Sangat mudah menemukan kuliner satu ini di Jogja. Itulah mengapa Jogja juga disebut kota Gudeg. Mungkin sudah banyak juga dari kamu yang pernah mencoba beberapa gudeg yang cukup populer di Kota Pelajar ini. Tapi asal kamu tahu, ada beberapa gudeg yang gak biasa di Jogja.
Bagi kamu yang ingin sedikit blusukan dan mencoba gudeg yang nggak kalah enaknya, ini 6 gudeg yang wajib banget kamu coba!
Banyak orang mengatakan Gudeg Mbah Lindu adalah gudeg tertua di Jogja. Ia sudah berjualan gudeg sejak Jepang masih menduduki berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini Mbah Lindu sudah cukup sepuh, yakni 96 tahun. Nenek yang bernama asli Setyo Utomo ini setiap harinya berjualan di jalan Sosrowijayan di depan Hotel Grage Ramayana. Setiap hari Mbah Lindu berjualan dari pukul 05.00 hingga 10.00 pagi.
Gudeg basah buatan Mbah Lindu rasanya juga istimewa, tidak terlalu manis seperti gudeg kebanyakan. Harganya mulai dari Rp15 ribu hingga Rp25 ribu, tergantung lauk yang kamu pilih.
Selanjutnya ada di pasar Kluwih, Suryoputran, Panembahan, Kecamatan Keraton. Di sini kamu akan menemukan gudeg basah buatan Bu Niek yang sudah populer di sana. Bu Niek berjualan menggunakan gerobak sederhana. Rasanya juga sangat khas, tidak terlalu manis dan sedikit pedas dari sambel horeng kreceknya.
Untuk lauknya kamu juga bisa memilih sesuai selera, ada ayam suwir, telur, gorengan, dan lainnya. Satu porsi gudeg ayam suwir dibanderol mulai dari harga Rp8 ribu saja. Tapi itu juga tergantung dari lauk yang kamu inginkan. Setiap hari Bu Niek berjualan dari pagi pukul 05.00 sampai habis (biasanya sebelum siang sudah ludes, lho!).
Beda lagi dengan gudeg satu ini, kalau pada umumnya kamu menemukan gudeg dengan rasa manis, kalau gudeg milik Bu Tinah rasanya bener-bener pedas. Bahkan pedasnya bikin nagih hingga tiap hari kamu harus antre untuk bisa menikmati gudeg lezat ini.
Setiap hari Bu Tinah jualan gudeg merconnya mulai pukul 21.00 di Jalan Asem Gede, Kranggan. Untuk harganya juga cukup murah, mulai dari Rp15 ribu saja. Banyak juga lauk yang bisa dijadikan pilihan, ada ayam kampung, telur, sate daging, gorengan, dan lainnya.
Gudeg Bu Joyo juga sudah ada sejak zaman Jepang menjajah Indonesia. Saat ini usahanya diteruskan oleh Mulyani, yang menjadi generasi ketiga. Lokasinya ada di beberapa tempat, yakni di Gedongkuning, pasar Sentul, dan depan Puskesmas Umbulharjo.
Gudeg Bu Joyo adalah gudeg basah dengan rasa legit dan gurih. Lauknya juga beragam, ada ayam kampung, telur, ati ampela, dan lainnya. Harganya mulai dari Rp10 ribu saja dan buka dari pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.
Kalau biasanya gudeg dibuat dengan nangka muda, maka gudeg buatan Bu Seneng ini kamu akan merasakan citarasa yang berbeda. Gudeg ini dibuat dari bunga kelapa yang masih muda. Bisa dibilang gudeg ini cukup langka. Namun meski begitu, rasanya juga tak kalah enak. Ada sensasi yang berbeda karena bahan dasarnya. Rasanya gurih dan tidak terlalu manis.
Agar rasa lebih nendang, kamu bisa menambahkan sambel terasi. Harganya juga murah, mulai dari Rp 10 ribu saja. Buka dari pukul 06.00 pagi hingga habis. Yuk datang ke Dusun Mangiran, Desa Trimurti, Srandakan, Bantul (depan Pasar Mangiran).
Terakhir ada Gudeg Pawon, lokasinya ada di jl. Jaturan, No. 36, Umbolharjo. Di sini kamu akan merasakan sensasi makan gudeg yang berbeda. Kalau biasanya kamu makan di tempat seperti restoran atau warung, di sini kamu akan menyantap gudeg langsung dari pawon atau dapur.
Kalau datang ke sini jangan kaget karena kamu harus antre, jadi perlu sabar. Harganya mulai dari Rp 20 ribu, tergantung lauknya (ayam kampung, telur, dll). Gudeg Pawon buka pukul 22.00 hingga habis (biasanya pukul 24.00 sudah ludes).
Nah itu tadi beberapa ragam gudeg yang anti-mainstream. Kalau kamu lagi main ke Jogja dan berburu gudeg, jangan lupa cicipi salah satu gudeg di atas ya!