Potret Restaurant of Mistaken Orders (mistakenorders.com)
Para lansia yang menjadi pelayan di The Restaurant of Mistaken Orders ini ternyata kerap sering salah mencatat pesanan para tamu. Tentu saja bukan disengaja, melainkan karena penyakit demensia itu sendiri.
Bahkan, restoran tersebut mengklaim hampir 40 persen pesanan yang tercatat salah. Meski demikian, 99 persen tamu mengaku merasa bahagia, dan 95 persen tamu bisa memahami bagaimana keadaan para lansia penderita demensia tersebut.
Potret Restaurant of Mistaken Orders (mistakenorders.com)
Melansir dari JapanGo, Shiro Oguni memulai konsep restoran seperti ini berdasarkan pengalamannya sendiri yang pernah berkunjung ke panti jompo. Ia memesan burger, tapi bukan burger yang datang, melainkan seporsi gyoza.
Bukannya marah atau kecewa, Oguni berpiki untuk tetap menghormati makanan yang sudah diantarkan kepadanya dan menerima gyoza tersebut.
Dari situlah, Oguni mengonsepkan sebuah restoran pop-up dengan para pekerja lansia yang demensia. Restorannya pun diberi nama The Restaurant of Mistaken Orders, yang artinya restoran salah pesanan.
Nama tersebut juga menggambarkan hasil kerja para lansia yang kerap salah mencatat atau mengantarkan makanan.
Potret Restaurant of Mistaken Orders (mistakenorders.com)
The Restaurant of Mistaken Orders dimulai pada 2017 dan hanya muncul di beberapa kesempatan saja. Melansir dari situs resminya, Restaurant of Mistaken Orders pernah muncul di restoran Ryuko yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang pada tahun 2019.
Tak cukup sampai di situ, restoran ini juga memenangkan beberapa penghargaan nasional dan Internasional juga, lho. Dalam tayangan YouTube The Restaurant of Mistaken Orders, terlihat para lansia tersebut juga sering mengulang-ulang pesanan yang diminta para tamu.
Ya, meski dibilang tak sempurna, tapi buktinya para tamu tetap merasa senang. Pihak restoran pun menjamin makanan yang mereka suguhkan akan terasa sangat lezat, meski salah pesan.
Di video tersebut, terlihat juga para pelayan lansia tampak tak berhenti senyum serta tawa, karena mereka turut membawa kebahagian untuk para tamu restoran.
Wah, ternyata konsep unik gak melulu soal tempat atau menu makanannya, tapi juga pada pelayanannya itu sendiri. Ke depannya bakal ada restoran berkonsep unik apa lagi, ya?