan langsung pengalaman yang unik, IDN Times sempat mendengarkan pendapat dari salah satu pelanggan di Uma Oma Cafe. Yenny Mustika (28 tahun) asal Jakarta Selatan tampak menikmati makanan dan suasana di Uma Oma Cafe.

"Tempatnya cukup nyaman buat nongkrong, suasana dan konsep khas rumah neneknya oke banget, dari segi makanannya overall oke juga, dan harganya standar kafe," ucapnya. 

Yenny mencicipi menu kaya toast dan wedang uwuh. Ia menyatakan bahwa rasa selai srikaya dari kaya toast ini cukup legit dan semakin nikmat dengan tambahan mentega. Sedangkan, untuk wedang uwuhnya, disajikan dalam teko terpisah. Jadi bisa dinikmati dengan perlahan. Ini cocok buat yang sedang kurang fit atau ingin menghangatkan tubuh. 

Ia juga menyarankan waktu dan posisi duduk yang ideal saat berkunjung ke Uma Oma Cafe. "Kalau ke sini paling nyaman saat sore hari, apalagi duduknya di lantai dua menghadap jendela," katanya. 

Ia berkata akan datang kembali ke sini dan merekomendasikan orang lain untuk nongkrong di Uma Oma Cafe. "Kemungkinan akan mengajak teman-teman, karena aku suka nongkrong di kafe," ungkapnya. 

Nah, itu dia pengalaman unik IDN Times saat berkunjung ke Uma Oma Cafe, Melawai, Jakarta Selatan. Buat kamu yang rindu suasana rumah nenek, cobalah ke sini, ya!

Baca Juga: 8 Fakta Unik Uma Oma Cafe Jakarta yang Pekerjakan Para Lansia 

yummy-banner

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya