potret wedangan dengan penataan ala kafe di Solo (dok. pribadi/Fatma R.N.)
Dulu, wedangan berupa gerobak yang didorong atau dipikul dan dibawa keliling. Kini lebih beragam, kamu bisa menjumpai wedangan berupa gerobak di teras atau halaman rumah. Kemudian dikelilingi bangku panjang untuk pelanggan, mirip dengan angkringan.
Beberapa lagi seperti pedagang kaki lima yang ditutupi dengan kain atau terpal bertuliskan nama wedangannya. Penataannya masih sama, menggunakan gerobak yang menyajikan aneka menu tradisional. Kamu gak perlu pesan makanan, sebab sistemnya prasmanan.
Wedangan yang lebih modern, biasanya memiliki area cukup luas dengan penataan ala kafe. Namun, tetap mempertahankan adanya gerobak dengan aneka menu tradisional yang disajikan secara prasmanan. Bedanya, lebih banyak menampung pelanggan, lebih kekinian, dan hiburan tambahan seperti live music.
Wedangan tradisional biasanya lebih digandrungi masyarakat setempat yang berusia paruh baya hingga lansia. Lain halnya dengan wedangan yang lebih modern, kerap kali menjadi jujukan kawula muda. Suasananya memang berbeda, tapi tetap mempertahankan ciri khas dan fungsi sebagai ruang sosial masyarakat.
Sekarang kamu sudah lebih tahu apa itu wedangan yang banyak dijumpai di Solo. Tempat nongkrong lokal tersebut sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda asal Jawa Tengah, lho.
Jadi, tertarik untuk ngeteh di wedangan?