Ini Lho Toko Roti Pertama di Indonesia, Ada di Purwokerto. Sudah Tahu?

Begini sejarah awal berdirinya Roti GO.

noerazhka.com

Roti GO untuk pertama kalinya dibuka oleh pemiliknya yang merupakan pasangan suami istri, Go Kwe Ka dan istrinya Oei Pak Ke Nio. Sebutan roti GO diambil dari nama depan sang suami.

Saat ini, toko roti GO dikelola oleh Rosani Wiogo beserta sang suami, Pararto yang merupakan cucu dari sang pendiri.

Kesan sederhana dan bersih.

kompasiana.com

Meskipun telah banyak toko roti modern yang melebarkan sayapnya, roti GO tetap mempertahankan nilai sejarah. Suasana toko yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman 724, Purwokerto tidak pernah melakukan renovasi untuk merubah bangunan.

Akan tetapi, suasananya yang bersih dan sederhana menjadi daya tarik sebagai satu-satunya toko roti klasik di kotanya. Tentu saja, usianya yang sudah memasuki satu abad lebih menjadi spesial khususnya bagi pendatang.

Mempertahankan resep tradisional tanpa pengawet.

travelingyuk.com

Dengan memegang prinsip menjaga kualitas lebih baik dibanding mendapat keuntungan besar, olehnya roti GO selalu membuang sisa produksi setiap malamnya. Hal ini dikarenakan semua roti yang dibuatnya tidak mengandung bahan pengawet, pemanis, pengembang hingga pewarna apapun.

Tak heran kalau pembeli hanya dapat menyimpan roti GO selama 40 jam. Uniknya lagi, produksi yang dilakukan setiap hari diolah melalui tangan-tangan profesional dengan bahan alami.

Bermacam varian roti bisa kamu temui di sini.

foursquare.com

Kalau pada jaman dahulu, roti GO hanya menjual roti manis, roti sobek dan roti tradisional. Saat ini, varian yang diproduksi sudah bermacam-macam. Mulai yang sederhana seperti pisang, kismis, cokelat hingga sosis maka tak heran kalau pengunjung dapat menemukan 80 varian roti dan 10 varian cake.

Namun, jangan lupa untuk tetap membeli roti khas mereka yaitu kopi-brood dan roti sobek isi ayam kampung. Kisaran harga yang ditawarkan tidaklah mahal untuk roti dengan kualitas teratas dan legendaris yaitu mulai Rp3.000,- hingga Rp6.000,-

Susah untuk dijadikan oleh-oleh.

imgrum.org

Sayangnya, ketahanan roti yang hanya 40 jam maka banyak pembeli yang mengeluhkan karena tak bisa membawa roti GO sebagai oleh-oleh jarak jauh. Namun, sampai saat ini rupanya pemilik generasi ketiga ini tidak pernah memikirkan hal tersebut. Baginya, kualitas tetaplah yang nomer satu. Bahkan terkadang ada pembeli yang langsung menikmati di toko roti GO ketika roti baru saja selesai dibuat. Wah, kebayangkan nikmatnya.

Terancam tutup.

warbiyasak.com

Sayangnya, kabar sedih harus muncul lantaran pemilik generasi ketiga telah memasuki usia 60. Maka dari itu, pengelola toko harus berganti namun semua anak Pararto dan Rosani sebagai generasi keempat belum ada yang bersedia meneruskan. Mereka lebih suka menekuni bisnis di bidang lainnya. Mungkin pengelolaan akan diturunkan ke saudara terdekat. Doakan tidak tutup ya!