ilustrasi kolak pisang ( Agus Yuniarso, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Kolak biasa dimasak ketika menjelang berbuka puasa di bulan Ramadhan. Makanan tradisional ini berkuah santan dengan campuran gula merah. Isian kuahnya bisa beraneka macam, mulai dari pisang, ubi, singkong, kolang-kaling, dll..
Kolak juga memiliki makna yang dalam. Nama kolak diyakini berasal dari kata khalaqa (menciptakan) atau khaliq (pencipta). Penamaan ini diambil dengan tujuan siapa pun yang memakan kolak akan teringat kepada Sang Pencipta.
Isian kuah kolak juga bukan sembarang isian. Misalnya, kita sering melihat kolak dengan isian pisang. Pisang yang digunakan biasanya jenis pisang kapok. Di mana, pisang ini memiliki arti "kapok". Maknanya, kita harus kapok dan bertaubat atas dosa yang pernah kita lakukan.
Pada contoh lain, kolak juga memakai isian ubi jalar atau telo pendem. Ubi ini memiliki makna bahwa kita harus mengubur segala kesalahan yang telah kita lakukan. Sehingga ketika berbuka dengan kolak, kita seolah diingatkan untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Kebiasaan berbagi kolak juga merupakan kebiasaan yang memiliki makna harus banyak melakukan kebaikan.