Lezat Banget! Ini 6 Roti Lawas yang Rasanya Melegenda

Roti tradisional peninggalan zaman kolonial Belanda ini memiliki nama yang berbeda di beberapa daerah. Masyarakat Betawi menyebutnya roti gambang sedangkan di Semarang dikenal dengan roti ganjel rel karena bentuknya seperti balok bantalan rel.

Kekhasan dari roti ini adalah teksturnya yang sedikit alot dan keras berbeda dengan roti kebanyakan yang bertekstur lembut. Rasa gula aren dan kayu manis yang dominan ditambah dengan taburan wijen diatasnya membuat roti ini terasa unik di lidah.

Karena teksturnya yang agak keras, roti ini juga nikmat dicelup ke dalam teh dan kopi. Beberapa toko roti legendaris di Jakarta seperti Lauw dan Tan Ek Tjoan masih menjualnya.

Sedangkan di Semarang, roti ini juga tersedia di toko pusat oleh-oleh seperti Toko Oen.

Di Madiun, roti bluder menjadi salah satu oleh-oleh yang wajib dibawa bila berkunjung kesana. Salah satu yang sangat terkenal adalah Bluder Cokro.

Roti ini memiliki bentuk segi empat dengan bagian atas yang menggembung. Teksturnya yang sangat lembut merupakan keistimewaan dari roti ini.

Walaupun terdapat banyak varian filling, rasa original masih tetap menjadi primadona. Konon roti ini masih dibuat dengan cara yang tradisional yaitu digeblok (dibanting).

Sehingga teksturnya menjadi lembut. Penggunaan kuning telur sebagai pewarna alami juga menjadi kekhasan roti ini.

Berbeda dengan roti lainnya yang terbuat dari tepung terigu, roti kecik berasal dari tepung beras ketan yang disangrai sehingga aman dikonsumsi oleh anak autistik. Roti kesukaan Sinuhun Pakubuwono X ini memiliki ukuran sebesar ibu jari dengan tekstur yang keras.

Roti kecik pertama kali dibuat oleh Nyah Ganep untuk hidangan di kerajaan. Pada tahun 1881, Beliau mendirikan Perusahaan Roti Ganep dengan produk khasnya roti kecik.

Sehingga sampai sekarang terkenal dengan Roti Kecik Ganep. Kalau kalian ke Solo, jangan lupa untuk mencobanya ya.

Disebut roti tapal kuda karena bentuknya yang melengkung mirip dengan tapal kuda. Jika dilihat, roti ini seperti croissant ala Indonesia.

Roti manis dan lembut ini diolesi dengan telur dan susu cair saat memanggangnya. Hampir di semua toko roti legendaris pasti menjual roti ini, sebut saja toko roti Lauw dan Tan Ek Tjoan di Jakarta, Bogor Permai sampai dengan Priangan di Sukabumi.

Siapa yang pernah makan roti ini tapi gak tahu namanya? Atau siapa yang ngira kalau nama roti ini berasal dari Eropa?

Kenyataannya Bagelen adalah nama daerah di Purworejo, Jawa Tengah yang dipercaya menjadi daerah asal dari roti ini. Roti bagelen berasal dari roti manis yang biasanya berbentuk bulat atau lonjong dan dibelah menjadi dua lalu dioleskan roomboter dan dipanggang.

Rasanya yang manis, gurih dan garing menjadikannya cocok sebagai teman minum teh atau kopi. Saat ini, pabrik roti bagelen sendiri sudah banyak tersebar di Pulau Jawa dari yang skala kecil sampai dengan yang besar.

Nah, kalau yang ini merupakan makanan yang wajib ada dalam tradisi pernikahan adat Betawi. Bentuk buaya merupakan simbol kesetiaan bagi masyarakat Betawi, karena mereka percaya bahwa buaya hanya kawin dengan satu betina sepanjang hidupnya.

Roti buaya merupakan roti manis yang berbentuk sepasang buaya yang dibawa oleh mempelai pria untuk mempelai wanita. Nantinya, roti ini akan dipotong dan dibagikan pada orang yang belum menikah dengan harapan agar segera mendapatkan jodoh.

Akan tetapi, karena roti ini tergolong langka, hampir setiap orang pasti ingin mencicipinya. Roti ini bisa dipesan di Toko Lauw atau Tan Ek Tjoan.

Terbukti sesuatu yang berkualitas tentunya akan tetap bisa bertahan walaupun zaman sudah berubah. Roti lawas tak perlu khawatir akan kehilangan penggemarnya, karena kesederhanaan rasanya yang justru menjadi kelebihan yang tidak dimiliki oleh roti kekinian.