Perbedaan Timun Lokal, Timun Jepang, dan Zucchini

Timun merupakan salah satu jenis sayuran yang mudah dijumpai dan kerap dikonsumsi orang Indonesia. Teksturnya yang renyah dengan kandungan air cukup banyak, timun kerap disantap sebagai lalapan atau pendamping makanan berminyak dan berbumbu rempah. Misalnya seperti penyetan dan ayam bakar. Tak jarang juga dijadikan salad dan acar yang menyegarkan.
Saat berbelanja di pasar atau supermarket, ada beberapa jenis timun yang kemungkinan akan kamu temui. Ada timun lokal, timun jepang (kyuri), hingga zucchini. Sekilas ketiganya terlihat sama. Namun, ketika diperhatikan lebih saksama, kamu bakal menemukan perbedaannya.
Wah, kira-kira apa saja perbedaan timun lokal, timun jepang, dan zucchini? Kalau penasaran, simak informasinya di bawah ini, yuk!
1. Warna kulit

Perbedaan pertama antara timun lokal, timun jepang, dan zucchini adalah warna kulitnya. Timun lokal memiliki warna kulit campuran, yakni hijau muda dan hijau tua yang tidak merata, serta ada beberapa garis membujur. Di bagian kulitnya juga terdapat lapisan lilin alami yang membuatnya tampak kusam. Lapisan ini berfungsi melindungi buah dari kekeringan dan serangan hama.
Kulit timun Jepang atau kyuri berwarna hijau tua, agak berkilau, dan merata di seluruh permukaannya. Sementara itu, warna zucchini lebih beragam, tergantung varietasnya. Ada yang hijau tua seperti timun Jepang, hijau kusam seperti timun lokal, hingga hijau kekuningan.
2. Bentuk

Perbedaan selanjutnya adalah bentuk. Timun lokal biasanya berbentuk lebih pendek dan agak gemuk jika dibandingkan dengan timun Jepang dan zucchini. Sedangkan, timun Jepang berbentuk panjang dan ramping. Genggaman tangan orang dewasa bisa melingkarinya.
Bentuk zucchini lebih bervariasi, tergantung varietasnya. Zucchini hijau bentuknya panjang dan agak ramping, tetapi tidak seramping timun jepang. Sedangkan, zucchini berwarna hijau kusam, bagian atasnya ramping dan bagian bawahnya agak lebar.
3. Biji

Timun lokal memiliki biji yang banyak dan ukurannya cukup besar, tetapi teksturnya empuk. Bagian yang dekat biji cenderung lembek, sehingga harus hati-hati saat mengirisnya.
Timun Jepang juga memiliki biji, tetapi tidak sebanyak timun lokal. Bagian yang dekat biji ini masih cenderung padat, sehingga aman saat diiris. Biji zucchini tak jauh berbeda dengan timun Jepang, yakni tidak terlalu banyak dan cukup padat.
4. Tekstur dan rasa

Tekstur dan rasa timun lokal, timun Jepang, dan zucchini itu beda, lho. Timun lokal punya tekstur renyah dengan kadar air yang tinggi, membuatnya segar saat dimakan langsung. Rasanya juga cenderung ringan, sedikit manis, dan terkadang ada rasa agak pahit di bagian ujungnya.
Timun Jepang rasanya lebih manis dengan daging yang padat, tetapi tetap segar saat digigit. Zucchini juga bertekstur padat, tetapi akan lembut ketika dimasak. Rasanya cenderung netral dan ringan.
5. Pengolahan

Karena kandungan airnya banyak, timun lokal cocok dijadikan lalapan atau pendamping makanan berbumbu rempah dan berminyak. Tak jarang, timun ini juga jadi campuran minuman. Misalnya seperti jus, infused water, atau es kuwut. Timun ini kurang cocok dimasak dalam waktu lama, karena bakal cepat layu.
Kadar air timun Jepang jauh lebih sedikit dibandingkan timun lokal, tetapi bakal tetap menyegarkan saat dimakan mentah. Timun ini sering dijadikan isian sushi atau kimbap, hingga jadi isian sup.
Sementara itu, zucchini paling fleksibel dibandingkan dua timun lainnya. Kandungan airnya juga tidak banyak, sehingga sering diolah dengan berbagai metode, seperti dipanggang, ditumis, hingga diserut.
Nah, sekarang kamu sudah tahu perbedaan timun lokal, timun Jepang, dan zucchini. Jangan bingung lagi saat belanja di pasar tradisional atau supermarket, ya!
Dari ketiga jenis timun tersebut, kamu paling suka yang mana? Tulis di kolom komentar, ya!