4 Fakta Kopitiam, Budaya Ngopi Malaysia yang Eksis Sejak 1800-an
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi pencinta kopi, pasti sudah tak asing dengan istilah kopitiam 'kan? Meski sangat populer di Indonesia, budaya ngopi ini rupanya berasal dari negara tetangga Malaysia sejak 1800-an yang masih eksis hingga sekarang di tengah gempuran berbagai kafe modern.
Dengan sejarah yang cukup panjang, tentunya apa pun soal budaya kopitiam selalu menarik untuk dibahas. Tetap eksis selama ratusan tahun, berikut ini sederet fakta tentang kopitiam, budaya ngopi Malaysia yang populer di Indonesia hingga Malaysia. Check this out!
1. Awal mulanya terciptanya kopitiam
Dulunya, kedai-kedai kopi bernama kopitiam di Malaysia tak luput dari peran imigran Cina yang berbicara dengan dialek Hokkien hingga Kanton. Saat itu, Malaysia dianggap sebagai salah satu negara yang menjanjikan dalam segi pertanian dan pertembangan.
Berawal dari situ, kemudian banyak orang Cina yang memilh pindah ke Malaysia untuk bekerja di berbagai sektor, termasuk hotel dan restoran. Bahkan beberapa orang Hainan diketahui bekerja sebagai koki di kantin militer Inggris kala itu.
Sayangnya pada akhir Perang Dunia II, terjadi krisis ekonomi yang parah sehingga banyak orang yang kemudian kehilangan pekerajaannya di hotel maupun restoran yang dipegang oleh orang Eropa. Nah, inilah awal mula banyak bermunculan kopitiam.
2. Menu makanan dan makanan kopitiam sangat terjangkau dan sesuai selera orang Melayu
Karena sudah memiliki banyak pengalaman bekerja di restoran dan hotel, orang Hainan pun memutuskan untuk membuka kedai kopi kecil yang diberi nama kopitiam yang berasal dari kata "kopi" dalam bahasa Melayu, dan "tiam" dari bahasa Hokkien.
Dulunya, pasar kopitiam hanya menyasar orang-orang dengan penghasilan rendah karena harga menu minuman dan makanan yang ditawarkan pun sangat murah. Kopitiam memiliki ciri khas pada penggunaan meja putih, cangkir, hingga piring keramik.
Selain itu, menu minuman hingga makanan yang ditawarkan juga menyesuaikan dengan orang-orang Melayu seperti kopi dengan susu kental manis, roti dengan selai kacang, dan telur setengah matang. Hal ini berbeda dengan kedai kopi modern seperti sekarang.
Editor’s picks
Baca Juga: Kenapa Kopitiam Mulai Menjamur di Indonesia? Ini Alasannya!
3. Kopitiam mulai berkembang pesat pada tahun 1960-an di Malaysia
Ternyata usaha kopitiam ini sangat menanjikan, lho. Bahkan puluhan tahun berselang usai Perang Dunia II, kedai kopi tradisional yang sederhana ini berkembang pesat dengan hampir di setiap sudut kota di Malaysia memiliki kopitiam di tahun 1960-an.
Namun, tentunya menu makanan dan makanan yang ditawarkan tetap sama, kopi dengan susu kental manis. Selain itu, roti hanya diberi selai sederhana dengan telur setengah matang yang disajikan dengan bubuk lada.
Beberapa kopitiam tertua di Malaysia masih beroperasi hingga sekarang. Salah satunya adalah Yut Sun di Perak yang buka sejak 1921. Lalu, ada White House Kopitiam di Kelantan yang eksis sejak 1935.
4. Awal mula penyebaran kopitiam di Indonesia dan Malaysia
Kopitiam kemudian sangat populer di Singapura karena pada abad ke-18, banyak imigran dari Asia, terutama Cina yang pindah ke sana. Selain itu, Malaysia dan Singapura yang begitu dekat membuat penyebaran kopitiam semakin pesat di sana.
Namun, penyebaran kopitiam terbilang sedikit berbeda di Indonesia, tidak terlalu merata seperti di Singapura dan Malaysia. Di Indonesia sendiri, kopitiam pertama kali bermula di Singkawang, dekat Pontianak pada awal tahun 1930-an.
Setelah itu, barulah menyebar di pulau Sumatera seperti di Bangka-Belitung, Pekanbaru, Bandar Lampung, Medan, hingga Kepulauan Riau. Hal ini karena penyebaran keturunan Tionghoa cukup banyak di sana.
Nah dengan beberapa fakta di atas, kini kamu sudah mengetahui sejarah dan awal mula budaya kopitiam yang berasal dari Malaysia. Meski telah berusia ratusan tahun, kopitiam nyatanya masih eksis hingga sekarang di Indonesia, lho.
Baca Juga: 5 Perbedaan Kopitiam dan Kafe Kopi, Bukan Cuma Namanya Aja, lho!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.