Food War: Pencarian Teh Kemasan Terbaik, Produk Impor Gak Enak?

Pelopor teh dalam kemasan kotak ini sudah ada sejak 1979. Pamornya belum tergeser zaman sampai sekarang. Dari kelima merek teh yang disediakan, Teh Kotak jadi pilihan semua peserta, saat ditanya mana warna minuman yang terlihat paling natural.

Menurut Masato, rasa tehnya membumi dan mirip teh yang biasa diseduh sendiri di rumah. Hal serupa juga dikatakan Ernia, Teh Kotak punya rasa mirip es teh buatan warung yang sering dia beli.

Sesuai namanya, teh ini diluncurkan pertama kali dalam kemasan botol kaca pada 1974. Teh Botol jadi merek teh kesukaan masyarakat Indonesia sejak saat itu. Bahkan, survei 2011 menunjukkan 84 persen orang memilih Teh Botol dibanding Coca-Cola.

Warnanya yang sangat pekat hampir keunguan lebih mirip wine dibanding teh, kata Masato dan Sharla. Komentar Indra begitu mencobanya adalah rasanya mirip teh pengobatan karena terlalu pahit. Sama halnya dengan Ernia, yang merasa terlalu pahit hingga rasa tehnya hilang. 

Sebagai produk baru, Ichi Ocha berusaha melampaui produk seniornya dengan meluncurkan teh beraroma melati yang pekat. Aroma ini yang pertama kali ditangkap semua peserta sebelum mencicipi.

Putrian beranggapan aroma melatinya menyengat, bahkan setelah teh itu ditelan, wanginya masih bersisa di tenggorokan. Ruth bahkan bilang rasanya seperti minum parfum. 

Yuzu Tea jadi satu-satunya teh impor yang dicoba di sini. Selain itu, teh ini punya rasa unik yaitu buah Yuzu, varian jeruk yang rasanya mirip kombinasi jeruk Mandarin dan lemon.

Buah ini banyak dikonsumsi di Jepang, China, dan Korea. Jadi, wajar saja kalau rasanya asing di lidah kita.

Sekilas, baunya mengingatkan Masato dan Sharla terhadap produk minuman beralkohol, Green Sands. Untuk Ernia dan Indra, Yuzu Tea sama sekali tidak terasa seperti teh, tapi hanya seperti sari buah saja.

Teh ini langsung booming  saat pertama kali dirilis karena harganya murah, yakni Rp 2.500 saat itu. Setelahnya, banyak bermunculan produk-produk teh baru dengan harga murah di kisaran Rp 3000-4000.

Meski harganya murah, tapi Teh Pucuk punya rasa dan aroma yang khas. Buktinya, Ruth langsung bisa menebak apa merk teh ini hanya dari aromanya. Lucunya, Masato justru bilang kalau warna dan aromanya mirip air cincau, bukannya teh. 

Dari enam orang yang mencicipi kelima teh tersebut, Masato, Sharla, Ruth, dan Indra memilih Teh Kotak sebagai teh kemasan favoritnya. Sedangkan, Ernia dan Putrian memilih Teh Botol Sosro. 

Mau lihat keseruan mereka cobain beberapa merek teh? Simak videonya berikut ini:

Kalau kamu, lebih suka teh yang mana nih? Menurut kamu, mana yang lebih enak, teh produk lokal atau impor? Beri jawaban di kolom komentar ya!